Eks Direktur WHO: PPKM Dicabut Sejalan Situasi Covid-19 Global

Sabtu, 31 Desember 2022 11:21 WIB

Warga beraktivitas pada Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 20 November 2022. Kasus Covid-19 akhir-akhir ini menunjukkan kenaikan, khususnya di Jawa dan Bali maka PPKM Level 1 diperpanjang. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengungkap rencana Komite Darurat WHO menggelar rapat membahas situasi pandemi Covid-19 terkini pada Januari 2023. Rapat, kata dia, setelah pada Desember ini mewacanakan mencabut situasi darurat mulai tahun depan.

Rencana dan wacana itu juga terangkai dengan pernyataan pada September lalu bahwa akhir pandemi sudah di depan mata. "Secara umum Covid-19 di dunia memang membaik," kata Tjandra Yoga saat dihubungi pada Jumat malam, 30 Desember 2022.

Dia mengungkap itu saat dimintakan tanggapannya atas keputusan pemerintah mencabut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam pengumuman yang disampaikan Jumat. Menurut Tjandra Yoga, situasi Covid-19 global sejalan dengan kondisi di dalam negeri.

Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini merujuk ke empat indikator penanganan Covid-19 domestik yang seluruhnya telah cukup lama menunjukkan perkembangan baik. Keempatnya adalah jumlah kasus positif, kasus aktif, positivity rate, dan tingkat keterisian rumah sakit.

"Dari perkembangan di dalam negeri dan dunia itu maka bisa dimengerti kalau ada pelonggaran-pelonggaran termasuk pencabutan PPKM," katanya.

Advertising
Advertising

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kiri) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan keterangan pers terkait kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Istana Negara, Jakarta, Jumat 30 Desember 2022. Pemerintah memutuskan untuk mencabut kebijakan PPKM per 30 Januari 2022 berdasarkan kajian-kajian terkait pandemi COVID-19 di Indonesia yang semakin terkendali. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Mantan Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di Kementerian Kesehatan ini juga memberi penekanan kepada pesan dalam pengumuman agar penggunaan masker di tempat umum dan cakupan vaksinasi tetap ditingkatkan. "Ini balancing yang cukup baik dengan surveillance dari Kementerian Kesehatan yang harus tetap berjalan," kata profesor pulmonologi ini.

Tjandra berharap, setiap ada kasus positif yang terdeteksi, fungsi testing, tracing dan tracking tetap dijalankan. Ini, kata dia, sama seperti yang berlaku untuk jenis-jenis penyakit lainnya di tengah masyarakat.

Belajar dari pengalaman pandemi tiga tahun belakangan, dia mengingatkan kembali, "Ke depannya, bidang kesehatan harus tetap menjadi prioritas pemerintah di atas kepentingan politik dan ekonomi."


Bagaimana dengan perkembangan dari Cina dan varian baru Covid-19?

Tjandra Yoga menyarankan dan menilai tepat untuk selalu melihat perkembangan terkini dari ledakan kasus di Cina. Setiap mereka yang datang dari negara itu disarankannya wajib negatif Covid-19 sejak dari negara asalnya itu. Pun dengan pengawasan selama 14 hari pertama di sini.

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi

Seperti diketahui, kasus baru Covid-19 sedang berlipat cepat di Cina. Virus SARS-CoV-2 subvarian Omicron BF.7 diduga berada di baliknya. Virus corona turunan dari Omicron BA.5 itu dideteksi memiliki angka reproduksi tertinggi dibandingkan subvarian Omicron sebelumnya.

Tapi, kata Tjandra, itu bukan alasan untuk tidak mencabut PPKM. "Kalau pandemi berhenti 2023 kan bukan berarti virus sudah hilang," katanya sambil menuturkan, "Orang yang sakit masih akan ada, yang meninggal ada, varian baru virusnya masih ada, cuma semua bisa dikendalikan."

Lagian, Tjandra juga mengungkap kalau pada Jumat malam itu baru saja mendapat kabar data terkini genome sequencing sampel virus dari Cina. Menurutnya, tidak ada perbedaan yang besar daripada data yang sudah ada sebelumnya. Artinya, skenario standar menghadapi kasus atau varian baru bisa diterapkan yaitu vaksinasi ulang.

"Surveillance melalui genome sequencing ini penting juga dijaga di Indonesia," katanya menambahkan.


Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

6 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

16 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

23 jam lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

1 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

1 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

1 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

1 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

2 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

2 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

2 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya