TEMPO.CO, Jakarta - Counterpoint Research mengeluarkan laporan tentang harga jual rata-rata (ASP) smartphone di setiap pasar utama, seperti di Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah dan Afrika, Asia-Pasifik, serta Cina. Berdasarkan laporan tersebut, ASP masing-masing pasar mengalami peningkatan di setiap pasar hingga 10 persen, kecuali Amerika Latin.
Kenaikan ASP tertinggi tercatat di Cina, di mana rata-rata harga jual smartphone saat ini adalah US$ 310 (setara Rp 4,6 juta). Sementara itu, Amerika Utara mengalami peningkatan 7 persen dari ASP per tahun dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu menjadi US$ 471 (setara Rp 7 juta), tertinggi dari yang lain.
Kenaikan harga ini disebabkan fakta bahwa meskipun penjualan smartphone global merosot di seluruh dunia, smartphone dengan harga premium masih laris manis, hanya mengalami penurunan 8 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara pasar ponsel pintar global secara keseluruhan mengalami penurunan 23 persen dibandingkan tahun lalu.
Dikutip GSM Arena, 26 September 2020, pengenalan smartphone 5G juga dikaitkan dengan ketahanan segmen premium. Selama kuartal kedua 2020, 10 persen dari pengiriman smartphone global adalah perangkat yang dilengkapi 5G, yang menyumbang 20 persen dari pendapatan keseluruhan.
Sedang 72 persen dari pengiriman ponsel cerdas di Cina dikaitkan dengan 72 persen pendapatan untuk kuartal tersebut merupakan dorongan besar dari Huawei.
Sementara negara-negara lain menderita dampak Covid-19, Cina sudah pulih yang mengakibatkan pasar menyumbang 34 persen dari pendapatan ponsel pintar global pada kuartal tersebut, tertinggi dari kuartal mana pun sejak 2016.
Merek lain, Apple, menyumbang mayoritas penjualan smartphone di kuartal dua dengan pendapatan pasar 34 persen. Sementara itu, Huawei berada di urutan kedua dengan pendapatan 20 persen dan Samsung di posisi ketiga dengan 17 persen pendapatan smartphone global untuk kuartal yang sama.
Ini adalah pertama kalinya Huawei (termasuk Honor) melampaui Samsung dalam hal pengiriman dan pendapatan. Ini terlepas dari dampak parah larangan Amerika terhadap Huawei di pasar di luar Cina. Merek asal Cina lainnya seperti Vivo dan OPPO masing-masing menyumbang 7 persen dan 6 persen dari pendapatan.
GSMARENA | COUNTERPOINT