Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Darth Vader Isopod dari Indonesia

Reporter

Tempo.co

Selasa, 14 Juli 2020 23:13 WIB

Staf dari National University Singapore (NUS) saat pertama kali menangkap Bathynomus raksasa saat ekspedisi (South Java Deep Sea) SJADES 2018 bersama Lembnaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kredit: SJADES 2018

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini terdiri dari dua tentang satwa dan satu teknologi jet tempur. Diawali dari temuan baru mahluk laut dalam yang kemudian diberi nama Bathynomus raksasa. Hewan tak bertulang belakang pemilik nama alias kecoa laut juga Darth Vader Isopod ini ditemukan dalam survei pengambilan sampel laut dalam Ekspedisi Biodiversitas Laut Dalam Selatan Jawa dua tahun lalu.

Artikel kedua tentang satwa yang mengisi Top 3 Tekno hari ini adalah tentang penyelamatan bayi orangutan di Kotawaringan Timur, Kalimantan Tengah. Pelakunya adalah Misran, warga Desa Kandan Kecamatan Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur yang sedang memancing di Sungai Mentayan saat menemukan bayi orangutan itu.

Sementara itu, artikel jet tempur 'all new' dari Jepang juga masih cukup populer hari ini. Label produksi 'all new' diberikan karena selama ini Jepang adalah pelanggan persenjataan dari Amerika. Kali ini, Kementerian Pertahanan Jepang berencana dan telah menetapkan roadmap untuk produksi sendiri jet tempur berkemampuan siluman.

Berikut ini, tiga artikel Top 3 Tekno sepanjang hari ini, Selasa 14 Juli 2020, selengkapnya,

Advertising
Advertising

1. Ada Darth Vader Isopod Raksasa di Laut Dalam Selatan Jawa

Temuan dari Ekspedisi Biodiversitas Laut Dalam Selatan Jawa yang telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah ZooKeys edisi 8 Juli 2020 bukan hanya hewan darth vader isopod raksasa. Ekspedisi dilakukan tim peneliti gabungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan National University of Singapore (NUS) sepanjang dua minggu antara Maret dan April 2018 lalu.

Penampakan kepala spesies jenis baru hewan invetebrata Bathynomus raksasa yang ditemukan peneliti Pusat Penelitian Bilologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di selatan Pulau Jawa dan Sumatera. Kredit: Pusat Penelitian Biologi LIPI

Di antara temuan yang didapat adalah hewan Crustacea yang disebut Bathynomus raksasa. Hewan tak bertulang belakang penghuni dasar laut dalam yang gelap ini memiliki banyak alias. Selain 'Kecoa Laut', pemulung laut--karena memakan bangkai atau sisa-sisa ikan atau udang yang jatuh ke laut dalam--yang mengingatkan pada karakter monster dalam sebuah film superhero Jepang ini juga dijuluki 'Darth Vader Isopod'.

"Disebut Darth Vader Isopod karena memang tampak depan kepala dan matanya mengingatkan pula pada figur dalam film Stars Wars tersebut," kata peneliti biologi LIPI, Conni Margaretha Sidabalok, menerangkan, Senin 1 Juli 2020.

2. Bayi Dibuang Orangutan Diselamatkan Warga di Kotawaringin

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah Pos Sampit menyelamatkan satu bayi yang dibuang orangutan. Bayi tanpa induk itu ditemukan seorang pemancing di pinggir Sungai Mentaya, yakni Misran warga Desa Kandan Kecamatan Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur.

"Bayi orangutan berjenis kelamin jantan, usianya diperkirakan sekitar dua bulan. Kondisinya sehat, gemuk dan tidak ada luka," kata Komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Senin 13 Juli 2020.

Misran, warga Desa Kandan Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur, menyerahkan bayi orangutan yang ditemukannya saat memancing di Sungai Mentayan kepada Komandan Jaga BKSDA Kalteng Pos Sampit, Muriansyah, Senin 13 Juli 2020. ANTARA/HO

Misran mengaku menemukan bayi orangutan tersebut saat memancing di pinggir sungai pada 24 Juni lalu. Mengaku merasa kasihan, dia pun membawa pulang orangutan belia tersebut untuk dirawat. "Tapi saya tidak bisa mengurus, apalagi ini masih bayi, takutnya mati," kata Misran saat serah terima dengan BKSDA.

3. Jet Tempur 'All New' Jepang, Diplot Gantikan Mitsubishi F-2

Pemerintah Jepang akan memproduksi jet tempur baru sendiri. Belum diberi nama, pesawat yang akan dioptimasi untuk pertempuran udara-ke-udara dan mampu terbang siluman itu dirancang untuk menggantikan Mitsubishi F-2. Tokyo berharap jet tempur barunya sudah bisa produksi mulai 2031, tepat ketika Mitsubishi F-2 yang dikembangkan dari model jet tempur Amerika F-16 Fighting Falcon masuk usia pensiun.

Pasukan pertahanan udara Jepang, memperlihatkan model pesawat jet tempur T-4 saat berlangsungnya pameran Aerospace Jepang di Tokyo, Jepang, 12 Oktober 2016. REUTERS

Dalam draf rencana program pengembangan jet tempur yang diberikan Kementerian Pertahanan di parlemen, Selasa lalu, kontraktor utama akan ditunjuk Oktober ini lalu. Berikutnya, konstruksi pesawat pertama 2024, penerbangan perdana pada 2028, dan produksi 2031. Tenggat jet tempur baru secara resmi memperkuat Pasukan Pertahanan Udara Jepang juga telah ditetapkan, yakni per 2035.

Sebelumnya, Jepang juga berencana mengganti 200-an pesawat F-15J Eagle miliknya dengan Lockheed Martin F-22 Raptor. Tapi rencana ini terhalang Kongres AS yang khawatir bocornya teknologi jet tempur siluman itu jika dijual ke luar negeri.

Berita terkait

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

19 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

22 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Ancam Serang Israel, Iran Memiliki Sejumlah Pangkalan Udara Bawah Tanah

22 hari lalu

Ancam Serang Israel, Iran Memiliki Sejumlah Pangkalan Udara Bawah Tanah

Pangkalan bawah tanah yang dibangun Iran diyakini sulit diketahui sampai rudal, drone, dan jet tempur Israel dan Amerika mulai membombardir.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

34 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

39 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

39 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

41 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

51 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Jet Tempur India Jatuh, Ajaibnya Pilot Berhasil Selamat

51 hari lalu

Jet Tempur India Jatuh, Ajaibnya Pilot Berhasil Selamat

Jet tempur buatan India jatuh setelah delapan tahun digunakan. Pilot berhasil selamat dari insiden mematikan itu.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya