Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siaga, Aliran Lava Gunung Karangetang Hampir Mencapai Laut

image-gnews
Gunung api Karangetang mengeluarkan lava pijar di kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, 12 Mei 2015. ANTARA/Fiqman Sunandar
Gunung api Karangetang mengeluarkan lava pijar di kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, 12 Mei 2015. ANTARA/Fiqman Sunandar
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api, Pusat Vulknanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, mengatakan aktivitas Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, saat ini sudah ditetapkan dalam status Siaga (Level III) yang ditunjukkan dengan guguran dan aliran lava.

Baca: PVMBG: Leleran Lava Gunung Karangetang Berlanjut, Status Siaga
Baca: Waspada, Guguran Lava Gunung Karangetang Berpotensi Awan Panas

“Memang awan panas belum keluar, karena baru aliran lava dan guguran lava,” kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 5 Februari 2019.

PVMBG sejak 20 Desember 2018 lalu menaikkan status aktivitas Gunung Karangetang menjadi Siaga (Level III). Daerah dalam radius 2,5 kilometer dari puncak kawah gunung tersebut, serta perluasan sektoral pada arah barat-barat laut sejauh 3 kilometer, dan arah barat laut-utara sejauh 4 kilometer.

Warga yang menghuni sejumlah kampung di arah barat laut-utara di antaranya Kampung Niambangeng, Kampung Beba, dan Kampung Batubulan agar dievakuasi untuk menghindari ancaman bahaya guguran dan aliran lava yang bisa berubah sewaktu-waktu menjadi awan panas.

Hendra mengatakan letusan Gunung Karangetang berpotensi eksplosif, tapi umumnya tidak terlalu besar. “Sepanjang yang kami amati, letusan eksplosif sebelumnya tidak terlalu besar, hanya berupa letusan abu. Yang berbahaya itu awan panas. Ciri khas Gunung Karangetang itu awan panas guguran,” kata dia.

Aktivitas erupsi Gunung Karangetang saat ini berbeda dengan sebelumnya. Aktivitas letusan yang biasanya bersumber di Kawah Utama (Kawah Selatan) gunung itu, kini berganti di Kawah Dua (Kawah Utara).

“Ancaman guguran lava yang biasanya ke arah tenggara, timur, atau barat daya, sekarang ke arah barat laut-utara. Dan pos pemantauan ada di selatan sehingga tidak terlihat, susah memantaunya, karena berada di balik gunung,” kata dia.

Hendra mengatakan sepanjang pemantauan PVMBG selama puluhan tahun, aktivitas erupsi dari Kawah Utara baru terjadi kali ini. “Baru pertama kali guguran dan aliran lava ke arah barat laut-utara, sejak puluhan tahun kantor ini berdiri. Biasanya mengarah ke tenggara-barat-barat daya. Ini karena sekarang sumber yang aktifnya di Kawah Utara bukan di Kawah Selatan,” kata dia.

Dari pengamatan, aktivitas kegempaan Gunung Karangetang relatif tidak melonjak tajam. Aktivitas erupsi juga dominan ditunjukkan dengan terjadinya aliran lava. “Tapi karena ada potensi awan panas, tetap kami antisipasi,” kata Hendra.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Hendra, hampir seluruh Pulau Siau berada di daerah merah, tapi warga sudah menghuni pulau Gunung Karangetang itu sejak lama. Warga yang berada di arah ancaman guguran dan aliran lava sudah diminta mengungsi sejak status gunung itu dinaikkan menjadi Siaga. “Mereka diminta mengungsi dulu sampai ancamannya berkurang. Memang belum ada awan panas, hanya guguran dan aliran lava, tapi kita tidak mau ambil risiko,” kata dia.

Menurutnya, ada yang khas dengan awan panas guguran yang dihasilkan oleh guguran lava Gunung Karangetang. “Awan panas guguran itu berasal dari ujung lidah lava, bukan dari puncaknya, tapi dari ujung lidah karena gravitasi sehingga tidak stabil saja,” kata dia.

Laporan terakhir aliran lava yang bersumber dari aktivitas Gunung Karangetang di Kawah Utara sudah hampir mencapai laut. “Memang ada potensi sampai ke laut, jadi warganya, ada sekitar 12 KK dari laporan BPBD sudah dievakuasi,” kata dia.

Aliran lava Gunung Karangetang dilaporkan sudah menghancurkan jembatan yang berjarak sekitar 150 meter dari bibir pantai. Sementara jarak Kawah Utara menuju bibir pantai menembus 3 kilometer. “Progresnya lumayan, dua hari lalu (aliran lava) masih sekitar 500 meter dari jembatan. Sekarang sudah masuk jembatan. Jembatan itu jaraknya 150 meter dari pantai,” kata dia.

PVMBG mengamati aktivitas yang terjadi di Kawah Utara Gunung Karangetang berupa letusan tipe efusif, berupa aliran dan guguran lava. Arahnya dominan menuju barat laut-utara. Guguran dan aliran lava teramati keluar dari Kawah Utara mengarah ke barat sejauh 1 kilometer, ke barat laut-utara menuju Kali Batuare sejauh 1-2 kilometer dan ke Kali Malebuhe sejauh 2,5-2,9 kilometer.

Citra satelit termal modis merekam anomali panas di Kawah Utara hingga ke lereng arah barat laut-utara dengan daya berkisar 1-100 MW. Citra satelit mengindikasikan erupsi efusif Gunung Karangetang berlangsung intensif dan belum menunjukkan indikasi penurunan.

PVMBG meminta warga di Pulau Siau tetap tenang dan mengikuti semua arahan BPBD setempat serta rekomendasi lembaganya. “Sepanjang yang kami amati daerah yang terancam itu masih berada di daerah barat laut dan barat laut-utara. Dari letusan-letusan sebelumnya yang terjadi di Kawah Selatan itu tidak terlalu besar, hanya berupa letusan abu,” kata dia.

PVMBG menaikkan status Gunung Karangetang menjadi Siaga (Level III) Desember lalu karena indikasi magma gunung tersebut sudah mencapai permukaan. “Memang keluarnya baru berupa efusif, aliran lava. Tapi potensi yang terkandung pada aliran lava ini bisa sewaktu-waktu menjadi awan panas, itu yang menjadi perhatian. Makanya dinaikkan statusnya,” kata dia.

Gunung Karangetang merupakan gunung yang relatif paling sering erupsi. Terakhir terjadi tahun 2016 dengan pusat erupsi berada di Kawah Selatan. Saat itu ancaman utama berupa guguran lava dan awan panas guguran yang mengarah ke timur-tenggara dan barat daya. Pada erupsi sebelumnya pada tahun 2015, warga di Desa Kola-Kola di Bebali sempat dievakuasi. Awan panas guguran melanda desa saat warganya sudah pergi. Nyaris dua tahun tidak terjadi peningkatan aktivitas gunung itu, baru di bulan November 2018 gunung tersebut aktif kembali dengan bergesernya aktivitas erupsi ke Kawah Utara.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gunung Merapi Sering Luncurkan Awan Panas, Warga Diimbau Selalu Waspada

40 hari lalu

Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu, 18 Agustus 2024. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Gunung Merapi Sering Luncurkan Awan Panas, Warga Diimbau Selalu Waspada

Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini dilaporkan berupa guguran lava dan awan panas.


Gunung Berapi di Islandia Meletus, Tempat Spa Blue Lagoon Evakuasi Tamu

42 hari lalu

Pemandangan erupsi gunung berapi terlihat dari Grindavik, Islandia, 8 Februari 2024. Pihak berwenang setempat menyebut ini letusan ketiga yang melanda daerah tersebut sejak Desember 2023 lalu. REUTERS/Frank Nieuwenhuis
Gunung Berapi di Islandia Meletus, Tempat Spa Blue Lagoon Evakuasi Tamu

Blue Lagoon, sebuah spa panas bumi dan tujuan wisata populer Islandia di dekat lokasi letusan, mengumumkan telah mengevakuasi tamu.


Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava 13 Kali Hingga 1,6 Km

47 hari lalu

Luncuran guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Senin 5 Agustus 2024 malam. Menurut data BPPTKG periode pengamatan 5 Agustus 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB telah terjadi 55 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter ke arah barat daya dan menunjukkan suplai magma masih terus berlangsung sehingga dapat memicu terjadinya awan panas guguran dari Gunung Merapi yang berstatus siaga (level III). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava 13 Kali Hingga 1,6 Km

Gunung Merapi meluncurkan guguran lava 13 kali dengan jarak luncur hingga 1,6 kilometer, Ahad, 18 Agustus 2024.


Badan Geologi Minta Warga Waspadai Guguran Lava Gunung Karangetang

57 hari lalu

Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro. ANTARA/HO-Pos PGA Karangetang
Badan Geologi Minta Warga Waspadai Guguran Lava Gunung Karangetang

Badan Geologi minta warga mewaspadai guguran lava Gunung Karangetang di Sulawesi Utara setelah erupsi beberapa waktu lalu.


Badan Geologi Mencatat Adanya Aliran Lahar dari Gunung Karangetang, Masyarakat Diminta Waspada

58 hari lalu

Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro. ANTARA/HO-Pos PGA Karangetang
Badan Geologi Mencatat Adanya Aliran Lahar dari Gunung Karangetang, Masyarakat Diminta Waspada

Badan Geologi mencatat adanya aliran lahar dari Gunung Karangetang yang berada di Sulawesi Utara, Rabu, 7 Agustus 2024.


Badan Geologi Minta Warga Mewaspadai Banjir Material Vulkanik Gunung Karangetang

11 Juli 2024

Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro. ANTARA/HO-Pos PGA Karangetang
Badan Geologi Minta Warga Mewaspadai Banjir Material Vulkanik Gunung Karangetang

Badan Geologi meminta warga mewaspadai banjir material vulkanik dari Gunung Karangetang saat hujan deras.


Gunung Ibu Muntahkan Abu Erupsi Setinggi 2 Km, Ada Lontaran Lava Pijar

18 Juni 2024

Gunung Ibu mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Desa Gam Ici Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Senin 13 Mei 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam aktivitas erupsi yang menghasilkan kolom abu setinggi lima kilometer dari puncak Gunung Ibu pada Rabu (13/5) pukul 09:12 WIT dengan intensitas tebal condong ke arah barat dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 5 menit 6 detik.  ANTARA FOTO/Andri Saputra
Gunung Ibu Muntahkan Abu Erupsi Setinggi 2 Km, Ada Lontaran Lava Pijar

Gunung Ibu erupsi lagi. Kolom abu vulkaniknya terlihat berwarna kelabu dan hitam, dengan ketinggian sekitar 2 Km ke langit.


Banjir Lahar Tebal 3 Meter dari Gunung Karangetang Tutup Jalan Utama di Siau

14 Juni 2024

Asap putih keluar dari puncak Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu, 6 Februari 2019. Asap putih bertekanan disertai guguran material vulkanik dari kawah bagian utara masih mendominasi aktivitas erupsi efusif Gunung Karangetang. ANTARA
Banjir Lahar Tebal 3 Meter dari Gunung Karangetang Tutup Jalan Utama di Siau

Banjir lahar dilaporkan terjadi di Gunung Karangetang Kamis, 13 Juni 2024.


Gunung Semeru Muntahkan Lava Sejauh 2,5 Kilometer, Buram Akibat Cuaca Berkabut

10 Juni 2024

Gunung Semeru erupsi dengan ketinggian letusan abu vulkanik mencapai 500 meter di atas puncak pada Sabtu, 1 Juni 2024 pukul 08.20 WIB. PVMBG
Gunung Semeru Muntahkan Lava Sejauh 2,5 Kilometer, Buram Akibat Cuaca Berkabut

Gunung Semeru kembali menampakkan aktivitas vulkanis Senin dinihari, 10 Juni 2024. Guguran lava pijar teramati mengarah ke Besuk Kobokan.


Meletus Lagi Gunung Api Islandia, Laju Lavanya Pecahkan Rekor

15 Februari 2024

Foto udara erupsi gunung berapi di Reykjanes, Peninsula, Islandia, 8 Februari 2024. Pihak berwenang setempat menyebut ini letusan ketiga yang melanda daerah tersebut sejak Desember 2023 lalu. Iceland Civil Protection/Handout via REUTERS
Meletus Lagi Gunung Api Islandia, Laju Lavanya Pecahkan Rekor

Letusan vulkanik Gunung Api Islandia berlanjut. Kali ini menghasilkan aliran lava terkencang yang pernah ada dalam sejarah gunung berapi.