TEMPO.CO, Manokwari - Sebanyak 100 kali gempa berskala kecil hingga Magnitudo 5 terjadi di wilayah Provinsi Papua Barat sejak Januari hingga Oktober 2018.
Baca: Gempa Pandeglang Tidak Berdampak ke Gunung Anak Krakatau
Baca: Penyebab Gempa Pandeglang 5,2 M di Selat Sunda
Baca: Pusgen: Gempa Donggala Akibat Pergerakan 2 Segmen Sesar Sekaligus
"Justru ini bagus, karena lempeng bergerak secara rutin. Dari pada ketika saatnya lempeng harus bergerak tapi tidak bergerak, itu akan menyimpan energi cukup besar dan suatu saat dapat mengeluarkan guncangan gempa dahsyat," kata Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manokwari, Denny Puttiray di Manokwari, Rabu, 31 Oktober 2018.
Denny mengatakan gempa yang terjadi sejak Januari seluruhnya berkekuatan di bawah magnitudo 5 dan tidak berpotensi tsunami. Gempa terakhir terjadi di wilayah Sorong pada 29 Oktober 2018.
Pusat gempa dari 100 kasus sepanjang Januari hingga Oktober ini bervariasi. Di wilayah Teluk Bintuni, pusat gempa rata-rata terletak di darat. Di Tambrauw, Fakfak dan Kaimana sebagian berada di darat sebagian lainnya di laut.
"Ini semua merupakan gempa dangkal, tapi kekuatannya kecil. Sehingga meskipun terjadi di laut namun tidak berpotensi tsunami," ujarnya.
Puttiray menjelaskan, sesuai teori, tsunami dapat terjadi ketika kekuatan gempa mencapai 7 SR ke atas dan pada kedalaman di bawah 50 kilometer.
Dari Januari hingga saat ini gempa di Papua Barat berada di kisaran 2 hingga 5 M. Menurutnya, gempa bumi yang terjadi selama ini masih dalam kategori aman. Meskipun demikian, ia menyarankan masyarakat tetap waspada mengingat potensi gempa di Papua Barat cukup tinggi.
"Kita tidak tahu kapan bencana terjadi, maka sebaiknya terus waspada. Mudah-mudahan yang kita khawatirkan tidak terjadi," ujarnya.
Papua Barat masuk dalam daftar daerah paling rawan gempa bumi. Hasil penelitian ahli geolologi, wilayah tersebut merupakan titik pertemuan antara lempeng Asia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik.
Upaya mitigasi dan penanganan bencana menjadi perhatian pemerintah daerah dan lembaga lainnya, di antaranya Kodam XVIII/Kasuari.
Pada 7 hingga 24 November 2018, Kodam akan menggelar pelatihan akbar penanganan bencana. Kegiatan tersebut melibatkan 1.000 personil dari seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk PT Telkom Indonesia dan media.
Simak artikel lainnya tentang gempa Papua Barat di kanal Tekno Tempo.co.