Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Curhat Ilmuwan Pitoyo, Lebih Lama di Jepang daripada Indonesia

image-gnews
Ilmuwan Indonesia, profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang, Pitoyo Hartono saat menyampaikan materi di depan anak-anak di sekolah Indonesia di Tokyo, Jepang. Dok. Istimewa.
Ilmuwan Indonesia, profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang, Pitoyo Hartono saat menyampaikan materi di depan anak-anak di sekolah Indonesia di Tokyo, Jepang. Dok. Istimewa.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan Indonesia yang bekerja di Jepang Pitoyo Hartono mengaku belum puas dengan ilmu yang dia dapatkan. Profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang ini, menyatakan belum bisa pulang ke Indonesia.

"Ini (2019) tahun ke-31 saya di Jepang. Saya lebih lama hidup di Jepang, dari pada di negara saya sendiri. Ini karena, saya merasakan ada yang belum selesai dengan proses pendidikan saya. Saya masih belum bisa menghasilkan apa-apa yang berarti," ujar Pitoyo kepada Tempo, Sabtu lalu, 17 Agustus 2019.

Pitoyo menyelesaikan S1 pada 1993, dan dilanjutkan dengan S2 yang ia selesaikan pada 1995 di Waseda University. Setelah itu dia sempat bekerja di salah satu perusahaan elektronik raksasa di Jepang selama tiga tahun, sampai 1998.

Kemudian, dia kembali melanjutkan kuliahnya dengan mengambil S3 yang diselesaikannya selama empat tahun, dari 1998 hingga 2002. Lalu, ia mulai terlibat dalam Gundam Global Challenge sekitar akhir 2014, proyek yang membuat robot Gundam raksasa bergerak, yang ditargetkan selesai tahun depan.

Ketidakpuasannya dalam mencari ilmu, kata dia, kemungkinan karena dirinya berkecimpung di penelitian artificial intelligence, teori matematis dengan sedikit aplikasi, termasuk robotik.

Pitoyo Hartono, profesor bidang jaringan saraf buatan dari Chukyo University, Jepang, yang tergabung dalam tim ilmuwan Gundam Global Challange. Proyek ini akan membangun robot Gundam setinggi 18 meter. Istimewa

"Rasanya semakin banyak saya belajar, dan melakukan penelitian saya tidak merasa menjadi lebih pintar, saya makin tahu kalau saya belum mengerti apa-apa. Dengan kondisi seperti ini, belum ada oleh-oleh yang bisa saya bawa pulang untuk Indonesia," tutur Pitoyo. "Sebelum selesai, saya belum akan pulang."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pitoyo bersama mentornya Shuji Hashimoto, profesor bidang fisika terapan dari Waseda University selaku pimpinan tim, bertanggung jawab membuat rancang bangun teknologi agar robot Gundam seukuran asli, 18 meter, bisa bergerak.

Berkat keduanya, Gundam sebentar lagi bukan hanya ada dalam serial animasi, tapi juga akan ada di dunia nyata. Selain Pitoyo dan Hashimoto, tim juga terdiri dari anime director Yoshiyuki Tomino, produser film Katsuyuki Motohiro, dan Creative Technical Director Seiichi Saito.

Namun, ada kekhawatiran dalam diri Pitoyo yang tinggal lebih lama di Jepang dibandingkan di negara kelahiramnua. "Saya sedikit khawatir akan tercabutnya akar saya dari Indonesia. Dicabut kewarganegaraan pasti tidak, tapi tercabut dari akar budaya, dan identitas kebangaaan saya," tutur dia.

Ia mengaku khawatir kalau dia akan tidak mengerti akan bangsanya sendiri. "Merasa asing di negara sendiri," katanya. Karena itu, Pitoyo menambahkan, pada setiap kesempatan dia berusaha untuk datang ke Indonesia, berkeliling ke banyak universitas, mungkin hal itu akan sedikit membantu dengan melakukan penelitian bersama.

"Kalau dibutuhkan sedikit mengajar tentang apa yang saya tahu, saya akan datang ke Indonesia. Selain untuk memelihara akar saya, saya juga ingin sedikit berkontribusi untuk tanah kelahiran saya," pungkas Pitoyo.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Petugas menyiapkan alat Radioterapi Linear Accelerator, (LINAC) Elekta Versa HD di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Pada HUT Ke-51 RSPP, rumah sakit tersebut meresmikan fasilitas Radioterapi Linac untuk penanganan penyakit kanker dengan komplikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.


Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Sejumlah civitas akademika dan guru besar dari berbagai fakultas UGM membacakan Petisi Bulaksumur menyesalkan berbagai penyimpangan pemerintahan Jokowi, di Balairung UGM, Yogyakarta, Rab, 31 Januari 2024. EIBEN HEIZER/TEMPO
Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?


Kolaborasi Levi's dan Gundam, Seperti Apa Koleksi Pakaiannya?

29 Januari 2024

Koleksi terbaru dari Levi's x Gundam SEED. (ANTARA/HO-Levi's)
Kolaborasi Levi's dan Gundam, Seperti Apa Koleksi Pakaiannya?

Levi's berkolaborasi dengan karakter fiksi Gundam meluncurkan koleksi pakaian Levi's x Gundam SEED


Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Ilustrasi asteroid. youtube.com
Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.


Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Hasil sinar-X dan penelitian yang dilakukan oleh Institute of Legal Medicine of Peru terhadap 'mumi alien' yang menyimpulkan bahwa itu adalah boneka yang terbuat dari tulang binatang dipajang di Lima, Peru, 12 Januari 2024. REUTERS/Sebastian Castaneda
Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.


Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Rekonstruksi spesies dinosaurus yang baru diidentifikasi Tyrannosaurus mcraeensis, berdasarkan sebagian fosil tengkorak yang dikumpulkan di New Mexico, AS Sergei Krasinski/Handout via REUTERS
Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.


Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Pemandangan danau Tefe di sungai Solimoes yang terkena dampak suhu panas dan kekeringan di Tefe, negara bagian Amazonas, Brasil, 1 Oktober 2023. REUTERS/Bruno Kelly
Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.


Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

24 November 2023

Dinosaurus pemakan daging terkecil
Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.


Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

16 November 2023

Seekor echidna berjalan di tengah vegetasi di Pegunungan Cyclops, Papua, Indonesia 22 Juli 2023. Ekspedisi Cyclops/Handout via REUTERS
Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

Pemerintah Provinsi Papua melakukan penanaman bibit bambu di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.


Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

10 November 2023

Bibit kerabat tembakau benth, Nicotiana benthamiana, tumbuh di simulasi tanah bulan di laboratorium Universitas Pertanian Tiongkok di Beijing, Tiongkok, dalam gambar selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 9 November 2023. Yitong Xia/Handout via REUTERS
Ilmuwan Temukan Cara Ubah Tanah Bulan Jadi Subur, Risetnya di China

Ilmuwan menunjukkan cara mengubah tanah bulan menjadi subur untuk pertanian.