TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tas dukun dari abad 11, yang ditemukan di Bolivia, berisi kantong khusus dengan jejak beberapa tanaman psikotropika di dalamnya, serta kumpulan perlengkapan yang cukup mengesankan. Dukun asli Amerika Selatan 1.000 tahun yang lalu memang dikenal memiliki cukup perlengkapan pengobatan.
"Kami sudah tahu bahwa psikotropika penting dalam kegiatan spiritual dan keagamaan masyarakat Andes di selatan-tengah. Namun, kami tidak tahu bahwa orang-orang ini menggunakan begitu banyak senyawa berbeda dan mungkin menggabungkannya bersama-sama," ujar antropolog Jose Capriles dari Penn State, seperti dilansir laman sciencealert, Senin, 6 Mei 2019.
Tas dijahit dari tiga moncong rubah itu, berisi dua tablet kayu untuk menggiling tanaman psikotropika menjadi tembakau, dua spatula tulang, dan ikat kepala anyaman. Selain itu, ada sebuah tabung dengan dua kepang rambut manusia, untuk merokok semacam ganja.
Sepanjang sejarah, manusia di seluruh dunia telah menggunakan zat nabati untuk mengubah persepsi, seringkali dalam konteks agama atau ritual. Memahami apa tanaman ini, dan bagaimana mereka digunakan, dapat memberi tahu banyak tentang apa yang diketahui manusia zaman dulu tentang tanaman, dan tanaman mana yang penting secara budaya.
"Ini adalah jumlah terbesar zat psikoaktif yang pernah ditemukan dalam temuan arkeologis tunggal dari Amerika Selatan," kata Capriles.
Para arkeolog, yang pada 2008 dan 2010 meneliti situs pemukiman di Lembah Sungai Sora Bolivia, menemukan kantong kulit. Tepatnya di gua bernama Cueva del Chileno, penanggalan radiokarbon dari kantong kulit menunjukkan usianya sekitar 1.000 tahun.
Dengan menggunakan pisau bedah, tim mengambil goresan kecil dari bahan yang melapisi bagian dalam kantong rubah. Analisis dengan menggunakan kromatografi cair serta spektrometri, mengidentifikasi sejumlah kecil zat.
Para peneliti menjelaskan bahwa jejak kimia bufotenine, dimethyltryptamine, harmine, dan kokain, termasuk produk turunan benzoylecgonine, diidentifikasi menunjukkan bahwa setidaknya tiga tanaman yang mengandung senyawa ini adalah bagian dari perlengkapan perdukunan.
Tidak diketahui seberapa luas penggunaan ayahuasca, atau berapa lama telah digunakan. Karena tidak mungkin mengukur dari sampel tersebut bagaimana tanaman dipersiapkan, tapi hal itu menunjukkan bahwa penduduk Lembah Sungai Sora tahu tentang sifat-sifat tanaman 1.000 tahun yang lalu.
"Tidak ada senyawa psikoaktif kami temukan berasal dari tanaman di daerah Andes ini. Ini menunjukkan adanya jaringan pertukaran atau pergerakan individu ini di berbagai lingkungan untuk mendapatkan tanaman khusus ini," kata arkeolog Melanie Miller dari Universitas Otago.
Menurut Miller, penemuan ini mengingatkan bahwa dukun atau orang-orang di masa lalu memiliki pengetahuan luas tentang tanaman dan potensi penggunaannya. Penelitian ini telah dipublikasikan di PNAS.
SCIENCEALERT | PNAS