TEMPO.CO, Bandung - Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Nucki Nursjamsi Hidajat menepis anggapan dugaan malpraktik pada kasus kematian pasien obesitas Ny. S, warga Karawang, Jawa Barat.
Baca: Kesaksian Dokter RS Hasan Sadikin Soal Kepulangan Pasien Obesitas
Baca: Pasien Obesitas Meninggal, Dokter RS Hasan Sadikin Kaget
Baca: Pasien Obesitas Ekstrem Meninggal Setelah Pemulihan Operasi
“Ya nggak lah, malpraktik apanya ya? Insya Allah nggak, kita sesuai dengan prosedur, penanganannya sesuai prosedur,” kata Nucki kepada Tempo, Senin, 4 Maret 2019.
Pihak RSHS Bandung menyatakan pasien dirawat sejak 1 Februari dengan rujukan dari Rumah Sakit Karawang. Untuk penanganan obesitas selama perawatannya, RSHS membentuk tim khusus dari berbagai disiplin ilmu.
Pada 18 Februari 2019 pasien menjalani operasi bedah bariatrik atau tindakan pengecilan lambung. Tindakan operasi dilaporkan berjalan dengan baik begitu pun kondisi pasien setelah operasi.
Baca Juga:
Secara umum kondisi pasien dinilai baik, tekanan darah, nadi, dan pernapasannya normal, tidak sesak nafas. Perkembangan lain yang signifikan yaitu pasien sudah bisa duduk dan tubuhnya bisa menerima asupan makanan sebanyak 450 kalori per hari.
Berdasarkan perkembangan yang ada, pasien dinyatakan aman untuk pulang pada 1 Maret 2019 dan dapat melakukan aktivitas keseharian di rumah. Saat pulang pasien dibekali obat-obatan dan edukasi asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Setelah kasus kematian pasien itu, kata Nucki, RSHS Bandung tidak melakukan penyelidikan melainkan membuat laporan kasusnya. “Prosedur kita di rumah sakit kalau ada kematian pasti ada laporan peninjauan kasus,” katanya.
Sejauh ini masalah kematian Ny. S dinilai agak istimewa karena terjadi setelah dipulangkan dengan pertimbangan kondisi pasien membaik dibandingkan ketika datang. “Pas pulang ke rumah terjadi, nah ini tangan kita nggak sampai ke sana.”
Tim Dokter RSHS Bandung juga mengaku penasaran soal penyebab kematian pasien obesitas itu. Sejauh ini anggota tim baru menanyakan ke suami pasien.
Menurut Nucki, perlu ada konsultasi tim dokter dengan pihak keluarga. “Tapi sifatnya bukan untuk mencari siapa yang salah hanya pembelajaran kenapa ini terjadi,” kata dia.
Direktur Utama RSHS Bandung Nina Susana Dewi mengatakan, pasien dipulangkan bukan karena kuota BPJS Kesehatannya habis. “Melainkan murni karena kondisi yang sudah aman untuk dipulangkan secara medis,” ujarnya. Biaya penanganan pasien obesitas ditanggung BPJS dan RSHS.