TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa teknologi Microsoft telah menemukan jenis malware baru yang menginfeksi komputer dan memaksa mereka untuk menambang Bitcoin. "Malware itu dijuluki Dexphot," ujar peneliti keamanan untuk Microsoft, seperti dikutip Daily Mail, baru-baru ini.
Dexphot telah menginfeksi komputer sejak setidaknya Oktober 2018 dan mencapai puncaknya pada Juni 2019 dengan menemukan jalannya ke 80 ribu mesin yang berbeda. Setelah dimuat ke mesin, Dexphot diam-diam menggunakan sebagian dari kekuatan komputasi untuk menambang Bitcoin.
Bitcoin merupakan cryptocurrency yang dihasilkan melalui proses penambangan di mana pengguna komputer menyelesaikan serangkaian perhitungan besar. Perhitungan tersebut, setelah selesai, menghasilkan Bitcoin yang berhasil ditambang.
Jumlah komputer yang terinfeksi terus menurun karena upaya mitigasi dan penanggulangan. Microsoft mengatakan bahwa Dexphot menonjol karena kecanggihan dan keberhasilannya.
Modusnya adalah sejenis penyelubungan yang disebut polimorfisme yang terus-menerus mengubah jejak malware di komputer dan membantu menyelimutinya dari perangkat lunak antivirus yang dirancang untuk mengenali pola. Menurut ZDNet, metode penyelubungan mengubah artefak - tanda kunci dari kode - setiap 20 hingga 30 menit sekali.
Malware juga menggunakan teknik menginstal ulang secara bertahap untuk memastikan bahwa itu tetap di komputer cukup lama dan menambang Bitcoin. Ini salah satu kampanye malware yang tak terhitung jumlahnya yang aktif pada waktu tertentu.
"Tujuannya adalah yang sangat umum dalam lingkaran kejahatan dunia maya, untuk memasang penambang koin yang secara diam-diam mencuri sumber daya komputer dan menghasilkan pendapatan bagi para penyerang," kata Hazel Kim, analis malware untuk Tim Riset Microsoft Defender ATP kepada ZDNet .
Meskipun malware Dexphot dirancang menambang bitcoin, cryptocurrency telah menjadi fitur reguler dalam penipuan lain, terutama penipuan sextortion yang mencoba memeras pengguna menggunakan black mail. Dalam penipuan, pengguna diminta memberikan uang tebusan melalui Bitcoin, yang tidak dapat dilacak, atau scammer akan merilis foto bugil yang diduga milik korban.
DAILY MAIL | ZDNET