Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gajah Jadikan Hutan Menyerap Karbon Senilai Rp 600 Triliun

image-gnews
Dua ekor gajah saling membantu satu sama lain, saat melumuri tubuh mereka. Seluruh tubuh gajah itu, kini berwarna putih. Felix Reinders berhasil menangkap momen tersebut, pria asal Afrika Selatan itu menambahkan para gajah itu berusaha mendinginkan tubuh mereka, dengan lumpur putih akibat jumlah air yang menipis. Nambia, 1 Maret 2015. Dailymail.co.uk
Dua ekor gajah saling membantu satu sama lain, saat melumuri tubuh mereka. Seluruh tubuh gajah itu, kini berwarna putih. Felix Reinders berhasil menangkap momen tersebut, pria asal Afrika Selatan itu menambahkan para gajah itu berusaha mendinginkan tubuh mereka, dengan lumpur putih akibat jumlah air yang menipis. Nambia, 1 Maret 2015. Dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Nature Geoscience, ahli biologi Universitas Saint Louis menemukan bahwa populasi gajah di hutan Afrika, mendorong pertumbuhan tanaman keras sehingga bisa menyerap karbon dari atmosfer lebih banyak.

Kesimpulan ini diambil karena kawanan gajah hanya makan tanaman berbatang lunak yang cepat tumbuh.  

"Lihatlah, ketika melihat jumlah gajah di hutan dan kita melihat komposisi hutan dari waktu ke waktu, kita menemukan bahwa proporsi pohon dengan kayu kepadatan tinggi lebih tinggi di hutan dengan gajah," kata Stephen Blake, asisten profesor biologi di Saint Louis University, dikutip Phsy, baru-baru ini.

Sebagai salah satu megaherbivora terakhir, gajah membentuk lingkungan dengan berperan sebagai penyebar benih dan buldoser hutan. Hal itu dilakukan ketika mereka memakan lebih dari seratus spesies buah, menginjak-injak semak-semak, merobohkan pohon dan membuka lahan.

Dampak ekologisnya juga mempengaruhi populasi pohon dan tingkat karbon di hutan, ldengan implikasi signifikan terhadap kebijakan iklim dan konservasi. Blake menghabiskan 17 tahun di Afrika Tengah untuk melakukan, antara lain, penelitian terapan dan konservasi gajah.

"Simulasi menemukan bahwa spesies tanaman yang tumbuh lambat bertahan lebih baik ketika gajah ada," tutur Blake. "Spesies ini tidak dimakan oleh gajah dan, seiring waktu, hutan menjadi didominasi oleh spesies yang tumbuh lambat ini."

Gajah lebih suka makan tanaman yang tumbuh cepat. Mereka menyebabkan tingkat kerusakan dan kematian yang tinggi untuk spesies itu dibandingkan dengan spesies yang tumbuh lambat dengan kepadatan kayu yang tinggi. 

Peneliti mensimulasikan kerusakan yang diakibatkan gajah melalui penjelajahan di hutan dan berasumsi menelusuri spesies tanaman tertentu dengan laju yang berbeda. Gajah lebih suka spesies yang tumbuh cepat di ruang yang lebih terbuka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat mencari makan dan menjelajah, gajah menyebabkan kerusakan tanaman dan semak. Model ini menghitung laju makan dan kerusakan dengan tingkat kematian gajah untuk melihat pengaruhnya terhadap tanaman kayu tertentu.

"Saat gajah menipiskan hutan, mereka meningkatkan jumlah spesies yang lambat, sehingga hutan mampu menyerap lebih banyak karbon," ujarnya. 

Temuan menunjukkan konsekuensi ekologis luas. Hilangnya gajah akan secara serius mengurangi kemampuan hutan yang tersisa untuk menyerap karbon.

Pohon dan tanaman menggunakan karbon dioksida selama fotosintesis, mengeluarkannya dari atmosfer. Karena alasan ini, tanaman sangat membantu dalam memerangi pemanasan global dan berfungsi untuk menyimpan emisi karbon.

Tanpa gajah, lebih sedikit karbon dioksida akan diserap dari atmosfer. Dalam istilah moneter, gajah bisa menjadikan hutan  sebagai penyerap emisi karbon senilai US$ 43 miliar atau setara dengan Rp 602 triliun.

Blake menyayangkan tindakan manusia yang menyebabkan gajah menghadapi kepunahan karena diburu atau habitatnya dirusak demi alih fungsi lahan.
PHYS | NATURE GEOSCIENCE


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

10 hari lalu

Kapal Gas Arjuna milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Dok. Pertamina
Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.


Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

12 hari lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. ANTARA/HO-Ministry of Industry.
Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.


Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

14 hari lalu

Kapal Gas Arjuna milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Dok. Pertamina
Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.


Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

42 hari lalu

Petugas mendeteksi bangkai gajah Sumatra (Elephas maximus sumatrensis) saat proses nekropsi di area perkebunan warga KM 35 Dusun Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Senin 25 Maret 2024. Pembedahan gajah jantan yang diperkirakan berusia lima tahun tersebut untuk mengambil sejumlah sampel organ dalam tubuh gajah dan kotoran guna uji laboratorium untuk memudahkan proses penyelidikan penyebab kematian. ANTARA FOTO/Rahmad
Seekor Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Aceh Utara, Ini Tindakan Polisi dan BKSDA

Gading gajah sumatera yang mati di pedalaman Aceh Utara itu telah hilang saat bangkainya ditemukan.


5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

50 hari lalu

Tim dari BKSDA sedang memeriksa kematian seekor anak gajah di Desa Gampong Baroh Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya. Kredit: ANTARA/HO
5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

Kasus gajah yang mati akibat diracun telah lama terjadi di Indonesia. Beberapa terjadi karena ingin mengambil gadingnya


Gajah Rahman Tewas Diracun, Polda Riau Didesak Segera Tuntaskan Penyelidikan

51 hari lalu

Kondisi gajah bernama Rahman yang mati dengan satu gading patah di Taman Nasional Tesso Nilo, Pelalawan Riau, Rabu, 10 Januari 2024. Dengan kematian Gajah Rahman, saat ini jumlah gajah binaan Flying Squad Taman Nasional Tesso Nilo berkurang satu menjadi 9 ekor. Foto: BKSDA
Gajah Rahman Tewas Diracun, Polda Riau Didesak Segera Tuntaskan Penyelidikan

Hingga kini belum ada tersangka yang ditetapkan dalam kasus kematian seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Januari lalu


Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Bibit Pohon untuk Lestarikan Lingkungan

23 Februari 2024

Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Bibit Pohon untuk Lestarikan Lingkungan

PT Pertamina (Persero) proaktif mewujudkan keberlanjutan lingkungan untuk mencapai target penurunan emisi atau net zero emission 2060. lewat gerakan penanaman 100.000 bibit pohon


Teknologi Carbon Capture, Kapal Kargo Uji Tangkap Emisi Karbonnya Sendiri

22 Februari 2024

 Kapal Kargo Sounion Trader. Lomas Shipping
Teknologi Carbon Capture, Kapal Kargo Uji Tangkap Emisi Karbonnya Sendiri

Kapal kargo Sounion Trader belum lama ini menyelesaikan uji sistem tangkap karbon langsung di atas kapal (onboard carbon capture system).


Luhut Sebut Standar Emisi Euro 4 dan 5 Bisa Pangkas Subsidi BBM hingga Rp 50 Triliun

22 Februari 2024

Tangkapan layar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam unggahan di akun Instagram @luhut,pandjaitan yang dipantau di Jakarta, Rabu (17/1/2024). (ANTARA/Ade Irma Junida)
Luhut Sebut Standar Emisi Euro 4 dan 5 Bisa Pangkas Subsidi BBM hingga Rp 50 Triliun

Luhut Pandjaitan memperkirakan bahan bakar emisi rendah yang memenuhi standar Euro 4 hingga Euro 5, bakal efektif mengurangi beban ssubsidi enegi.


Harimau dan Gajah Terlihat Lintasi Jalan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Akan Lakukan Langkah Ini

13 Februari 2024

Wisatawan melihat langsung gajah terlatih di Unit Konservasi Gajah Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung, beberapa waktu yang lalu. TNBBS sering dijadikan objek penelitian oleh belasan kampus di Jawa dan Sumatra. TEMPO/Parliza Hendrawan
Harimau dan Gajah Terlihat Lintasi Jalan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Akan Lakukan Langkah Ini

Setelah ada laporan harimau dan gajah melintasi jalan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan mempertimbangkan untuk memasang kandang penjebak.