Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

AS Akan Buat Pasukan Serangga Penyebar Virus, Ini Kata Ilmuwan

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Hama wereng coklat (Nilaparvata lugens). ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Hama wereng coklat (Nilaparvata lugens). ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Iklan

TEMPO.CO, Washington - Proyek penelitian Pentagon baru yang kontroversial, disebut Sekutu Serangga, telah mengundang berdebatan dan kekhawatiran ilmuwan, bahwa pasukan serangga itu bisa menjadi senjata biologis yang tak terkendali, sebagaimana dilaporkan Live Science, akhir pekan lalu.

Baca: Serangga Mengerikan Ini Telah Membuat Heboh di Facebook

Didanai oleh Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan (DARPA), proyek ini melibatkan penggunaan teknik pengeditan gen seperti CRISPR untuk menginfeksi serangga dengan virus yang dimodifikasi yang dapat membantu membuat hasil tanaman Amerika lebih tangguh.

Jika ladang jagung dilanda kekeringan yang tidak terduga atau tiba-tiba terkena patogen, misalnya, Sekutu Serangga akan menyebarkan pasukan kutu daun yang membawa virus rekayasa genetika untuk memperlambat laju pertumbuhan tanaman jagung.

Menurut situs DARPA, "terapi bertarget" ini dapat berlaku dalam satu musim tanam, dan berpotensi melindungi sistem tanaman Amerika dari ancaman keamanan pangan seperti penyakit, banjir, es dan bahkan "ancaman yang diperkenalkan oleh negara atau aktor non-negara."

Namun, anggota komunitas ilmiah skeptis. Dalam sebuah surat yang diterbitkan 5 Oktober di jurnal Science, sebuah tim yang beranggotakan lima ilmuwan menyuarakan kekhawatiran bahwa proyek itu dapat dengan mudah dieksploitasi sebagai senjata biologis - atau setidaknya dianggap seperti itu oleh komunitas internasional.

"Menurut pendapat kami pembenarannya tidak cukup jelas. Misalnya, mengapa mereka menggunakan serangga? Mereka bisa menggunakan sistem penyemprotan," Silja Voeneky, salah satu penulis surat dan profesor hukum internasional di Universitas Freiburg, Jerman, mengatakan kepada The Washington Post. "Menggunakan serangga sebagai vektor untuk menyebarkan penyakit adalah senjata biologis klasik."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Blake Bextine, manajer program untuk Sekutu Serangga, tidak terlalu khawatir. "Setiap kali Anda mengembangkan teknologi baru dan revolusioner, ada potensi untuk kemampuan [baik ofensif dan defensif]," kata Bextine kepada The Washington Post.

"Tapi bukan itu yang kami lakukan. Kami memberikan sifat positif pada tanaman ... Kami ingin memastikan kami menjamin keamanan pangan, karena keamanan pangan adalah keamanan nasional di mata kami."

Sekutu Serangga masih dalam tahap awal pengembangan, dan setidaknya empat perguruan tinggi AS (Institut Boyce Thompson, Penn State University, Ohio State University dan University of Texas di Austin) telah menerima dana untuk melakukan penelitian tersebut.

The Washington Post menyebut program tersebut saat ini merencanakan tiga jenis serangga pengganggu sebagai pasukan, yaitu kutu daun, wereng dan lalat putih. Di alam, serangga ini secara rutin menyebarkan virus di antara tumbuhan.

LIVE SCIENCE | WASHINGTON POST

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

4 hari lalu

Lalat buah. Kredit: Wikipedia
Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

16 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

18 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

18 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

21 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

23 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

24 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

25 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

25 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

28 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.