Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sphinx dari Film 90 Tahun Lalu Berhasil Diangkat  

image-gnews
Patung sphinx yang ditemukan di dasar laut teluk Aboukir  berhasil diangkat ke permukaan. Situs ini ditemukan tahun 2001 dan sejak saat itu arkeologi berdatangan untuk menelitinya. dailymail.co.uk
Patung sphinx yang ditemukan di dasar laut teluk Aboukir berhasil diangkat ke permukaan. Situs ini ditemukan tahun 2001 dan sejak saat itu arkeologi berdatangan untuk menelitinya. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, California - Sphinx yang muncul dalam film blockbuster produksi tahun 1923, The Ten Commandments, ditemukan. Benda purbakala itu tersembunyi selama lebih dari 90 tahun di bawah bukit pasir di Guadalupe, California, Amerika Serikat.

"Masyarakat akan melihat sphinx pada awal tahun depan setelah selesai direkonstruksi," kata Doug Jenzen, Direktur Eksekutif Guadalupe-Nipomo Dunes Center, seperti dikutip dari Livescience, Senin, 20 Oktober 2014.

Sphinx setinggi sekitar 4,6 meter ini merupakan satu dari 21 sphinx yang berjajar di jalan menuju Kota Firaun dalam film The Ten Commandments. Film yang disutradarai oleh Cecil B. DeMille ini kemudian dibuat ulang pada 1956 dengan memunculkan Charlton Heston sebagai Musa.

Jenzen mengklaim The Ten Commandments merupakan film dengan set terbesar yang pernah ada. Alasannya, pembuatan film tersebut tak memakai efek khusus. "Jadi, jika semua terlihat besar, karena memang semuanya dibuat besar," ujarnya. Kru film membangun tubuh sphinx di Los Angeles. Kemudian, patung bertubuh singa dan berkepala manusia itu dipotong dan dirangkai ulang di Guadalupe.

Menurut Jenzen, yang mengutip cerita beberapa kru film itu, set dikubur di bawah padang pasir menggunakan dinamit. Kemudian, angin, hujan, dan badai pasir semakin mengubur set tersebut. Kru film tersebut membantu proses penggalian yang dimulai pada 2012. (Baca juga: Diprotes Mesir, Replika Sphinx di Cina Dibongkar)

"Kami melihat dan menonton film pada malam untuk mencari tahu apa yang akan kami temukan," ujar M. Collen Hamilton, manajer program arkeologi sejarah di Applied Earth Works di California.

Penggalian pertama dilakukan pada 1990-an, ketika Dunes Center menyisir situs film tersebut. Mereka menemukan beberapa artefak kecil, termasuk kaleng tembakau dan botol sirup obat batuk. "Hanya, benda-benda seperti itu bukan set penting dalam pembuatan film," kata Hamilton. (Baca juga: Kaki Sphinx Ditemukan di Israel)

Pada 2012, Dunes Center mengundang kelompok arkeologi untuk mensurvei set raksasa tersebut. Saat itu, arkeolog menemukan kepala sphinx seukuran meja biliar. Lantas, tim menggali bagian bawah kepala yang sekarang dipajang di Dunes Center. Dua tahun kemudian, Applied Earth Works menyelesaikan proyek penggalian tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Situs ini pada dasarnya terkubur karena erosi," ujar Hamilton. Angin, menurut Hamilton, membantu penemuan tubuh sphinx lain. Namun pasir telah mengisi bagian dalam yang berongga.

Sepanjang 6-14 Oktober ini, tim yang dipimpin oleh arkeolog dari Applied Earth Works, Khoold Abdo Hintzman, menggali dengan hati-hati tubuh sphinx ini. Untuk menjaga tubuh sphinx agar tetap utuh, arkeolog membungkusnya dengan kain katun tipis yang direndam dalam bahan kimia. Kemudian, pasir di dalam rongga pelan-pelan diganti dengan busa insulasi.

Tim hanya bisa bekerja beberapa jam setiap hari. Musababnya, kabut tebal mencegah mereka melakukan pekerjaan pada pagi. Adapun penggalian pada sore rentan terganggu angin kencang. Setelah delapan hari menggali, mereka akhirnya berhasil mengeluarkan tubuh sphinx.

Para fan film-film Hollywood akan dapat melihat rekonstruksi tubuh sphinx ini pada pertengahan 2015 bersama kepala yang telah dipamerkan sebelumnya. Film sepanjang tiga jam ini diklaim sebagai bagian dari sejarah. "Film yang paling mahal saat itu dengan biaya sebesar US$ 1 juta," ujar Jenzen. 

AMRI MAHBUB

Berita Terpopuler:
Tanpa Ahok, Veronica Kunjungi Jokowi, Ada Apa?
Bertemu Prabowo, Jokowi Dianggap Punya Bank Emosi
Istri Ahok Ungkap Alasan Tak Tinggal di Rumah Dinas Gubernur

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

11 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

30 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

31 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

35 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

35 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

36 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

53 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.