Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seberapa Aman Kedokteran Nuklir Menangani Aneka Kanker?

image-gnews
Pesawat gamma camera untuk kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Sistemnya berfungsi mengolah radiasi gamma dari tubuh manusia menjadi citra  untuk diagnostik. (Foto Dok.Humas RSHS)
Pesawat gamma camera untuk kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Sistemnya berfungsi mengolah radiasi gamma dari tubuh manusia menjadi citra untuk diagnostik. (Foto Dok.Humas RSHS)
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Masyarakat awam hingga dokter masih banyak yang takut dengan pelayanan diagnostik dan terapi kedokteran nuklir. Menurut akademisi dan praktisinya, mereka selama ini bekerja dengan standar operasional dan keamanan tingkat tinggi agar tidak membahayakan petugas medik dan pasien.

"Prinsip dasar soal nuklir itu bahaya atau tidak, sama seperti api atau air," kata Guru Besar Kedokteran Nuklir Achmad Hussein Kartamihardja.

Baca: Sejarah Lahirnya Kedokteran Nuklir, Bermula di Bandung
Baca: Kenapa Spesialis Kedokteran Nuklir Masih Langka di Indonesia?
Baca: Perkembangan Kedokteran Nuklir, Dosis Radioaktif Lebih Spesifik

Dari dulu sejak awal didirikan pada 1971 di Rumah Sakit Hasan Sadikin yang kemudian bermitra dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, kedokteran nuklir sering digunakan untuk terapi, khususnya pada penyakit tiroid dan hipertiroid yang terkait dengan fungsi kelenjar gondok berlebihan.

"Ke depan nanti untuk meratakan keloid atau bekas luka supaya nggak menjendul atau gatal, biasanya akibat bekas operasi atau luka," kata Hussein di sela pertemuan ilmiah tahunan internasional kedokteran nuklir ke-22 di Bandung, 14-16 September 2018.

Fungsi lain kedokteran nuklir untuk mengobati pasien yang nyeri tulang karena anak sebar kanker. Pada kondisi tertentu dengan pengobatan sekarang, pasien sampai harus diberi morfin agar tidak merasakan nyeri yang hebat. "Jadinya pasien itu mati nggak, hidup juga nggak, karena tidur terus," ujarnya.

Pemanfaatan kedokteran nuklir di Indonesia sejauh ini banyak untuk diagnostik penyakit, sementara untuk terapi masih terbatas. Salah satu faktornya, kata Hussein, karena jumlah ketersediaan alat.

Di Indonesia yang jadi rujukan nasional ada 14 rumah sakit pemerintah dan swasta. "Karena investasi alatnya besar, swasta juga ragu. Nuklir bukan tidak berbahaya tapi bisa dikendalikan dan bermanfaat," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengobatan nuklir, menurut Hussein, lebih sederhana caranya. Misalnya untuk tiroid hanya diberi yodium dengan cara diteteskan 1cc atau disuntikkan. "Nggak seperti di kemoterapi yang perlu diinfus," ujarnya. Target kedokteran nuklir untuk mengobati penyakitnya.

Cara lain terapi dan diagnostik kanker prostat misalnya memakai Prostate-Specific Membrane Antigen (PSMA) Ga 68. Menurut Hussein, PSMA yang bisa spesifik sampai ke kanker prostat dan anak sebarnya itu ikut membawa zat radioaktif. "Dia akan berhenti sampai ketemu sumber kankernya lalu pelacak itu diganti untuk membunuh sel kankernya dengan radiasi," ujar Hussein.

Dampak efek samping jika digunakan sesuai standar relatif minimal. Misal kanker tiroid yang diberi radioaktif iodium lalu dibuang lewat ludah. "Kalau kita nggak kasih tahu pasiennya supaya banyak minum, itu akan tersangkut di sana biasanya bikin sumbatan saluran ludah sehingga mulutnya suka kering," katanya.

Ketakutan orang lainnya soal efek samping kedokeran nuklir yaitu menimbulkan kanker lain, mandul, leukimia. "Sudah banyak studi dan panjang, hasilnya tidak mengkonfirmasi ketakutan itu. Radiasi nuklir tidak berpengaruh secara signifikan," kata Hussein.

Dokter spesialis kedokteran nuklir Ayu Rosemelia Dewi mengatakan, obat yang diberikan ke pasien bisa berbentuk cairan yang bisa diminum atau lewat suntikan, pun ada juga berupa plester. "Penanganannya khusus dan bukan jenis obat rumahan," katanya. Pengobatan hanya bisa berlangsung di rumah sakit, pun membuka plester karena penanganan limbah radiasinya harus khusus.

Ketika menangani diagnostik atau terapi, dokter tidak selalu harus memakai baju pelindung antiradiasi. "Kalau konsultasi dengan pasien atau foto tiroid jantung atau tulang nggak perlu," katanya. Pada baju khusus juga dipasang alat pemantau efek radiasi. Biasanya kalau sudah 2-3 bulan, dokter diistirahatkan dulu.

Simak artikel lainnya tentang kedokteran nuklir di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

3 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

4 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

4 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

4 hari lalu

Orang-orang berjalan di Lapangan Naqsh-e Jahan, setelah laporan serangan Israel ke Iran, di Provinsi Isfahan, Iran 19 April 2024. Rasoul Shojaie/IRNA/WANA
11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.


Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

6 hari lalu

Para pengunjuk rasa membakar bendera AS dan Israel selama protes anti-Israel di Teheran, Iran, 1 April 2024MAJID ASGARIPOUR/WANA VIA REUTERS)
Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

Sejumlah fakta terbaru soal dugaan serangan Israel ke Iran, mulai dari fasilitas nuklir hingga kondisi warga Isfahan.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

7 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

7 hari lalu

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berdiri saat militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS /Amir Cohen
Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

Iran mengaku fasililitas nuklirnya aman. Sehari sebelum dugaan serangan Israel, Garda Revolusi Iran mengklaim siap menembakkan rudal.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

9 hari lalu

Logo Universitas Indonesia. TEMPO, Savero Aristia Wienanto.
5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

10 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.