Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bola Api yang Jatuh di Gurun Australia Ternyata Bulan Kecil Bumi

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Bola api DN160822_03 terlihat terbang di atas langit Australia pada tahun 2016, telah dikonfirmasi sebagai minimoon (bulan kecil) pada 2019. Kredit: Curtin University
Bola api DN160822_03 terlihat terbang di atas langit Australia pada tahun 2016, telah dikonfirmasi sebagai minimoon (bulan kecil) pada 2019. Kredit: Curtin University
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bola api yang terlihat terbakar di langit Australia ternyata adalah bulan kecil yang kehilangan tempatnya di orbit, kata para ilmuwan, sebagaimana dikutip Daily Mail, 3 Desember 2019.

Dikenal sebagai minimoon, benda-benda ini dianggap sebagai batuan luar angkasa yang telah ditangkap oleh gravitasi bumi, tetapi hanya untuk waktu yang singkat.

Bola api itu pertama kali ditemukan oleh Desert Fireball Network Australia pada Agustus 2016 dan pada saat itu para astronom mengiranya adalah meteor normal.

Para peneliti yang mempelajari lintasannya mengatakan bola api, yang disebut DN160822_03, itu sebenarnya mengelilingi Bumi sebelum kehilangan orbit, sehingga membuatnya menjadi minimoon.

Hanya satu minimoon lain yang pernah diamati dengan teleskop dan mengorbit Bumi selama 11 bulan sebelum terbang ke luar angkasa.

Pada tahun 2006, Catalina Sky Survey dari Universitas Arizona menemukan sebuah minimoon seukuran mobil. Dikenal sebagai RH120 2006, ia mengorbit Bumi kurang dari satu tahun setelah penemuannya, kemudian melanjutkan lagi mengorbit Matahari.

Bulan kita berdiameter 2.000 mil dan telah mengorbit Bumi selama empat miliar tahun. Sebaliknya, sebuah minimoon dianggap seukuran beberapa meter dan hanya mengorbit planet ini kurang dari setahun sebelum melanjutkan kehidupannya sebagai asteroid atau jatuh ke Bumi sebagai bola api meteor.

Para peneliti dari Curtin University di Australia mengatakan benda-benda ini adalah sub-populasi yang sangat penting dari benda-benda dekat Bumi.

Mereka mengatakan itu penting untuk dipelajari karena dekat dengan Bumi, jadi target termudah untuk misi pengembalian sampel, pengalihan, atau penambangan asteroid di masa depan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini adalah bola api yang sangat lambat yang memiliki kecepatan awal sekitar 6,8 mil per detik," kata para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Astronomical Journal.

"Itu terdeteksi oleh enam dari observatorium bola api digital resolusi tinggi yang terletak di wilayah Australia Selatan dari Desert Fireball Network," ujar peneliti.

NASA mengatakan bahwa pada waktu tertentu harus ada setidaknya satu asteroid dengan diameter setidaknya tiga kaki yang mengorbit Bumi serta banyak benda yang lebih kecil.

Penampakan bola api minimoon sangat langka. Ini baru kedua kalinya terlihat, yang pertama dilihat oleh kamera di Eropa pada 2014. Sementara minimoon telah terlihat di tempat lain di tata surya. Jupiter sangat baik dalam menarik mereka karena tarikan gravitasinya yang lebih besar.

Para peneliti mengatakan mereka berharap lebih banyak bola api meteor akan dikonfirmasikan sebagai minimoon dalam beberapa tahun mendatang seiring meningkatnya minat terhadap topik tersebut.

Mereka juga mengatakan bahwa teknik observasi yang ditingkatkan akan membuatnya lebih mudah untuk menemukan perbedaan antara meteor normal dan yang sudah ada di orbit. Temuan penelitian ini diterbitkan dalam Astronomical Journal.

DAILY MAIL | SCIENCE ALERT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

3 hari lalu

Ilustrasi Selamatkan Dunia dari Sampah Plastik. shutterstock.com
8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.


Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

18 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.


Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

18 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

21 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

28 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.


Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

35 hari lalu

Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.
Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

Umat Islam yang tinggal di negara-negara belahan bumi bagian utara harus berpuasa relatif lebih lama daripada bumi bagian selatan.


Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

38 hari lalu

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.


SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

39 hari lalu

Pesawat ruang angkasa SpaceVIP yang akan membawa enam penumpang makan di atmosfer Bumi (Instagram/@restaurantalchemist)
SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

Bukan hanya perjalanan ke ruang angkasa yang spesial, makanan yang disajikan pun istimewa hasil kolaborasi dengan chef restoran Bintang Michelin.


Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

46 hari lalu

Ilustrasi Hilal. Robertus Pudyanto/Getty Images
Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

Pemerintah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.


Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

59 hari lalu

Pesawat ruang angkasa Odysseus milik Intuitive Machines melewati sisi dekat Bulan setelah masuk orbit bulan pada 21 Februari 2024, dalam gambar selebaran yang dirilis 22 Februari 2024. Intuitive Machines/Handout via REUTERS
Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

Pesawat ruang angkasa besutan Intuitive Machines berhasil mendarat di bulan. Misi yang menentukan kelancaran penerbangan ke bulan di masa depan.