TEMPO.CO, Jakarta - Kembang api menjadi sebuah bagian yang tampaknya tak boleh terlupa dari sebuah perhelatan akbar, termasuk Asian Games 2018. Semua berawal dari zaman Cina kuno hingga berkembang dan meluas, kembang api berevolusi secara signifikan.
Baca juga: Kisah Korban Selamat Ledakan Pabrik Kembang Api
Kembang api pertama atau petasan mesiu, hanya berupa letusan sederhana, tapi versi modern dapat membuat bentuk, banyak warna dan berbagai suara. Sebelum terjun ke dalam sejarah kembang api, penting untuk memahami cara kerja kembang api.
1. Sains Kembang Api
Kembang api menghiasi langit dalam perayaan Asumsi Bunda Maria, di Mosta, Malta, 14 Agustus 2018. Perayaan Asumsi Bunda Maria ini diadakan selama seminggu setiap tahunnya. REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Setiap kembang api modern terdiri dari cangkang udara, yang merupakan tabung berisi mesiu dan lusinan polong kecil. Setiap polong disebut bintang dan berukuran sekitar 1 hingga 1,5 inci (3 hingga 4 cm). Menurut American Chemical Society (ACA) kembang api terdiri dari bahan bakar, zat pengoksidasi, pengikat dan garam logam atau oksida logam untuk warna.
Kembang api juga memiliki sekring yang disulut untuk menyalakan mesiu. Setiap bintang membuat satu titik dalam ledakan kembang api. Ketika pewarna dipanaskan, atom mereka menyerap energi dan kemudian menghasilkan cahaya karena mereka kehilangan energi berlebih. Bahan kimia yang berbeda menghasilkan jumlah energi yang berbeda, dan menciptakan warna yang berbeda.
Misalnya, ketika natrium nitrat dipanaskan, elektron dalam atom natrium menyerap energi dan terjadi pembakaran. Ketika elektron turun dari ketinggian, mereka melepaskan energi, sekitar 200 kilojoule per mol (satu unit pengukuran untuk zat kimia), atau energi cahaya kuning.
ACA juga menjelaskan warna-warna yang keluar dari kembang api, untuk biru menggunakan senyawa tembaga-klorida, merah menggunakan garam strontium, strontium karbonat dan garam lithium. Warna ungu, dibuat dengan campuran senyawa tembaga penghasil biru dan senyawa strontium penghasil merah.
Sementara warna kuning jeruk dibuat dengan garam kalsium dan kalsium klorida, dan hijau dibuat dengan barium klorida dan senyawa barium lainnya.
Baca juga: 4 Pesta Kembang Api Gratis di Dubai Saat Idul Adha
Selanjutnya: Sejarah kembang api...