Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Dampak Badai Matahari di Bumi Mulai 1859

image-gnews
Cahaya Utara, yang dikenal sebagai Aurora Borealis, tercermin dalam kolam batu di pantai di Hopeman, Moray. Cahaya ini terjadi saat matahari berada dalam siklus yang menyebabkan badai dan mengganggu medan magnet bumi. Dailymail.co.uk/Hemedia
Cahaya Utara, yang dikenal sebagai Aurora Borealis, tercermin dalam kolam batu di pantai di Hopeman, Moray. Cahaya ini terjadi saat matahari berada dalam siklus yang menyebabkan badai dan mengganggu medan magnet bumi. Dailymail.co.uk/Hemedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Hari ini, Jumat, 17 Mei 2019, dampak badai Matahari, yang terjadi 12-13 Mei 2019, dikabarkan akan muncul di Bumi. Badai Matahari sebelumnya memberikan beberapa dampak bagi aktivitas di Bumi.

Baca juga: Dampak Badai Matahari Hari Ini, BMKG: Indonesia Aman

Menurut laman Space.com, beberapa waktu lalu, badai Matahari dapat mempengaruhi listrik hingga gangguan komunikasi. Contohnya badai Event Carrington terjadi pada 1 September 1859. Nama badai ini sesuai dengan orang yang mengabadikan fenomena badai Matahari yaitu Richard Carrington, seorang astronom.

Badai Carrington merupakan suar matahari pertama yang didokumentasikan. Lembaga administrasi kelautan dan atmosfer Amerika Serikat (NOAA) mencatat badai Matahari Carrington memicu penampakan aurora besar yang dapat dilihat hingga Karibia. Badai ini menyebabkan komunikasi telegraf global terganggu dan memicu kebakaran.

Masyarakat sendiri tak perlu khawatir peningkatan aktivitas Matahari ini membahayakan nyawa. Ancaman terbesar justru berada pada peralatan buatan manusia yang berada di orbit, seperti satelit.

Karena, jika ledakan tinggi terjadi dan terlepas ke Bumi, satelit yang melintas di sekitar kutub dapat mengalami gangguan teknis, bahkan bisa padam sementara. Badai Matahari juga bisa mengganggu jaringan listrik sebuah negara. Pada 1989 ketika badai Matahari skala besar menghantam atmosfer, fenomena itu membuat medan magnet Bumi di sekitar kutub menjadi tak stabil.

Pembangkit listrik di Provinsi Quebec, Kanada, adalah yang paling terdampak. Lonjakan tegangan listrik menjadi tak terkendali, memicu terbakarnya sekring sebuah transformator utama. Bahkan, selama 12 jam, aktivitas perekonomian di Quebec lumpuh total. Sekolah-sekolah diliburkan, sementara jaringan transportasi umum berhenti beroperasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Badai Matahari juga mempengaruhi medan magnet Bumi di sekitar kutub. Komputer pribadi di penjuru Kanada mengalami kerusakan sementara. Bursa efek ikut terpengaruh. 

Pada Juli 2000, sebuah ledakan besar mengakibatkan terjadinya  badai Matahari kuat. Kejadian ini mengganggu satelit GPS, sehingga akurasi penentuan posisi ngawur selama beberapa jam. Pada hari yang sama, beberapa perusahaan listrik juga mengalami gangguan.

Indonesia dan bagian bumi di sekitar Khatulistiwa tidak terkena dampak Badai Matahari, hari ini. Badai Matahari akan berdampak di wilayah belahan utara dan selatan Bumi, demikian dinyatakan BMKG.

Namun karena kekuatan badai Matahari kali ini lemah, maka dampak mengganggu sinyal atau navigasi kemungkinan tidak akan terjadi. Sebaliknya, pemandangan menakjubkan aurora akan terlihat di wilayah-wilayah Rusia tengah, Finlandia, Swedia dan Norwegia. Beberapa aurora bahkan mungkin terlihat di ujung paling utara Skotlandia.

Simak artikel lainnya tentang badai Matahari di kanal Tekno Tempo.co.

EXPRESS | SPACE.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

41 hari lalu

Memprediksi Badai Matahari dalam 24 Jam
Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

Badai matahari merupakan istilah dari aktivitas tata surya terkait bintik matahari yang kemunculannya bisa diamati atau dipantau dari bumi.


Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

57 hari lalu

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

Bintik di salah satu sisi matahari mengeluarkan sejumlah ledakan dahsyat pada pekan lalu. Lontaran gelombangnya menghadap ke bumi.


Apa Itu Badai Matahari yang Dikabarkan Bakal Hantam Bumi di akhir 2023

22 Desember 2023

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Apa Itu Badai Matahari yang Dikabarkan Bakal Hantam Bumi di akhir 2023

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini.


Bumi Masih Dilanda Badai Matahari Pekan Ini

16 Maret 2022

Keindahan Aurora menghiasi angit di Pajala, Swedia, 10 Februari 2022. Langit Swedia dipenuhi dengan tarian cahaya hijau dan putih terang dari cahaya utara yang terlihat antara pukul 9-10 malam waktu setempat. REUTERS/Alexander Kuznetsov/All About Lapland
Bumi Masih Dilanda Badai Matahari Pekan Ini

Badai matahari adalah cuaca luar angkasa yang cukup normal, terjadi setiap kali Matahari kita tumbuh lebih aktif.


Badai Matahari Sebabkan Kiamat Internet, Berikut Pemicunya

14 September 2021

Memprediksi Badai Matahari dalam 24 Jam
Badai Matahari Sebabkan Kiamat Internet, Berikut Pemicunya

Badai matahari super yang terjadi di dunia, sebuah studi Sangeetha Abdu Jyothi dari University of California, sebabkan kiamat Internet.


Top 3 Tekno Berita Kemarin: Gambar Detil Hajar Aswad, Badai Matahari Terpa Bumi

5 Mei 2021

Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci Arab Saudi mengungkap teknik dokumentasi yang mereka lakukan baru-baru ini atas Hajar Aswad di dalam Ka'bah di kompleks Masjidil Haram. (Reasahalharmain)
Top 3 Tekno Berita Kemarin: Gambar Detil Hajar Aswad, Badai Matahari Terpa Bumi

Sebuah teknik fotografi dengan fokus panorama bertumpuk berhasil merekam gambar Hajar Aswad dengan tingkat akurasi dan kualitas tinggi.


Partikel Badai Matahari Baru Saja Hantam Bumi, Ini yang Terjadi

4 Mei 2021

Lubang korona pada 13 Maret 2019. Posisi lubang korona di sekitar ekuator matahari. (instagram/lapan-ri)
Partikel Badai Matahari Baru Saja Hantam Bumi, Ini yang Terjadi

Badai Matahari besar terakhir yang menghantam Bumi terjadi pada 1989, dan menyebabkan pemadaman listrik di Quebec, Kanada.


Badai Matahari Diyakini Ikut Memicu Tenggelamnya Kapal Titanic

17 September 2020

RMS Titanic merupakan kapal penumpang uap terbesar di dunia pada saat itu yang dimiliki perusahaan pelayaran White Star Line. Pada tanggal 14-4, 1912, Titanic bertabrakan dengan gunung es di Samudra Atlantik Utara dan menewaskan 1.523 penumpang. gizmodo.de
Badai Matahari Diyakini Ikut Memicu Tenggelamnya Kapal Titanic

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Weather mengungkapkan badai matahari diyakini ikut memicu tenggelamnya kapal Titanic dengan mengacaukan navigasi


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Dampak Badai Matahari, Indonesia Aman

17 Mei 2019

Memprediksi Badai Matahari dalam 24 Jam
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Dampak Badai Matahari, Indonesia Aman

Top 3 Tekno berita hari ini: dampak badai Matahari, Lokasi bencana pergeseran tanah jadi kampung mati, dan kata yang paling banyak dicari di Google


Dampak Badai Matahari Siang Ini: Aurora sampai Gangguan Navigasi

17 Mei 2019

Aurora Borealis terlihat menari di atas Arctic Snowhotel di Rovaniemi, Finlandia, Kamis, 28 Februari 2019. Finlandia menjadi salah satu negara yang menjadikan keindahan fenomena alam ini sebagai daya tarik wisatanya. REUTERS/Alexander Kuznetsov
Dampak Badai Matahari Siang Ini: Aurora sampai Gangguan Navigasi

Dampak badai matahari, yang terjadi pada 12-13 Mei 2019, akan sampai ke Bumi hari ini, Jumat, 17 Mei 2019.