Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alat Batu Tertua Ditemukan di Ethiopia, Lebih dari 2,5 Juta Tahun

image-gnews
Alat batu dari situs arkeologi Bokol Dora 1, Ethiopia, yang diperkirakan berasal dari lebih dari 2,58 juta tahun lalu. (dok..pnas.org)
Alat batu dari situs arkeologi Bokol Dora 1, Ethiopia, yang diperkirakan berasal dari lebih dari 2,58 juta tahun lalu. (dok..pnas.org)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah situs arkeologi yang ditemukan  di Ethiopia menunjukkan bahwa alat batu sudah digunakan lebih dari 2,58 juta tahun lalu. Sebelumnya, bukti tertua penggunaan alat batu adalah 2,58 hingga 2,55 juta tahun yang lalu.

Baca juga: Lukisan Gua Kalimantan, Bukti Seniman Zaman Es di Nusantara

Analisis para peneliti, yang diterbitkan Prosiding National Academy of Sciences, menunjukkan bahwa alat batu itu kemungkinan telah dipergunakan lebih lama dari yang selama ini diyakini.

Laman Phys, Senin, 3 Juni 2019, menyebutkan situs penggalian, yang dikenal sebagai Bokol Dora 1 atau BD 1, diduga sezaman dengan penemuan fosil tertua pada 2013 di Ledi-Geraru, wilayah Afar di timur laut Ethiopia. Fosil tulang rahang itu berasal dari sekitar 2,78 juta tahun lalu, atau lebih 200 ribu tahun dari alat-alat batu yang diupam.

Tim Ledi-Geraru telah bekerja selama lima tahun terakhir untuk mencari tahu apakah ada hubungan antara asal-usul genus manusia dan  pembuatan alat batu yang sudah digosok tersebut. Langkah penting ke depan dalam pencarian ini terungkap ketika ahli geologi Arizona State University, Christopher Campisano melihat alat-alat batu tajam di sedimen di lereng curam.

"Awalnya kami menemukan beberapa artefak tergeletak di permukaan, tapi kami tidak tahu dari mana endapan itu berasal," kata Campisano. "Tapi ketika mengintip dari tepi tebing kecil, saya melihat batu-batu mencuat dari permukaan lumpur."

Butuh beberapa tahun untuk menggali sedimen sebelum ditemukan lapisan arkeologis berisi tulang hewan dan ratusan keping batu kecil yang mewakili bukti paling awal dari nenek moyang menggunakan pisau batu. Situs ini mencatat banyak informasi tentang bagaimana dan kapan manusia mulai menggunakan alat-alat batu.

"Melihat sedimen di bawah mikroskop, kita dapat melihat bahwa situs itu hanya terpapar untuk waktu yang sangat singkat. Alat-alat ini dijatuhkan oleh manusia purba di tepi sumber air dan kemudian dengan cepat terkubur. Situs kemudian tetap seperti itu jutaan tahun," kata ahli geoarkeologi Vera Aldeias dari Universitas Algarve, Portugal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kaye Reed, yang mempelajari ekologi situs tersebut, adalah direktur Proyek Penelitian Ledi-Geraru dan peneliti di Institute of Human Origins di Arizona State University.  

"Manusia purba yang membuat alat-alat batu ini hidup di habitat yang sama sekali berbeda dari Lucy," kata Reed.

Lucy adalah nama panggilan untuk spesies hominin yang lebih tua yang dikenal sebagai Australopithecus afarensis, yang ditemukan di situs Hadar, Ethiopia, sekitar 45 kilometer barat daya dari situs BD 1 yang baru.

"Habitat berubah dari semak belukar dengan pohon-pohon dan hutan-hutan menjadi padang rumput terbuka dengan sedikit pohon," tutur Reed.

Selain meneliti usia abu vulkanik beberapa meter di bawah situs, ahli geologi menganalisis sedimen situs. 

Berita lain tentang alat batu tertua dan penelitian arkeologi bisa Anda ikuti di Tempo.co.

PHYS | PROSIDING NATIONAL ACADEMY OF SCIENCE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

11 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

30 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

31 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

35 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

35 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

36 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

53 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.