TEMPO.CO, Washington - Peneliti Angkatan Darat AS sedang mengembangkan drone 'kekal' yang dapat tetap berpatroli di langit tanpa batas, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 4 September 2018.
Baca: Drone Perang MQ-9 Reaper Milik Amerika Diretas, Data Ini Dicuri
Baca: DJI Agras MG-1S, Drone untuk Pertanian dengan Sistem Penyemprotan
Alih-alih kembali ke pangkalan untuk mengisi ulang baterai mereka, sistem laser akan 'memancarkan' tenaga kepada mereka.
Pusat Penelitian, Pengembangan, dan Teknik Komunikasi-Elektronik Angkatan Darat AS yang bermarkas di Maryland sedang mengembangkan sistem tersebut, yang menggabungkan laser dan sel fotovoltaik.
Sistem ini bekerja dengan menembakkan laser pada sel fotovoltaik drone, yang kemudian mengubah cahaya menjadi listrik dengan cara yang sama seperti yang dilakukan panel tenaga surya.
Beberapa perusahaan swasta juga mengembangkan sistem tenaga berdasarkan prinsip yang sama, termasuk PowerLight. “Sistem ini dapat mendukung kendaraan udara tak berawak yang melakukan pengawasan atau me-relay komunikasi,” kata PowerLight.
Sistem ini juga dapat melacak dan mengisi UAV saat berada di langit. “Teknologi Free-Space Power Beaming sudah ada di sini, dan aman,” kata perusahaan.
Sistem ini menggerakkan UAV ketika sedang bergerak dan di ketinggian. Platform PowerLight juga menggabungkan perisai keamanan virtual yang memastikan orang dan lingkungan di atas, di bawah, dan di sekitarnya tetap aman. “Tantangan utama yang kami lihat adalah manajemen termal,” kata perusahaan.
William Rowley, yang bekerja pada proyek militer AS, mengatakan kepada New Scientist, rintangan terbesar yang dihadapi proyek ini adalah panas, yang dapat menyebabkan lebur atau terbakar.
Proyek ini bertujuan untuk menunjukkan sistem ground-to-ground yang berfungsi pada awal 2019 dengan ground-to-air pada 2020.
Simak artikel lainnya tentang sistem laser AS untuk mendukung drone di kanal Tekno Tempo.co.
DAILY MAIL | NEW SCIENTIST