Gempa di Mentawai Meningkat, BMKG Minta Masyarakat Waspada

Senin, 19 Oktober 2020 21:54 WIB

Pantauan BMKG terkait gempa bumi yang terjadi di Mentawai, Sumatera Barat, sejak Kamis hingga Senin 15-19 Oktober 2020. (FOTO ANTARA/HO.BMKG)

TEMPO.CO, Bandung - Kegempaan di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, khususnya di wilayah Pagai Selatan belakangan tengah meningkat. Gempa tektonik pada Senin siang, 19 Oktober 2020, berupa gempa ganda plus satu yang terjadi pada pagi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspada.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan, gempa ganda atau doublet earthquakes itu terjadi pukul 14.31 dan 14.47 WIB. Kekuatan gempanya bermagnitudo 5,6 dan 5,7. Pusat sumber atau episenter kedua gempa itu terletak di laut. “Jaraknya sekitar 33 kilometer arah barat daya Pagai Selatan,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Senin.

Baca juga:
Setelah Mentawai, Simeulue Digoyang Dua Gempa yang Berdekatan

Gempa ganda itu tergolong dangkal dengan kedalaman sumber 13 dan 17 kilometer. “Kedua gempa ini dirasakan di Pagai, Kepulauan Mentawai, Padang, Painan, Bengkulu, dan Kepahiang, hingga membuat masyarakat panik,” kata Daryono.

BMKG mencatat aktivitas kegempaan di Pagai Selatan meningkat sejak 15 Oktober 2020. Sejak itu terhitung telah terjadi 13 kali gempa dangkal dengan variasi magnitudo. Rinciannya yaitu pada 15 Oktober terjadi 4 kali gempa, 17 Oktober juga 4 kali gempa, sekali gempa pada 18 Oktober, dan sisanya hari ini.

Advertising
Advertising

"Semua gempa bersumber dari kedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi atau penunjaman lempeng di Zona Megathrust Mentawai-Pagai,” ujar Daryono.

Rentetan aktivitas gempa yang pusat sumbernya membentuk kluster di sebelah barat Pagai Selatan ini, Daryono menyatakan, patut diwaspadai. “Karena dikhawatirkan rentetan gempa ini merupakan gempa pembuka sebelum terjadinya gempa utama,” kata Daryono.

BMKG meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan namun meningkatkan kewaspadaan. Termasuk siap merespons setiap informasi serta peringatan dini dengan baik dan rasional. “Baik respon evakuasi mandiri maupun peringatan tsunami,” ujarnya.

Peta potensi gempa besar (megathrust) Mentawai. dok. IAGI Sumbar

Menurut Daryono evakuasi mandiri dinilai lebih menjamin keselamatan. Caranya dengan menjadikan guncangan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami. Evakuasi mandiri ini dinilai lebih banyak memiliki waktu emas untuk menyelamatkan diri dari tsunami.

“Bagi masyarakat pesisir, jika merasakan guncangan gempa kuat maka segeralah menjauh dari pantai,” kata dia.

Baca juga:
Riset: Gempa Megathrust dan Tsunami Ancam Mentawai

Berdasarkan riwayat gempa sebelumnya, di sebelah barat kluster pusat-pusat gempa Pagai Selatan saat ini pernah menjadi pusat gempa besar yang memicu tsunami pada 25 Oktober 2010. Saat itu terjadi gempa dengan kedalaman dangkal, 20 kilometer, dengan kekuatan magnitude 7,8. Dampak peristiwa tsunami yang terjadi pada saat itu, lebih dari 400 orang meninggal.

Berita terkait

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

57 menit lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

3 jam lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

10 jam lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

21 jam lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

21 jam lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

22 jam lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

22 jam lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

23 jam lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

1 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

1 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya