TEMPO.CO, Istanbul - Tim arkeolog yang menggali di Turki menemukan alat batu berumur 1,2 juta tahun. Sepotong batu serpihan yang ditemukan di Kota Gediz itu merupakan bukti dari keberadaan manusia purba yang pernah hidup di tanah itu.
Para peneliti mengklaim potongan alat batu itu dapat membantu banyak ahli arkeologi mengungkap migrasi manusia purba dari Afrika. "Temuan ini merupakan salah satu bukti migrasi," kata Danielle Schreve, arkeolog dari Royal Holloway University of London, seperti dikutip dari Livescience, Rabu, 31 Desember 2014.
Alat batu ialah bukti paling nyata tentang tradisi dan peradaban manusia purba. Schreve beranggapan, proses pembuatan alat batu dapat menggambarkan kecerdasan dan gaya hidup nenek moyang manusia.
Alat batu tertua yang pernah ditemukan berumur 2,6 juta tahun. Gaya pembuatan alat batu dari zaman itu disebut teknik Oldowan, diambil dari nama tempat Olduvai Gorge di Tanzania, tempat batu tersebut ditemukan. Mengacu pada Smithsonian Museum of Natural History, pada 1,7 juta tahun selanjutnya manusia purba jenis Homo erectus membuat alat yang lebih canggih, seperti kapak tangan.
Schreve mengatakan, banyak serpihan yang ditemukan di Turki berada di sedimen yang sulit dilacak umurnya. Temuan menarik baru dijumpai saat dia dan timnya menggali di Lembah Gediz, tempat artefak lainnya ditemukan. (Baca: Pabrik Anggur Kuno Ditemukan di Israel)
Tim lantas menganalisis rasio isotop argon, atom dari unsur yang sama dengan jumlah neutron berbeda, dari aliran lava yang secara berkala keluar dari lembah. Mereka juga menganalisis orientasi mineral organik.
Dengan menggabungkan kedua pengukuran ini, tim memperkirakan alat batu yang mereka temukan berumur 1,17-1,24 juta tahun. Bukti pendukung lainnya yakni tengkorak H. erectus yang ditemukan di Situs Kocabas, Turki. Analisis rasio isotop tengkorak tersebut yang dilakukan belakangan mengungkap umur 1,1-1,3 juta tahun. (Baca: Fosil 'Kingkong Jawa' Ditemukan di Tegal)
Dengan merekonstruksi kehadiran manusia purba di daerah tersebut, tim peneliti dapat menelusuri jalur migrasi kuno dari Afrika. Temuan ini akan dipublikasikan secara online dalam jurnal Quaternary Science Reviews edisi Februari 2015.
LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB
Berita Lain:
Kadispenal Bantah Penemuan 40 Korban Air Asia
Duka Air Asia, Ngunduh Mantu Raffi Ahmad Dikecam
Setahun, Kapolri Empat Kali Diberhentikan Polantas