Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hantavirus di Antara 9 Virus Paling Mematikan, Pernah Dengar?

Reporter

image-gnews
ilustrasi sakit (pixabay.com)
ilustrasi sakit (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Situs Livescience memasukkan Hantavirus dalam daftar sembilan virus paling mematikan di muka Bumi ini. Situs ini menyatakan pengelompokan berdasarkan tingkat kematian pasiennya yang terinfeksi, jumlah mereka yang telah meninggal karenanya, dan apakah virus-virus itu masih berkembang mengancam.

Di antara daftar sembilan virus itu disebutkan virus Marburg, Ebola, Cacar, Rabies, HIV, Influenza, Dengue, dan Rotavirus. Beberapa sudah ditemukan vaksin ataupun obatnya. Beberapa juga memiliki kesamaan, melompat dari hewan meski tak semuanya menular antar manusia. Contoh untuk yang terakhir itu adalah Hantavirus.

Hantavirus pulmonary syndrome (HPS) pertama kali mendapat perhatian luas di Amerika pada 1993. Saat itu seorang pemuda Navajo, penduduk asli Amerika, dan tunangannya yang hidup satu atap meninggal hanya dalam hitungan hari setelah mengidap sesak napas.

Beberapa bulan kemudian, petugas kesehatan setempat mengisolasi hantavirus dari seekor tikus rusa (Peromyscus maniculatus), jenis tikus endemik Amerika Utara, di lingkungan tempat tinggal yang sama. Kini, menurut data Pusat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit AS, lebih dari 600 orang di Amerika diketahui mengidap HPS, dan 36 persen di antaranya meninggal karena penyakit itu. Sejauh ini diketahui kalau virus tak menular antar manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut makalah ilmiah yang dimuat jurnal Clinical Microbiology Reviews pada 2010, hantavirus yang berbeda pernah mewabah saat Perang Korea di awal 1950-an. Saat itu sebanyak lebih dari 3.000 serdadu terinfeksi dan 12 persen yang meninggal.

Saat pertama kali ditemukan, dunia medis modern menganggap hantavirus sebagai jenis penyakit yang baru. Namun para peneliti kemudian menemukan kalau tradisi pengobatan suku bangsa Navajo telah lama mengenal jenis penyakit itu dan telah mengaitkannya dengan tikus.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

17 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

18 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

18 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

22 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

24 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

25 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

26 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

26 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Jumlah Penderita Flu Singapura Capai 5.461 Orang, Menkes Imbau Masyarakat Jaga Daya Tahan Tubuh

27 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Jumlah Penderita Flu Singapura Capai 5.461 Orang, Menkes Imbau Masyarakat Jaga Daya Tahan Tubuh

Menkes mengingatkan masyarakat agar menjaga daya tahan tubuh.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

29 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.