Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemanasan Global Ubah Pola Migrasi Serangga

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Jutaan lalat capung ekor panjang saat kawin massal di danau Tisza, Tiszakurt, Hungaria, 14 Juni 2016. Fenomena ini hanya terjadi sekali dalam setahun. REUTERS/Laszlo Balogh
Jutaan lalat capung ekor panjang saat kawin massal di danau Tisza, Tiszakurt, Hungaria, 14 Juni 2016. Fenomena ini hanya terjadi sekali dalam setahun. REUTERS/Laszlo Balogh
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini peneliti menemukan bahwa ternyata pemanasan global dapat berpengaruh pada perubahan pola migrasi serangga. Hal ini dikonfirmasi lewat penelitian yang terbit pada pada jurnal ilmiah Rabu pekan ini.

Baca: Studi: 40 Persen Lebih Spesies Serangga Alami Kepunahan

Penelitian dilakukan oleh ahli biologi dari University of Guelph dan menjadikan kupu-kupu dan capung sebagai sampelnya. Sampel dikumpulkan dari Semenanjung Bruce di Ontario pada musim gugur 2015 dan 2016. Sampel kemudian disematkan pemancar radio.

Pemancar radio tersebut memancarkan sinyal radio yang dapat diambil oleh menara di sepanjang rute migrasi serangga. Sinyal yang terpancar memberikan informasi tentang kecepatan dan jarak kembali ke peneliti.

Sampel kemudian dibiarkan bermigrasi melalui Ontario Selatan menuju wilayah Amerika Serikat bagian Utara. Dari perjalanan tersebut, peneliti mendapatkan beberapa hasil.

Rata-rata, para raja atau pemimpin koloni serangga menempuh kecepatan terbang sekitar 12 km/jam, lebih lambat daripada anggota koloninya yang terbang sekitar 16 km/jam. Salah satu anggotanya ada yang terbang hingga mencapai 77 km/jam dan menempuh jarak 122 kilometer hanya dalam satu hari.

Ryan Norris, salah satu peneliti yang juga terlibat dalam penulisan hasil penelitian ini mengatakan bahwa serangga memiliki kecepatan terbang yang cenderung lebih cepat. Namun untuk konteks penelitian ini, mereka diperlambat oleh paket pemancar radio, yang beratnya sekitar setengah dari berat tubuh serangga. Norris juga menjelaskan bahwa penelitian menunjukkan serangga cenderung terbang tinggi di atmosfer untuk mengambil keuntungan dari angin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil penelitian ini, seperti dilansir dari thestar.com, juga menunjukkan bahwa raja dan anggotanya terbang lebih cepat dalam suhu yang lebih hangat, namun melambat jika suhu di sekitar mereka terlalu panas, sehingga akan mungkin bagi pemanasan global dapat mempengaruhi migrasi menjadi lebih lambat daripada sebelumnya.

Kebiasaan perkembangbiakan serangga dan area tempat tinggal mereka di musim dingin telah banyak dipelajari, tetapi hampir tidak ada informasi tentang pola migrasi. Hal itu disampaikan oleh Samantha Knight yang memimpin penulisan hasil penelitian ini.

"Kami dapat mendokumentasikan beberapa hal mendasar yang tidak pernah dilakukan sebelumnya," kata Knight, yang juga seorang manajer program di Nature Conservancy of Canada.

Penelitian ini dapat dikatakan merupakan pendahuluan yang berhasil membuka ruang bagi banyak penelitian serupa tentang serangga. Dia mengharapkan teknologi meningkat sehingga migrasi serangga dapat lebih dipahami.

Norris mengatakan bahwa penelitian ini dapat memberikan pandangan kepada peneliti untuk tahu kemana para serangga pergi, sehingga nantinya peneliti dapat mengembangkan strategi konservasi yang efektif. “Sulit untuk memprediksi apa yang spesies akan lakukan jika Anda tidak tahu apa yang mereka lakukan sekarang,” ungkapnya.

THE STAR | RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

4 hari lalu

Lalat buah. Kredit: Wikipedia
Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.


Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

8 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

13 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

18 hari lalu

Selandia Baru. Shutterstock
Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

Selandia Baru akan memperketat penerbitan visa untuk membendung laju migrasi yang tinggi.


Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

30 hari lalu

Warga beraktivitas di pinggir Waduk Cacaban, Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa, 11 September 2018. Akibat musim kemarau tahun ini, volume air di salah satu waduk penyuplai di wilayah Pantura itu menyusut hingga lebih dari puluhan meter sehingga mengancam kekeringan, terutama persawahan di sejumlah wilayah itu. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

Fenomena penguapan air dari tanah akan menggerus sumber daya air di masyarakat. Rawan terjadi saat kemarau.


Parlemen Israel: Perang Selesai Jika Warga Yahudi Menetap di Gaza Utara

31 hari lalu

Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan gratis saat penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, selama bulan suci Ramadhan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara 19 Maret 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Parlemen Israel: Perang Selesai Jika Warga Yahudi Menetap di Gaza Utara

Perang Israel di Jalur Gaza akan berakhir jika warga Yahudi menetap di bagian utara wilayah itu, kata salah seorang pemimpin parlemen Israel


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

37 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

37 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

38 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

46 hari lalu

Kebakaran hutan membakar area di Santa Juana, dekat Concepcion, Cile, 4 Februari 2023. REUTERS/Ailen Diaz
Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?