TEMPO.CO, California - Sphinx yang muncul dalam film blockbuster produksi tahun 1923, The Ten Commandments, ditemukan. Benda purbakala itu tersembunyi selama lebih dari 90 tahun di bawah bukit pasir di Guadalupe, California, Amerika Serikat.
"Masyarakat akan melihat sphinx pada awal tahun depan setelah selesai direkonstruksi," kata Doug Jenzen, Direktur Eksekutif Guadalupe-Nipomo Dunes Center, seperti dikutip dari Livescience, Senin, 20 Oktober 2014.
Sphinx setinggi sekitar 4,6 meter ini merupakan satu dari 21 sphinx yang berjajar di jalan menuju Kota Firaun dalam film The Ten Commandments. Film yang disutradarai oleh Cecil B. DeMille ini kemudian dibuat ulang pada 1956 dengan memunculkan Charlton Heston sebagai Musa.
Jenzen mengklaim The Ten Commandments merupakan film dengan set terbesar yang pernah ada. Alasannya, pembuatan film tersebut tak memakai efek khusus. "Jadi, jika semua terlihat besar, karena memang semuanya dibuat besar," ujarnya. Kru film membangun tubuh sphinx di Los Angeles. Kemudian, patung bertubuh singa dan berkepala manusia itu dipotong dan dirangkai ulang di Guadalupe.
Menurut Jenzen, yang mengutip cerita beberapa kru film itu, set dikubur di bawah padang pasir menggunakan dinamit. Kemudian, angin, hujan, dan badai pasir semakin mengubur set tersebut. Kru film tersebut membantu proses penggalian yang dimulai pada 2012. (Baca juga: Diprotes Mesir, Replika Sphinx di Cina Dibongkar)
Baca juga:
"Kami melihat dan menonton film pada malam untuk mencari tahu apa yang akan kami temukan," ujar M. Collen Hamilton, manajer program arkeologi sejarah di Applied Earth Works di California.
Penggalian pertama dilakukan pada 1990-an, ketika Dunes Center menyisir situs film tersebut. Mereka menemukan beberapa artefak kecil, termasuk kaleng tembakau dan botol sirup obat batuk. "Hanya, benda-benda seperti itu bukan set penting dalam pembuatan film," kata Hamilton. (Baca juga: Kaki Sphinx Ditemukan di Israel)
Pada 2012, Dunes Center mengundang kelompok arkeologi untuk mensurvei set raksasa tersebut. Saat itu, arkeolog menemukan kepala sphinx seukuran meja biliar. Lantas, tim menggali bagian bawah kepala yang sekarang dipajang di Dunes Center. Dua tahun kemudian, Applied Earth Works menyelesaikan proyek penggalian tersebut.
"Situs ini pada dasarnya terkubur karena erosi," ujar Hamilton. Angin, menurut Hamilton, membantu penemuan tubuh sphinx lain. Namun pasir telah mengisi bagian dalam yang berongga.
Sepanjang 6-14 Oktober ini, tim yang dipimpin oleh arkeolog dari Applied Earth Works, Khoold Abdo Hintzman, menggali dengan hati-hati tubuh sphinx ini. Untuk menjaga tubuh sphinx agar tetap utuh, arkeolog membungkusnya dengan kain katun tipis yang direndam dalam bahan kimia. Kemudian, pasir di dalam rongga pelan-pelan diganti dengan busa insulasi.
Tim hanya bisa bekerja beberapa jam setiap hari. Musababnya, kabut tebal mencegah mereka melakukan pekerjaan pada pagi. Adapun penggalian pada sore rentan terganggu angin kencang. Setelah delapan hari menggali, mereka akhirnya berhasil mengeluarkan tubuh sphinx.
Para fan film-film Hollywood akan dapat melihat rekonstruksi tubuh sphinx ini pada pertengahan 2015 bersama kepala yang telah dipamerkan sebelumnya. Film sepanjang tiga jam ini diklaim sebagai bagian dari sejarah. "Film yang paling mahal saat itu dengan biaya sebesar US$ 1 juta," ujar Jenzen.
AMRI MAHBUB
Berita Terpopuler:
Tanpa Ahok, Veronica Kunjungi Jokowi, Ada Apa?
Bertemu Prabowo, Jokowi Dianggap Punya Bank Emosi
Istri Ahok Ungkap Alasan Tak Tinggal di Rumah Dinas Gubernur