Studi di ITB Ungkap Sebaran Mutasi Virus Corona Covid-19 di Indonesia

Kamis, 25 Februari 2021 17:52 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, Bandung - SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, diyakini terus bermutasi di berbagai negara termasuk Indonesia. Ahli kanker dan imunologi dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB), Marselina I. Tan, mengatakan, kini diketahui kelompok GH yang mendominasi jenis SARS-CoV-2 di Indonesia.

“Pulau Jawa banyak dikuasai kelompok GH,” katanya dalam webinar tentang setahun pandemi Covid-19 pada Rabu, 24 Februari 2021.

Marselina mengatakan kalau datanya berasal dari dari berbagai sumber tentang whole genome sequencing atau pengurutan seluruh genom virus. Salah satunya dari GISAID, organisasi nirlaba dunia yang menghimpun data virus termasuk SARS-CoV-2 dari berbagai negara.

“Data yang masuk dari Indonesia ke GISAID ada 432, sementara pasien Covid-19 berjumlah 1,2 juta lebih,” katanya. Data terbanyak berasal dari Pulau Jawa seperti DKI Jakarta yaitu 75 data, dan 74 asal Jawa Barat, kemudian berturut-turut Jawa Timur, Banten, Yogyakarta.

Marselina berharap data genom virus SARS-CoV-2 di Indonesia bisa lebih meningkat lagi. Dia mencontohkan Inggris yang sangat aktif mengumpulkan hingga sekitar 200 ribuan data.

Advertising
Advertising

Dari jumlah data genom di Indonesia itu, hampir setahun pandemi ini ditemukan beberapa fakta terkait mutasi atau variasi genetik virus SARS-CoV-2. Virus kelompok L yang diketahui berasal dari Wuhan di awal pandemi, menurutnya, telah menyusut jumlahnya atau mulai hilang pada Agustus 2020.

Setelah itu muncul kelompok virus SARS-CoV-2 lain di Indonesia yang meningkat tinggi yaitu GR dan GH, dan sedikit dari kelompok O. GISAID mengelompokkan virus SARS-CoV-2 seluruhnya menjadi GR, GH, G, GV, O, S, L, dan V. “Institusi lain ada yang mengelompokkan juga dengan nama yang berbeda tapi tipenya sama,” ujarnya.

Baca juga:
FDA Simpulkan Vaksin Covid-19 Sekali Suntik Johnson & Johnson Aman

Dari sebaran virus corona itu ada mutasi-mutasi dengan dinamika yang menarik. Pada periode Maret 2020 hingga Januari 2021 disebutnya ada peningkatan frekuensi mutasi pada gen pengkode di protein S dan N. Selain itu ada mutasi pada gen S, nsp 12, ORF3a, pengkode bagian N, dan nsp 3.

<!--more-->

“Banyak mutasi yang frekuensinya meningkat pada virus corona yang tersebar di Desember 2020 dan Januari 2021,” katanya.

Efeknya seperti mutasi D614G yang mengkode protein S. Berdasarkan hasil riset, mutasi itu memudahkan SARS-CoV-2 masuk atau menginfeksi sel target di dalam tubuh orang. Selanjutnya virus akan bereplikasi. Mutasi D614G itu, menurut Marselina, merupakan ciri khas pada kelompok virus G, GR, GH, dan GV yang baru.

Mutasi virus SARS-CoV-2 akan meningkat seiring transmisi yang tinggi. Virus yang masuk ke dalam sel tubuh manusia juga kemungkinan bermutasi. Namun pengelompokan virus dan mutasinya itu, kata Marselina, tidak sepenuhnya menyebabkan reaksi atau gejala yang berbeda pada orang terinfeksi Covid-19.

Dalam kondisi seperti itu, Marselina menegaskan, upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 menjadi penting. Caranya dengan disiplin memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi langsung.

“Tujuannya agar virus tidak menyebar dan bermutasi, jangan sampai virus dapat kesempatan untuk melakukan perubahan-perubahan,” ujar Marselina.

Beberapa varian SARS CoV-2 yang ditemukan di Brasil dan Afrika Selatan terbukti di laboratorium menurunkan kemampuan antibodi tubuh untuk melakukan reaksi perlawanan terhadap virus varian baru. Sejauh ini menurut Marselina, temuan serupa belum ada di Indonesia. Namun, sistem imunitas tubuh perlu dibangun sambil menjaga gaya hidup seperti cukup tidur. “Sistem imun yang menjadi garda depan untuk melindungi penyakit apa pun,” katanya.

Baca juga:
Berita Terkini Covid-19 Global: Inggris Geser Rusia, Virusnya Bermutasi Lagi

Terkait dengan imunisasi yang tengah diberikan di Indonesia, vaksin dinilainya masih berguna. “Vaksin masih tetap efektif terhadap varian virus corona yang ditemukan di Indonesia, kalau yang (varian) baru belum tahu,” kata dia. Menurutnya perlu penelitian soal efektivitas vaksin terhadap virus SARS-CoV-2 dari varian baru.

Berita terkait

5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

1 hari lalu

5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

Kenaikan biaya kuliah itu menuai protes dari kalangan mahasiswa, seperti UGM, Unsoed, dan ITB.

Baca Selengkapnya

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

1 hari lalu

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

Begini cerita Hieronimus Jevon Valerian yang kerap mengorbankan waktu luang untuk belajar dan memanfaatkan waktu selama berkuliah di ITB.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

2 hari lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

2 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

3 hari lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

4 hari lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

4 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

5 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

5 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

6 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya