Badai siklon tropis yang terjadi selama Oktober TC Chan-hom (2 Oktober), TS Linfa (9 Oktpber), TS Nangka (11 Oktober), Depresi Tropis Ofel (13 Oktober), TC Saudel (16 Oktober), Depresi Tropis 20 W (19 Oktober), TC Molave (23 Oktober), TC Goni (27 Oktober), TS Atsani (28 Oktober).
Sejumlah studi menyebutkan terdapat hubungan antara jumlah siklon tropis di Samudera Pasifik Barat dan Laut Cina Selatan itu dengan fenomena La Nina yang saat ini sedang terjadi. La Nina adalah kondisi penyimpangan atau anomali suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normal.
"Gaya korioli di wilayah Indonesia umumnya bernilai kecil karena dekat dengan garis ekuator, sehingga relatif lebih kecil peluang terjadinya siklon tropis di Indonesia," kata Herizal.
Peneliti LAPAN: Banjir Besar Jakarta Berpotensi Terulang Awal 2021
Selain itu, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang menanggapi berita-berita yang tidak benar terkait badai tropis yang dianggap sama dengan fenomena La Nina. Namun, juga diharapkan tetap waspada dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak La Nina yaitu dengan ancaman banjir, banjir bandang, dan longsor akibat curah hujan ekstrem.
Masyarakat, Herizal berujar, bisa berpartisipasi dengan memperbaiki saluran air, meningkatkan kapasitas tampungan air dan memanen hujan, serta memangkas ranting pohon yang berlebih ataupun rapuh. "Berhati-hati dan memperhatikan tingkat kekuatan papan reklame, jembatan penyeberangan, dan lebih perhatian terhadap perkembangan cuaca yang dinamis dan cepat, serta mengikuti layanan informasi dari BMKG," ujar dia.