TEMPO.CO, California - Misi Cassini, wahana antariksa yang menjalankan misi eksplorasi ke Saturnus, akan berakhir pada, Jumat, 15 September 2017. Besok, wahana ini akan terjun ke atmosfer Saturnus dan menghancurkan diri agar tak bertabrakan dengan bulan Saturnus.
Langkah tersebut diambil supaya bakteri yang terbawa dari bumi tidak akan menginvasi Saturnus dan bulan-bulannya. Sterilisasi ini penting untuk menekan potensi menimbulkan kehidupan yang datang dari bumi di masa depan.
Misi Cassini tentunya menjadi terobosan besar duna sains. Lalu, apakah Cassini dan apa kelebihannya? Berikut sejumlah fakta terkait persawat nirawak itu:
Baca: Dekati Akhir Misi di Saturnus, Ini 6 Temuan Akbar Cassini
Mengapa bunuh diri dan apa misi terakhirnya?
Cassini akan kehabisan bahan bakar. Karena itu, para ilmuwan telah mengatur rute perjalanan terakhir Cassini sebelum wahana dijatuhkan ke Saturnus.
Misi terakhir ini disebut Grand Finale, yakni melewati lintasan baru antara Saturnus dan cincinnya. Pada misi Grand Finale ini, Cassini akan mempelajari gravitasi planet, sekaligus mencari informasi bagaimana Saturnus dan cincinnya terbentuk. Juga, memeriksa materinya. Lintasan baru itu akan ditempuh Cassini 22 kali hingga 15 September mendatang.
Apakah Cassini?
Cassini merupakan kerjasama antara NASA, European SPace Agency (ESA), dan Italian Space Agency. Diluncurkan pada 15 Oktober 1997, pesawat ini mengemban misi meneliti planet Saturnus: cincinnya, magnestosphere-nya, dan bulan-nya.
Bagaimana perjalanan misinya?
15 Oktober 1997: diluncurkan.
1998-2004: Dua kali terbang melewati Venus. Sekali melintasi bumi dan Jupiter memberi Cassini dorongan gravitasi yang diperlukan untuk mencapai Saturnus
1 Juli 2004: Cassini masuk orbit Saturnus
15 September 2017: Akhir perjalanan Cassini, masuk ke atmosfer Saturnus
Baca: NASA Siapkan Misi Grand Finale Cassini
Selanjutnya: Planet Saturnus