TEMPO.CO, Jakarta - Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk buang air besar atau pup? Jawabannya bergantung pada posisi.
Dalam suatu eksperimen, seseorang hanya membutuhkan 51 detik untuk mengeluarkan isi perut mereka dengan cara jongkok. Adapun buang air dengan posisi duduk memerlukan waktu 130 detik.
"Posisi jongkok memudahkan orang buang air," ujar Dov Sikirov, ilmuwan yang memimpin eksperimen terhadap kasus ini, seperti dikutip Medical Daily. Penelitian Sikirov mengusik kenyamanan warga lapisan menengah dan atas, yang selama ini dijejali produk toilet model duduk.
Apa tanggapan dokter Indonesia atas hasil penelitian itu? Ari Fahrial Syam, dokter spesialis gastroentrologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, mengakui bahwa orang yang buang air besar di toilet duduk memang lebih rentan terserang bakteri, seperti Escherichia coli, Salmonella, dan Shigella dysenteriae.
"Jika bakteri itu masuk ke dalam tubuh, pencernaan akan terganggu," tutur Ari Fahrial kepada Tempo.
Ketiga jenis bakteri tersebut kerap ditemukan di toilet, khususnya di toilet umum. Meski tak terlalu berbahaya, jika ketiga jenis bakteri ini muncul dalam jumlah besar dan terus-menerus, diare berkepanjangan akan menyerang.
Ari berpendapat, secara fisiologis dan struktur saluran pencernaan, pup dengan cara jongkok lebih ideal. Alasannya, posisi organ usus poros bawah akan dipaksa lurus, sehingga kotoran sisa makanan lebih mudah keluar.
"Buang air besar jadi lebih lancar," ujar Ari, yang juga mengajarkan mata kuliah saluran pencernaan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selain meluruskan posisi, buang air besar dengan cara jongkok membuat otot-otot usus poros bawah-rectosigmoid muscle-akan lebih meregang.
Michael Triangto, dokter spesialis olahraga di Rumah Sakit Mitra Kemayoran, mengatakan peregangan membuat seseorang tak perlu terlalu memaksakan diri untuk mengeluarkan kotoran. "Duduk sambil mengedan akan lebih membuat sakit," kata dia.
Ada beberapa penyakit yang mengintai seseorang jika terlalu memaksakan diri buang kotoran dengan posisi duduk. Pertama, gangguan pencernaan akibat bakteri di toilet yang memasuki tubuh. Kedua, sulit buang air besar dan rasa nyeri akibat membengkoknya posisi rectum, yang dalam jangka tertentu berujung wasir.
Otot tersebut harus dilatih dengan cara buang air besar dalam posisi jongkok supaya siklus buang air terjaga. "Tak sering keluar, juga tak sulit keluar. Seimbang."
Penyakit jangka panjang karena terlalu sering buang air besar di toilet duduk adalah haemoroid, yakni sejenis varises yang muncul di pantat. Haemoroid terjadi akibat tak lancarnya aliran darah ke otot-otot di pantat. Pembuluh darah besar yang ada di daerah tersebut akhirnya tertekan. Walhasil, tutur Michael, pembuluh darah balik (vena) akan melebar. Penyakit ini dapat terjadi di dalam atau di luar dubur.
Ada cara khusus untuk membuat aktivitas buang air besar tetap sehat, yakni menekan pantat ke lubang toilet. "Caranya, bisa mengangkat kaki seperti posisi jinjit," kata Michael, sambil menunjukkan cara yang benar. Posisi badan pun harus lebih condong ke arah depan.
Dengan cara tersebut, otot-otot hamstring pada paha lebih menarik otot gluteus maximus yang terletak di pantat. Lantas, lubang pantat (springter ani) akan lebih terbuka dan kotoran akan lebih terdorong keluar.
Ari mengatakan posisi duduk yang benar saat buang air besar merupakan salah satu cara menghindari beberapa penyakit yang ada. Cara lainnya adalah menjaga pola makan dan berolah raga secara teratur. "Juga membersihkan toilet sehabis dipakai."
AMRI MAHBUB