TEMPO.CO, Jakarta - Penyedia aplikasi konferensi video, Zoom, mengungkapkan menerima permintaan dari pemerintah Cina untuk menghentikan empat zoom meeting pada 4 Juni lalu. Pertemuan tersebut membahas yang sama: peringatan 31 tahun tragedi penumpasan aktivis prodemokrasi di lapangan Tiananmen.
"Pemerintah Cina memberi tahu kami bahwa kegiatan itu ilegal di Cina dan meminta agar Zoom menghentikan rapat dan akun pengguna yang menggelar pertemuan," kata Zoom, Kamis 11 Juni 2020.
Pernyataan perusahaan tersebut datang menyusul penutupan sementara tiga akun Zoom usai acara konferensi video masing-masing. Mereka terdiri dari satu yang berbasis di Hong Kong dan dua di Amerika Serikat.
Zoom memutuskan untuk mengakhiri tiga pertemuan dan untuk sementara menangguhkan akun penyelenggara pertemuan. Zoom hanya menangguhkannya karena saat ini tidak dapat menghapus peserta tertentu atau memblokir peserta dari negara tertentu untuk bergabung dalam rapat.
Zoom menjelaskan tidak mengakhiri satu dari empat pertemuan sesuai yang diminta pemerintahan Beijing karena menganggapnya "tidak mengganggu". Satu pertemuan itu tidak melibatkan peserta atau akun dari Cina daratan. Saat ini, Zoom dilaporkan telah mengembalikan tiga akun lain yang pada awalnya ditangguhkan atau dihentikan.
Dikutip dari Reuters, Zoom menyatakan tidak memberikan informasi pengguna ataupun konten pertemuan apapun kepada pemerintah Cina. Karenanya, mereka tidak meluluskan permintaan lebih lanjut yang mempengaruhi pengguna di luar negara tersebut.
Sumber: Reuters