TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengembangkan Decision Support System (DSS) berupa alat penginderaan berbasis satelit. Alat ini untuk membantu produktivitas nelayan. "Sistem DSS lebih efektif membantu para nelayan dan bisa mendeteksi zona potensi ikan di laut," kata Deputi Sains dan Atmosfer Lapan Afif Budiono di Bandung, Senin 12 Oktober 2015.
Sistem itu, menurut Afif, pada tahap awal dilakukan di Yogyakarta, dan ke depan akan dikembangkan di sejumlah provinsi di Indonesia. Selain akan memberikan informasi zona ikan yang akan memandu para nelayan, juga memberikan informasi keselamatan bagi para nelayan yang tengah melaut.
"Bila sebelumnya informasi itu sulit didapatkan oleh para nelayan, namun ke depan sudah bisa diakses. Sehingga akan mendukung produktivitas dan juga memitigasi nelayan saat melaut," katanya.
Lebih lanjut Afif menyebutkan, sistem yang terhubung ke satelit Lapan yang baru diluncurkan Juli 2015 itu juga akan mendeteksi populasi dan posisi kapal dan perahu nelayan yang sedang melaut.
Sehingga, kata dia, posisi kapal dapat diketahui, sehingga bisa memberikan informasi kepada kapal dan perahu itu bisa terjadi potensi bencana di laut seperti angin, gelombang atau tsunami. "Setiap perahu atau kapal akan dilengkapi dengan alat komunikasi bergelombang HF, sehingga memungkinkan untuk menangkap gelombang dari operator di darat," kata Afif.
Sistem itu juga, kata dia akan terkoneksi dengan jaringan Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (Orari) sehingga informasi itu bisa tersosialisasikan dengan cepat dan efektif.
Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmostef Lapan Halimurrahman yang menyebutkan sistem DSS tersebut akan dikembangkan di seluruh Indonesia sehingga bisa meningkatkan produktivitas nelayan dan juga meningkatkan keselamatan nelayan saat bekerja. "Sistem ini sangat dibutuhkan di Indonesia yang merupakan negara perairan. Ke depan sistem ini akan diterapkan di daerah lainnya," kata Halimurrahman menambahkan.
ANTARA