TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin dimulai dari Raja Ampat, Papua Barat, di mana terjadi kematian ikan massal di kawasan wisata Playnemo. Dugaannya adalah blooming algae tapi ini butuh penelitian untuk memastikannya.
Berita populer kedua adalah raksasa teknologi Microsoft, Alphabet, Cisco, dan VMware bergabung dengan Facebook dalam gugatan melawan perusahaan spyware NSO Group. Mereka mengajukan amicus brief dengan memperingatkan bahwa perangkat lunak milik perusahaan Israel itu kuat namun berbahaya.
Berita ketiga terkait varian baru virus corona di Inggris. Kelompok ilmuwan dari New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG) menyebutkan bahwa varian baru hasil mutasi itu rentan menyerang anak-anak.
Berikut ini Top 3 Tekno Berita Kemarin, Selasa 22 Desember 2020, selengkapnya.
1. Ikan Mati Massal di Playnemo Raja Ampat, Belum Diketahui Sebabnya
Masyarakat, penyelam dan pemerhati lingkungan di Raja Ampat, Papua Barat, dikejutkan oleh kematian massal ikan-ikan kecil di kawasan wisata Playnemo. Belum diketahui penyebab kematian mendadak tersebut.
Dugaannya adalah blooming algae atau adanya nutrisi berlebih dalam perairan sehingga menyebabkan populasi alga menjadi sangat banyak, sebaliknya bagi ikan yang menjadi keracunan. Tapi, tetap, butuh penelitian untuk memastikannya.
Ikan-ikan kecil mati mengapung di kawasan destinasi wisata Piaynemo Raja Ampat pada 13 Desember 2020. Belum bisa dipastikan penyebabnya sampai Senin 21 Desember 2020.. (Foto dari Masyarakat Raja Ampat)
"Belum pasti dan akan didiskusikan dengan para ahli agar diketahui apa sebenarnya yang menyebabkan kematian ikan-ikan kecil tersebut," kata BHS Tourism and Capacity Building Manager Conservation International Indonesia, Meidiarti Kasmidi, yang dihubungi Senin 21 Desember 2020.
2. Raksasa Teknologi Bergabung dalam Gugatan Melawan Perusahaan Spyware Israel
Raksasa teknologi Microsoft, Alphabet, Cisco, dan VMware bergabung dengan Facebook dalam gugatan melawan perusahaan spyware asal Israel NSO Group. Mereka mengajukan amicus brief (ikut memberikan pendapatnya) di pengadilan federal yang memperingatkan bahwa perangat lunak milik perusahaan Israel itu kuat namun berbahaya.
Sebelumnya, Facebook menggugat NSO Group pada tahun lalu. Gugatan dilayangkan setelah terungkap bahwa program spyware produksi NSO memanfaatkan kelemahan perangkat lunak untuk membajak perangkat target. Perusahaan siber itu diduga telah mengeksploitasi celah dalam kode aplikasi obrolan milik Facebook, WhatsApp, untuk membantu mengawasi lebih dari 1.400 orang di seluruh dunia.
Amnesty International Israel, Selasa, 14 Mei, mengatakan kemungkinan serangan spyware pada Whatsapp. yang bisa 'membahayakan' jutaan pengguna di seluruh dunia termasuk pembela hak asasi manusia. REUTERS
Baca juga:
Google Batasi Iklan Berisi Spyware dan Malware
Laporan singkat yang diajukan Facebook dalam gugatannya itu telah memperingatkan pertumbuhan pasar komersial yang kuat, tidak terkendali, untuk alat pengawasan di dunia maya tersebut. “Ini akan secara dramatis meningkatkan jumlah pemerintah dan perusahaan swasta yang memiliki akses ke sana,” tulis laporan itu.
3. Ahli: Varian Baru Virus Corona di Inggris Rentan Menginfeksi Anak-anak
Kelompok ilmuwan dari New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG) menyebutkan bahwa varian baru virus corona Covid-19 di Inggris rentan pada anak-anak. Virus dengan 17 mutasi di dalamnya itu ditemukan mampu menyebar cepat, menginfeksi anak-anak sama seperti yang terjadi pada orang dewasa.
Ilmuwan telah melacak varian itu, dan mengatakan bahwa virus itu dengan cepat menjadi strain atau galur dominan di selatan Inggris, dan bisa segera melakukan hal yang sama di seluruh negeri. Profesor penyakit menular dari University of Oxford dan Ketua NERVTAG, Peter Horby, menerangkan virus ini memiliki keunggulan penularan dibandingkan varian lain yang ada di Inggris.
Orang-orang mengantre di luar toko Tesco, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), ketika pembatasan baru mulai berlaku, di London, Inggris, 21 Desember 2020. [REUTERS / Hannah McKay]
Baca juga:
Varian Baru Virus Corona Covid-19 di Inggris, Punya 17 Mutasi Sekaligus