TEMPO.CO, Cambridgeshire - Dunia sains berduka, Stephen Hawking meninggal pada umur 76 tahun. Keluarga mengkonfirmasi berita wafatnya astrofisikawan terkemuka asal Inggris yang lahir pada 8 Januari 1942 itu.
"Kami berduka karena kehilangan ayah yang amat kami cintai," kata Lucy, Robert, dan Tim, anak-anak mendiang Hawking, seperti dilansir laman Sky News, Rabu, 14 Maret 2018.
Baca: Stephen Hawking Ungkap Misteri Sebelum Big Bang
Pengarang The Brief History of Time (1988) ini mengidap penyakit langka, yakni amyotrophical lateral sclerosis atau yang lebih dikenal dengan ALS sejak 50 tahun lalu. Hawking didiagnosis penyakit ALS pada umur 21 tahun. Saat itu, umurnya diprediksi tinggal 2 tahun.
ALS adalah penyakit saraf yang mematikan segala anggota gerak. Dalam kasus Hawking, hanya otak yang bekerja dan menyokong kehidupannya. Gejala awalnya seperti cedera saraf biasa: otot kram dan tegang. Gejala berlanjut hingga sulit untuk mengunyah hingga kehilangan kemampuan menelan. Untuk memenuhi nutrisi sehari-hari, Hawking mendapat asupan melalui selang kecil ke mulutnya.
Baca: Stephen Hawking: Surga Itu Tak Ada
Premana W. Premadi, astrofisikawan dari Institut Teknologi Bandung, berduka mendengar kabar kepergian Profesor Lucasian tersebut. "Kami sangat sedih. Dia adalah inspirasi kami," kata dia kepada Tempo dalam pesan singkat.
Sama seperti Hawking, Premana diketahui juga pengidap ALS. Dia dan beberapa penderita lain membentuk komunitas penderita ALS di Indonesia. "Saya bangga memiliki kesamaan dengan dia: kosmologi dan ALS," kata Premana.
Baca: Stephen Hawking Sebut Kiamat Terjadi Pada...
Simak kabar terbaru tentang Stephen Hawking meninggal hanya di kanal Tekno Tempo.co.
SKY NEWS | THE GUARDIAN | AMB