TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyambut baik ide Presiden Joko Widodo untuk merestorasi dua juta lahan gambut. Salah satu metode yang ditawarkan adalah dengan rewetting atau membasahkan kembali lahan kering.
“Cara ini sudah terbukti berhasil di beberapa tempat, seperti Riau, Jambi, dan Kalimantan Tengah, tapi memang butuh waktu lama,” kata peneliti utama bidang gambut BPPT, Bambang Setiadi, di Jakarta pada Senin, 22 Februari 2016. Lahan gambut, yang 90 persennya terdiri atas air, memang tak boleh dibiarkan kering agar tak mudah terbakar.
Salah satu metode yang digunakan adalah dengan membuat kanal bersekat, yang di sisi kiri dan kanannya dilengkapi embung. Kanal biasa, menurut Bambang, cenderung mengeringkan lahan gambut. Dengan dibuat sekat, masih akan ada air yang tertahan dan menjaga lahan tetap basah.
Setelah mulai basah, lahan gambut dapat ditanami kembali. Beberapa tanaman, seperti meranti, dapat tumbuh baik di atas lahan ini. Namun Bambang mengatakan sebenarnya hampir semua jenis tanaman dapat tumbuh baik di lahan gambut, asalkan tak merusak sistem tata air di bawahnya.
“Seperti sagu juga bisa tumbuh,” kata Bambang. Bahkan, di Sumatera, ada perkebunan sawit yang ditanam di atas lahan gambut tanpa mengubah struktur asli lahan. Ia juga mendorong ahli genetika untuk melakukan rekayasa pada tanaman agar dapat ditanam di lahan gambut tanpa perlu membakarnya terlebih dulu.
Metode ini dapat mengembalikan lahan gambut seperti semula dalam jangka waktu minimal sepuluh tahun. Biaya yang dibutuhkan juga sangat banyak karena pemerintah harus memodali bibit dan pupuk tanaman restorasi.
Tak hanya sekadar mengembalikan, tapi pemerintah pun harus berkomitmen dalam mengelola dan mengawasi lahan agar kebakaran tak terulang lagi. Salah satunya membuat rencana pengelolaan yang jelas dan memberi akses luas bagi peneliti untuk mengkritik.
Bambang mengatakan langkah yang kurang tepat bisa berakibat fatal dan mengulang bencana lagi. Pemerintah harus memahami karakteristik gambut sebelum mengambil tindakan. Gambut sendiri dapat dimanfaatkan sebagai lahan tanam--tanpa perlu dibakar--hingga budi daya perikanan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menyerukan restorasi dua juta lahan gambut yang dinakhodai Badan Restorasi Gambut (BRG). Kegiatan ini mendapatkan dana hibah hingga triliunan rupiah dari sumbangan banyak negara.
URSULA FLORENE