TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan vision AI Indonesia, Nodeflux berhasil meraih peringkat ke-25 untuk penilaian algoritma pemrograman dari Face Recognition Vendor Test (FRVT) pada September 2019 dari National Institute of Standards and Technology (NIST).
"Benchmark NIST sangat membantu para vendor yang memanfaatkan teknologi face recognition mendapat penilaian kualitas teknologi yang dimiliki," ujar Co-Founder dan CEO Nodeflux Meidy Fitranto, dalam keterangannya, Kamis, 26 September 2019.
NIST merupakan lembaga standarisasi dan salah satu laboratorium bidang sains dan teknik yang berdiri sejak 1901, di bawah kendali Departemen Perdagangan pemerintah Amerika Serikat. Tujuannya, menciptakan kompetisi unggul dalam perkembangan teknologi di seluruh dunia.
"Dengan peringkat ke-25 yang diraih Nodeflux untuk kategori Wild 1E-4 dataset, kami bangga terhadap prestasi ini untuk membawa pengembangan teknologi asli Indonesia ke kompetisi global," kata Meidy.
Salah satu program uji berkelanjutan yang diinisiasi bernama Face Recognition Vendor Test (FRVT), tolak ukur kecanggihan teknologi pengenalan wajah berdasar pemrograman algoritma yang dimiliki perusahaan teknologi AI. Serta dampak teknologi yang diberikan kepada khalayak.
FRVT memiliki tiga kategori penilaian, yakni Visa, Mugshot, dan Wild Dataset dengan mengevaluasi kinerja identifikasi melalui berbagai skenario, etnik, gender, dan umur. Pengujian dataset ini berguna untuk skenario di lapangan, misalnya, pengawasan di perbatasan wilayah, akses ID, dan keamanan perkotaan.
"Kami berkompetisi dengan perusahaan raksasa AI di Cina dan AS, misalnya, memang menjadi tantangan. Kami terus melakukan uji coba berkelanjutan untuk mendapatkan performa akurasi terbaik, hingga menempati posisi ini," tutur Faris Rahman, Co-Founder dan CTO Nodeflux.
Kategori Wild 1E-4 dataset dirancang menilai efektivitas teknologi dari memindai wajah untuk sektor retail dan ekosistem smart city, termasuk skenario keamanan di keramaian. Teknologi ini menjadi upaya mitigasi baik dari sektoral maupun pemerintah untuk meningkatkan keamanan bagi masyarakat, termasuk individual.
Nodeflux bersaing dengan lebih dari 90 perusahaan teknologi AI terkemuka di dunia, termasuk dari negara Cina dan Rusia, di kategori yang sama. "Ke depannya, tentu akan ada peningkatan berkelanjutan untuk teknologi yang dirancang," ujar Faris.
Metode face recognition dilakukan dengan konsep pembanding antara wajah input dengan wajah referensi yang terbagi menjadi dua jenis. Yaitu 1:1 (one-to- one), perbandingan 1 image input dengan 1 image reference dan 1:N (one-to-many), perbandingan 1 image input dengan beragam image dari tiap sisi.