TEMPO.CO, Palangka Raya - Tiga siswa SMAN 2 Palangka Raya yaitu Anggina Rafitri, Aysa Aurelya Maharani dan Yazid Rafly Akbar, yang mendadak terkenal berkat penelitian obat kanker bajakah tunggal, akan mendapat penghargaan dari Mendikbud Muhadjir Effendy.
Setelah mendapatkan bantuan dana pendidikan dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, ketiganya Jumat ini, 16 Agustus 2019 berangkat ke Jakarta untuk menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam suratnya bernomor 6591/D4/TU/2019 tertanggal 14 Agustus 2018, Kemendikbud melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Atas mengundang ketiganya berangkat ke Jakarta untuk menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan menghadiri peringatan hari Kemerdekaan RI.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalteng Slamet Winaryo ketika dihubungi, Kamis, 15 Agustus 2019, membenarkan adanya rencana penerimaan penghargaan dari pemerintah terhadap para siswa tersebut.
"Besok (16/8) mereka bertiga dengan didampingi Kepala sekolah SMAN 2 Palangka Raya akan ke Jakarta untuk menerima penghargaan itu," ujarnya.
Penelitian para siswa ini dilakukan sejak 2017 lalu dan didasari oleh kearifan lokal dan obat ini merupakan obat turun temurun suku Dayak di Kalteng.
Penelitian yang dilakukan di bawah bimbingan guru Helita Gusran juga dilakukan di Universitas Lambung Mangkurat, Kalsel untuk melihat senyawa aktif yang ada di dalamnya.
Dari hasil penelitian terhadap kayu bajakah itu terdapat 6 senyawa aktif obat penyembuh kanker dan antioksidan. Senyawa aktif itu Tanin, Flavonoid, Terpenoif , Steroid, Saponin, dan Fenolik.
Dari hasil itulah maka dilakukan uji kepada tikus putih kecil yang diinduksi sel tumor .
Setelah diuji dengan memberikan minum air kayu bajakah tunggal selama 2 pekan ternyata tumor yang ada di dalam tubuh tikus kecil itu hilang dan sembuh, bahkan tikus itu berkembang biak.
Setelah itu, para siswa peneliti ikut karya tulis yang dilombakan UPI Bandung dan penelitiannya berhasil menggondol juara.
Dari hasil ini kedua siswa Kalteng ini berhak mewakili Indonesia di WICO, Korea Selatan tanggal 28 September 2019 mereka memperoleh medali emas di bidang ilmu kesehatan.
Para peneliti obat kanker bajakah tunggal itu, Anggina berada di kelas XII MIPA3, Aysa Aurelya di kelas Xll MIPA4, dan Yazid Rafly Akbar di klas XI MIPA3.