Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Embrio Tikus Bisa Tumbuh di Luar Angkasa

image-gnews
Para peneliti dan mahasiswa bekerja sama mempelajari  lapangan. Eksplorasi di luar ruangan menggunakan pakaian luar angkasa yang dirancang khusus untuk silmulasi ini. Para peneliti hidup dengan suplai makanan, oksigen, listrik  dan air yang terbatas. REUTERS/Jim Urquhart
Para peneliti dan mahasiswa bekerja sama mempelajari lapangan. Eksplorasi di luar ruangan menggunakan pakaian luar angkasa yang dirancang khusus untuk silmulasi ini. Para peneliti hidup dengan suplai makanan, oksigen, listrik dan air yang terbatas. REUTERS/Jim Urquhart
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim ilmuwan Cina sukses menumbuhkan sejumlah embrio tikus di luar angkasa. Riset ini adalah bagian program penelitian reproduksi mamalia di orbit bumi. Studi ini membuka petunjuk terhadap ide kolonisasi manusia di jagat raya yang sangat tergantung pada keberhasilan reproduksi di luar bumi.

Para ilmuwan sebelumnya tak yakin mamalia, terutama manusia, bisa bereproduksi dan tumbuh di luar bumi. Pada 1996, para ilmuwan Badan Antariksa Luar Angkasa pernah mengirim 49 embrio tikus ke luar angkasa. Tak satupun embrio yang berkembang. Riset simulasi fertilisasi sel telur tikus pada gravitasi nol yang dilakukan para peneliti Jepang pada 2009 juga  gagal.

Pada 6 April lalu, Cina meluncurkan satelit SJ-10 yang membawa sekitar 6.000 embrio tikus di dalam wadah khusus sebesar alat memasak microwave. Wadah embrio itu adalah satu dari 20 eksperimen yang dibawa SJ-10. Saat peluncuran, embrio-embrio itu masih dalam tahap awal perkembangan. Mereka dimasukkan di dalam larutan nutrisi yang bisa membantu perkembangannya. Beberapa hari setelah peluncuran, gambar dari satelit memperlihatkan bagaimana embrio dengan dua sel itu tumbuh selama di orbit.

Duan Enkui, peneliti dari Institute of Zoology, mengatakan ide kolonisasi manusia di luar angkasa masih sangat jauh untuk diwujudkan. Manusia harus paham dulu bagaimana caranya bertahan dan bereproduksi di luar angkasa. "Sekarang kami membuktikan bahwa tahap penting dalam reproduksi kita, perkembangan awal embrio, dimungkinkan terjadi di luar angkasa," katanya seperti ditulis Tech Times, kemarin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kamera di dalam satelit mengambil citra perkembangan embrio setiap empat jam. Dalam 80 jam, para peneliti menemukan bahwa embrio itu berkembang menjadi blastocyst yang ditandai dengan adanya perbedaan kompleks di dalam sel. Kemunculan blastocyst menjadi tanda awal bahwa embrio tikus itu bisa tumbuh normal dalam kondisi tanpa gravitasi. Setelah tahap ini sel-sel embrio akan membelah lagi. Satelit SJ-10 akan berada di orbit selama beberapa hari sebelum masuk lagi ke atmosfer bumi.

Keberhasilan pertumbuhan tahap awal embrio tikus tentu saja tak bisa disamakan dengan embrio manusia. Namun, riset ini menunjukkan ada jalan untuk mengatasi masalah biologis reproduksi di luar angkasa. "Ini adalah tonggak penting dalam eksplorasi jagat raya," kata Aaron Hsueh, spesialis reproduksi biologi dari Stanford University. "Satu langkah kecil untuk embrio tikus, satu lompatan besar untuk reproduksi manusia."

CHINA DAILY | MIRROR | POPULAR SCIENCE | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


NASA dan India Akan Luncurkan Satelit Iklim pada 2024

3 hari lalu

Satelit NISAR memasuki ruang vakum termal di fasilitas ISRO di Bengaluru pada 19 Oktober. (Kredit gambar: ISRO)
NASA dan India Akan Luncurkan Satelit Iklim pada 2024

NASA dan ISRO sedang melakukan sentuhan akhir pada satelit NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar (NISAR).


Misi Dragonfly Bertenaga Nuklir ke Bulan Saturnus, Titan, Ditunda hingga 2028

3 hari lalu

Ilustrasi misi Dragonfly yang terbang di atas bulan Saturnus, Titan. (Kredit gambar: NASA/Johns Hopkins APL/Steve Gribben)
Misi Dragonfly Bertenaga Nuklir ke Bulan Saturnus, Titan, Ditunda hingga 2028

Titan adalah sebuah planet yang menurut para ilmuwan kaya akan molekul organik.


NASA Tawarkan Pengalaman Menyaksikan Gerhana Matahari Total di Air Terjun Niagara pada 2024

18 hari lalu

Air terjun Niagara salah satu tempat wisata alam yang sangat terkenal di Amerika. Air terjun Niagara merupakan gabungan dari 3 air terjun, sehingga biasa disebut air terjun Horseshoe. Niagara mengaliri air sebanyak 6 juta kubik permenit, sungguh kekuatan air yang sangat dahsyat. Roberto Machado Noa/Getty Images
NASA Tawarkan Pengalaman Menyaksikan Gerhana Matahari Total di Air Terjun Niagara pada 2024

Air Terjun Niagara dianggap pas jadi latar belakang alam yang spektakuler untuk peristiwa sekali seumur hidup ini.


5 Negara Kirim Serangga dan Mamalia ke Luar Angkasa, ini Ragam Penelitiannya

22 hari lalu

Gambar konsep pesawat luar angkasa robot Cina yang dapat digunakan kembali di orbit. (Kredit: Shenlong Space Technologies)
5 Negara Kirim Serangga dan Mamalia ke Luar Angkasa, ini Ragam Penelitiannya

Sejumlah negara mengirim serangga dan mamalia ke luar angkasa untuk diteliti demi ilmu pengetahuan


5 Jenis Hewan yang Diterbangkan ke Luar Angkasa, dari Serangga hingga Mamalia

22 hari lalu

Ilustrasi klub Playboy di luar angkasa. msn.com
5 Jenis Hewan yang Diterbangkan ke Luar Angkasa, dari Serangga hingga Mamalia

Dari anjing, monyet hingga lalat buah, sejumlah hewan ini dikirim ke luar angkasa untuk percobaan


Astronot Pertama Pimpin Pesawat Berawak ke Bulan Wafat di Usia 95 Tahun

24 hari lalu

Astronot NASA Frank Borman dalam foto tak bertanggal. Borman menjabat sebagai komandan Apollo 8, misi pertama terbang keliling dunia. Atas perkenan NASA/Handout melalui REUTERS
Astronot Pertama Pimpin Pesawat Berawak ke Bulan Wafat di Usia 95 Tahun

Mantan astronot AS Frank Borman meninggal pada usia 95 tahun.


Wahana NASA Temukan Dua Asteroid Kecil Mengorbit Asteroid Dinkinesh

24 hari lalu

Asteroid Dinkinesh selebar setengah mil di sebelah kiri dan biner kontak yang menarik di sebelah kanan. Kredit: NASA/Goddard/SwRI/Johns Hopkins APL
Wahana NASA Temukan Dua Asteroid Kecil Mengorbit Asteroid Dinkinesh

Target pertama misi Lucy kini diketahui adalah tiga asteroid.


Kisah Tragis Laika, Anjing Pertama yang Diterbangkan ke Luar Angkasa

25 hari lalu

Pesawat antariksa Soyuz MS-22 Rusia terlihat setelah lepas landas dari Stasiun Luar Angkasa Internasional dengan Bumi biru cerah di latar belakang pada 28 Maret 2023. Soyuz mengalami kebocoran cairan pendingin pada Desember 2022 dan kembali ke Bumi tanpa awak. (Kredit gambar: NASA TV)
Kisah Tragis Laika, Anjing Pertama yang Diterbangkan ke Luar Angkasa

Sebelum mati mengenaskan di luar angkasa, Laika diberi kesempatan pulang dan bermain bersama anaknya. Itu momen terakhirnya sebagai anjing rumahan.


Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

27 hari lalu

Tim peneliti NASA berhasil menemukan tanda-tanda lubang hitam yang sedang berkembang hanya 470 juta tahun pascaperistiwa Dentuman Besar (Big Bang). (NASA)
Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

Lubang hitam tersebut berada pada tahap awal pertumbuhan yang belum pernah disaksikan sebelumnya.


NASA Temukan Asteroid Dinky dengan Bulannya dekat Jupiter

29 hari lalu

Satelit dari asteroid Dinkinesh terlihat oleh Lucy Long Range Reconnaissance Imager (L'LORRI), saat pesawat ruang angkasa Lucy milik NASA melintasi biner asteroid ini. Gambar diambil pada 1 November 2023 dari jarak sekitar 270 mil. Kredit: NASA/Goddard/SwRI/Johns Hopkins APL/NOAO
NASA Temukan Asteroid Dinky dengan Bulannya dekat Jupiter

NASA telah merilis serangkaian gambar yang menunjukkan asteroid Dinky dan bulan semunya.