Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi India Ungkap Donor Plasma Kurang Efektif Obati Covid-19

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Sebuah mesin apheresis memisahkan dan mengumpulkan plasma dari seluruh darah dari pasien Covid-19 yang telah pulih di Central Seattle Donor Center of Bloodworks Northwest, Washington, AS, Jumat 17 April 2020. ANTARA FOTO/Reuters-Lindsey Wasson/hp.
Sebuah mesin apheresis memisahkan dan mengumpulkan plasma dari seluruh darah dari pasien Covid-19 yang telah pulih di Central Seattle Donor Center of Bloodworks Northwest, Washington, AS, Jumat 17 April 2020. ANTARA FOTO/Reuters-Lindsey Wasson/hp.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa pasien Covid-19 yang menerima plasma dari pasien yang pulih dari corona tidaklah menurunkan angka risiko kematian akibat penyakit tersebut.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di India dan dipublikasikan di "BMJ" itu meneliti 464 orang dengan Covid-19 sedang, artinya mereka adalah pasien dengan kadar saturasi oksigen 93 persen atau lebih rendah saat bernapas di dalam ruangan, kriteria jika seseorang yang terinfeksi SARS-CoV-2 harus dirawat di rumah sakit, karena itu saat di mana virus bisa menimbulkan penyakit.

Aparna Mukherjee, seorang ilmuwan epidemiologi dan penyakit menular di Dewan Riset Medis India, mencatat bahwa pasien dalam studinya kemungkinan akan dianggap sakit parah di negara lain, karena definisi penyakit sangat bervariasi di seluruh dunia.

Begitu sampai di rumah sakit, beberapa pasien dalam penelitian ini menerima dua dosis plasma penyembuhan dari mereka yang telah sembuh dari penyakit dan menyumbangkan darah kaya sel kekebalan mereka.

Dibandingkan dengan mereka yang dirawat dengan perawatan standar, pasien yang diberi plasa rupanya memiliki rerata kematian setelah 28 hari.

"Studi ini memiliki ukuran sampel yang besar dan menunjukkan bahwa ketika plasma diinfuskan pada pasien dengan Covid-19 sedang (serupa dengan yang parah di negara lain), itu tidak mengurangi kematian atau perkembangan menjadi Covid-19 yang lebih kritis," kata Aparna Mukherjee dikutip dari Time pada Senin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil studi ini menambah perdebatan berkelanjutan tentang seberapa berguna plasma penyembuhan kemungkinan bisa jadi pengobatan untuk Covid-19.

Plasma konvalesen adalah salah satu terapi tertua yang digunakan dokter dalam mengobati penyakit menular, berdasarkan gagasan bahwa orang yang terinfeksi dan pulih secara alami akan memiliki persediaan sel kekebalan yang tepat yang diperlukan untuk melawan virus atau bakteri tersebut.

Tetapi karena sistem kekebalan manusia sangat bervariasi, volume sel yang melawan penyakit juga tidak dapat diprediksi, dan dapat berkisar dari tingkat yang hampir tidak memadai hingga sumber sel kekebalan yang sangat kaya.

Variabilitas tersebut menyebabkan hasil yang bertentangan pada keefektifan terapi plasma, termasuk dalam penelitian ini, yang menggunakan plasma donor dari orang yang sakit selama rata-rata enam hari dengan apa yang penulis gambarkan sebagai penyakit ringan.

ANTARA

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekonomi Cina Terpuruk, Asian Games 2023 Cuma Menghabiskan Uang

5 hari lalu

Seorang wanita berpose di depan patung tiga maskot Asian Games ke-19 Hangzhou 2022, dekat Desa Asian Games Hangzhou, di provinsi Zhejiang, Tiongkok 20 September 2023. REUTERS/Tingshu Wang
Ekonomi Cina Terpuruk, Asian Games 2023 Cuma Menghabiskan Uang

Antusiasme menyambut Asian Games 2023 masih kurang, banyak yang beranggapan stadion baru dan fasilitas mewah lain cermin prioritas yang salah.


6 Cara Penanganan Sakit Pneumonia di Rumah

7 hari lalu

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
6 Cara Penanganan Sakit Pneumonia di Rumah

Tidak bisa dianggap ringan, pneumonia menjadi infeksi paru-paru yang dapat mengalami komplikasi penyakit lainnya. Begini penanganannya di rumah.


WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

8 hari lalu

Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung mendaftarkan informasi untuk seorang pasien di pintu masuk klinik demam Rumah Sakit Pusat Wuhan, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, 31 Desember 2022.  Surat kabar resmi Partai Komunis, People's Daily, menerbitkan artikel mengutip beberapa pakar Cina yang mengatakan penyakit yang disebabkan oleh virus itu relatif ringan bagi kebanyakan orang pada hari Selasa. REUTERS/Tingshu Wang
WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

Cina diminta oleh WHO membuka akses seluas-luasnya untuk menyelidiki keberadaan virus Corona.


Kejar Pendapatan, Heru Budi Mau Cabut Pergub Keringanan Retribusi Daerah

11 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melakukan kunjungan kerja di Rumah Pangan UMKM Masyarakat Pesisir, Jl. Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional No. 1 RT 6/RW 11, Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis, 14 September 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Kejar Pendapatan, Heru Budi Mau Cabut Pergub Keringanan Retribusi Daerah

Heru Budi menyebutkan sejumlah langkah yang akan dilakukan untuk menggenjot pendapatan DKI Jakarta,


Waspadai Gejala Covid-19 Varian Pirola, Jangan Anggap Flu Biasa

14 hari lalu

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Waspadai Gejala Covid-19 Varian Pirola, Jangan Anggap Flu Biasa

Covid-19 varian Pirola telah menyerang banyak orang dan pakar meminta mewaspadai gejalanya karena mirip flu sehingga perlu dipastikan dengan tes.


Hadapi Covid-19 Varian Pirola, Kemenkes Belum Wajibkan Pakai Masker

14 hari lalu

Ilustrasi wanita menggunakan masker dua lapis. Shutterstock
Hadapi Covid-19 Varian Pirola, Kemenkes Belum Wajibkan Pakai Masker

Kemenkes belum membuka opsi kembali wajib memakai masker di ruang publik menyusul munculnya COVID-19 varian Pirola di sejumlah negara.


Biaya Pengobatan Pasien Covid-19 Beralih ke BPJS Kesehatan per 1 September 2023, Apa Artinya?

14 hari lalu

Ilustrasi BPJS Kesehatan. Dok.TEMPO/Aditia Noviansyah
Biaya Pengobatan Pasien Covid-19 Beralih ke BPJS Kesehatan per 1 September 2023, Apa Artinya?

Biaya pengobatan pasien Covid-19 per 1 September 2023 tak lagi ditanggung oleh pemerintah dan beralih ke BPJS Kesehatan. Apa maksudnya?


Presiden Spanyol Terserang Covid-19, Tak Hadiri KTT G20 di India

18 hari lalu

Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel menghadiri pertemuan darurat para pemimpin global setelah terjadinya ledakan rudal Rusia di Polandia, di Bali, 16 November 2022. REUTERS/Kevin Lamarque
Presiden Spanyol Terserang Covid-19, Tak Hadiri KTT G20 di India

Presiden Spanyol dipastikan tak akan hadir di KTT G20 di India karena sedang terserang Covid-19.


Moderna, Pfizer Klaim Vaksin Terbarunya Mampu Menangkal Varian Baru Covid-19

19 hari lalu

Ilustrasi vaksin Moderna . REUTERS/Dado Ruvic
Moderna, Pfizer Klaim Vaksin Terbarunya Mampu Menangkal Varian Baru Covid-19

Menurut pejabat WHO, varian terbaru Covid-19 kini telah terdeteksi di Swiss dan Afrika Selatan serta Israel, Denmark, AS, dan Inggris.


Ibu Negara AS Jill Biden Positif COVID-19, Presiden Joe Biden Terus Dipantau

21 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden berpartisipasi dalam upacara pemberkatan dengan para tetua Lahaina di Moku'ula, selama kunjungan ke kota Lahaina yang dilanda kebakaran di pulau Maui di Hawaii, AS, 21 Agustus 2023. REUTERS /Kevin Lamarque
Ibu Negara AS Jill Biden Positif COVID-19, Presiden Joe Biden Terus Dipantau

Ibu Negara Amerika Serikat Jill Biden dinyatakan positif COVID-19, direktur komunikasinya mengonfirmasi pada Senin.