TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Operasional Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Stephanus Dony, mengatakan tingkat kesembuhan pasien di rumah sakit itu mencapai 75,1 persen. Angka itu sedikit lebih tinggi daripada angka nasional sebesar 72,3 persen, tapi lebih rendah dari data pasien sembuh global yang sebesar 96 persen menurut hitungan worldometers.
Dony menjelaskan, pasien sembuh sangat dipengaruhi oleh pola terapi yang diberikan dan hasil tes dari laboratorium bisa cepat didapatkan atau tidak. Sedang di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, yang saat ini merawat 2.370 pasien, hanya ada dua alat tes reaksi rantai polimerase (PCR).
Menurut Dony, alat PCR butuh lima jam untuk bisa memberikan hasil pemeriksaan setiap spesimen atau sampel pasien. Bahkan, dokter yang juga anggota TNI berpangkat kolonel ini mengakui kalau beberapa tes memerlukan waktu yang lebih lama daripada itu.
"Pemulangan pasien juga memerlukan prosedur, misalnya harus melengkapi surat-surat yang diperlukan, sehingga meskipun sudah dinyatakan sembuh tetap memerlukan waktu untuk bisa dipulangkan," katanya dalam acara bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dari Gedung Graha BNPB, Jakarta, Kamis 1 Oktober 2020.
Secara kumulatif, kata Dony, pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran mencapai 13 ribu lebih dan yang sudah sembuh dan dipulangkan lebih dari 10 ribu. Mereka terdiri dari pasien tanpa gejala (OTG) untuk melakukan isolasi dan pasien dengan gejala infeksi yang ringan dan sedang.
Berdasarkan data seminggu terakhir, mulai ada penurunan jumlah pasien yang dirawat, meskipun menurut Dony masih belum signifikan. "Pasien yang datang dengan gejala ringan dan sedang tetap lebih banyak dibandingkan yang sembuh dan dipulangkan," jelasnya.
Terpisah, juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah akan menggunakan alat tes cepat Covid-19 berbasis antigen sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, rekomendasi sudah diberikan untuk alat tes deteksi antigen yang kualitasnya baik.
Tes Covid-19 dengan cara deteksi antigen lebih cepat yaitu 15-30 menit. Selain juga lebih mudah, lebih murah, dan dapat digunakan untuk pemeriksaan di sekolah, universitas dan tempat kerja. WHO juga berencana membagian 120 juta alat rapid test ini untuk negara-negara berpendapatan menengah ke bawah.
Baca juga:
Hasil Uji Klinis, Vaksin Covid-19 Sinovac Bisa Tak Disetujui WHO jika ...
"Kami telah memohon untuk bisa dapat dipertimbangkan mendapatkan bantuan dari WHO untuk tes cepat ini agar bisa mendeteksi lebih cepat dari kasus atau masyarakat yang menderita Covid-19," kata Wiku.