Dimuat di jurnal The Lancet, Sputnik V disebut tidak menyebabkan efek samping dan sebaliknya, memicu respons kekebalan tubuh pada 76 relawan. Tapi pertanyaan tetap datang dari sebagian kalangan ilmuwan karena apa yang mereka sebut data yang seragam di antara pasien.
Pernyataan Mikhail sendiri disampaikan setelah tercapai kesepakatan uji klinis dan distribusi Sputnik V di India--sekalipun itu belum diapruv oleh Drugs Controller General of India (DCGI). Russian Direct Investment Fund (RDIF) mengatakan akan menyuplai 100 juta dosis vaksin setelah regulasi persetujuan dibuat di India.
Adapun pejabat pemerintahan India mengatakan persetujuan akan diberikan hanya setelah melalui kajian. Balram Bhargava, Direktur Jenderal Indian Council of Medical Research (ICMR), juga telah mengatakan bahwa komite pemetintah tingkat tinggi sedang mempelajari data-data dari uji klinis di Rusia.
RDIF kembali menyatakan pada Rabu lalu kalau vaksin Sputnik V aman. Vaksin itu disebutkannya berbasis viral vector dengan platform adenovirus yang sudah banyak dipelajari para peneliti dunia.
"Pengiriman bisa dimulai akhir 2020 segera setelah penyelesaian uji coba dan registrasi vaksin itu oleh otoritas di India," bunyi pernyataannya.
Baca juga:
Pasca Investigasi Relawan Sakit, AstraZeneca Diizinkan Lanjutkan Uji Klinis Vaksin Covid-19
Hingga artikel ini dibuat, India memang sangat berharap keberadaan vaksin untuk bisa menghentikan laju penambahan kasus infeksi baru virus corona Covid-19. Saat ini India telah melaporkan lebih dari lima juta kasus (nomor dua terbanyak di dunia) dengan korban meninggal 82 ribu orang (nomor tiga di dunia).
HINDUSTAN TIMES | TIMES OF INDIA | JOHNS HOPKINS UNIVERSITY