TEMPO.CO, Jakarta - Dua pria di Georgia, Amerika Serikat, dirawat di rumah sakit setelah meminum cairan kimia disinfektan untuk kebutuhan rumah tangga. Kedua identitas pria korban informasi sesat pencegahan penyakit virus corona 2019 itu belum diumumkan, tapi masing-masing diketahui berusia sekitar 50 dan 30 tahun.
Direktur Georgia Poison Control Center, Gaylord Lopez, membenarkan adanya dua pasien yang dirawat setelah menelan disinfektan itu. “Keduanya memiliki masalah kesehatan mental, mereka menelan (disinfektan) untuk mencegah COVID-19,” ujar dia, seperti dikutip dari Fox News, Kamis 30 April 2020.
Lopez menyebutkan, pasien pertama, berusia 50-an tahun, masuk rumah sakit itu pada Sabtu setelah minum setidaknya 16 ons cairan pemutih. Pasien kedua, datang keesokan harinya setelah minum campuran disinfektan merek Pine-Sol dengan obat kumur, bir, dan obat pereda nyeri.
Kedua pria itu sempat dipindahkan ke bangsal psikiatrik rumah sakit untuk observasi sebelum dipulangkan. “Diharapkan mereka baik-baik saja,” kata Lopez.
Sebelumnya, pada Kamis, 23 April, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu kontroversi karena melihat peluang disinfektan dan sinar matahari sebagai obat COVID-19. Amerika adalah negara penyumbang kasus terbesar dari penyakit yang sedang menjadi pandemi tersebut.
Pada Maret dan April—baik sebelum dan sesudah pernyataan Trump itu—Pusat Pengendalian Racun Georgia menerima 116 panggilan darurat tentang penyalahgunaan aneka cairan disinfektan di rumah tangga. Angka tersebut meningkat, karena tahun lalu hanya ada 49 panggilan yang diterima.
Menurut Lopez, sebagian besar panggilan telepon tidak melibatkan orang yang menelan atau menyuntikkan bahan kimia, tapi terjadi ketika orang bermain ‘ahli kimia gila’ di rumah. Mereka, dia berujar, mencampurkan berbagai bahan sebelum secara tidak sengaja menghirup asap lalu berujung membutuhkan perawatan medis.
"Ketika Anda mencampur pemutih dengan jenis bahan kimia tertentu, Anda menghasilkan reaksi yang dapat menyebabkan pelepasan gas beracun,” kata Lopez, sambil menambahkan, “jika Anda menghirup cukup banyak, dapat menyebabkan pneumonia kimia.”
Sedang menyuntikkannya ke dalam tubuh seperti pernah dikutip dari pernyataan Trump, bisa menyebabkan gagal organ, anemia, henti jantung, bahkan meninggal. "Ini nasihat yang ceroboh. Ini berbahaya," kata Craig Spencer, direktur kesehatan global dalam pengobatan darurat di New York-Presbyterian kepada Live Science.
Trump belakangan berdalih hanya bersikap sarkastik untuk anjurannya itu dan Gedung Putih menyalahkan media massa setempat untuk kehebohan yang terjadi soal disinfektan.
FOX NEWS | CONSTITUTION JOURNAL