TEMPO.CO, Pittsburgh - Para ilmuwan menetapkan ambang batas baru bagi kategori umur dewasa. Berdasarkan hasil riset terbaru tim peneliti dari Pittsburgh School of Medicine, seseorang belum menjadi dewasa sampai menginjak usia 25 tahun.
Beatriz Luna, seorang psikiater dari Pittsburgh School of Medicine, mengatakan keinginan remaja mencari sensasi dan kebaruan mulai meningkat ketika mereka hidup mandiri dan tidak lagi tinggal bersama orang tua atau keluarga. Sebelumnya, keinginan ini dianggap mencapai puncak pada 15 tahun--usia dewasa di Amerika Serikat.
Namun, studi terbaru Luna dan timnya menyatakan batas usia dewasa seseorang merentang jauh melampaui itu. Kunci utama temuan ini adalah bukti hiper-aktivitas di bagian otak yang dikenal sebagai striatum, yang dirangsang oleh penghargaan dan berlanjut sampai pertengahan usia dua puluhan.
Sebelumnya diperkirakan bahwa "tanggung jawab orang dewasa", seperti menjalani pekerjaan tetap, membayar tagihan, dan berkeluarga akan menghentikan efek hiper-aktivitas pada otak. "Tetapi ternyata orang-orang yang melewati ambang batas kedewasaan umumnya berumur mendekati 25 tahun," kata Luna seperti dikutip laman Independent, Jumat, 20 Februari 2015.
Pada remaja, bagian otak yang menentukan keinginan mencari sensasi atau berpetualang bekerja sama dengan "pusat perencanaan" otak atau korteks prefrontal untuk mendorong rasa ingin tahu dan keinginan mencoba hal baru. "Keinginan mencari informasi dan hal-hal baru terbukti dijumpai pada manusia dan seluruh spesies," kata Luna.
Luna masih memperdalam penelitian untuk menemukan seberapa jauh perubahan aktivitas otak terhadap rentang masa dewasa manusia. Ia memperkirakan masa dewasa bisa mencapai usia tiga puluhan. Ketika memasuki masa dewasa inilah manusia dituntut untuk lebih bertanggung jawab--sikap yang kurang menonjol ketika masa kanak-kanak dan remaja. "Tapi setidaknya kini manusia mempunyai waktu lebih lama untuk bermain-main," Luna menuturkan.
MAHARDIKA SATRIA HADI