TEMPO.CO, Sao Paulo - Tim riset uji klinis Vaksin Sinovac di Brasil mengumumkan pada Kamis, 7 Januari 2021, waktu setempat, bahwa tingkat efikasi vaksin Covid-19 dari Cina tersebut sebesar 78 persen. CoronaVac, nama vaksin itu, juga disebutkan sepenuhnya mampu mencegah kasus infeksi yang parah.
Pengumuman itu disertai desakan agar hasil uji klinis tahap final tersebut dibeberkan lebih detil. Hal ini karena, di antaranya, angka 78 persen itu cukup jauh di bawah angka yang pernah diklaim dari hasil sementara yang mencapai 90 persen. Meskipun angka 78 persen itu juga sudah di atas standar penggunaan darurat yang ditetapkan WHO, yakni 50-60 persen.
Baca juga:
Efektivitas Vaksin Sinovac 50-90 Persen versi Hasil Sementara Uji di Brasil
Seperti dikutip dari Reuters, Direktur Butantan Institute Dimas Covas menjawabnya bahwa hasil yang lebih detil telah dikirim ke otoritas kesehatan di Brasil, Avinsa, untuk permohonan izin penggunaan darurat vaksin tersebut. Butantan adalah pusat biomedis Brasil yang menjadi mitra riset dan produksi Sinovac di negara itu.
Dimas Covas juga mengatakan, data bakal dirilis dalam jurnal ilmiah namun tak mendetailkan kapan. Hanya setelah mendapat tekanan pertanyaan dari wartawan setempat, dia menambahkan bahwa ada 218 kasus Covid-19 yang masih muncul di antara 13 ribu peserta uji klinis.
"Labih dari 160 di antara kasus positif yang muncul itu berasal dari mereka para penerima plasebo (cairan biasa, bukan vaksin, sebagai alat kontrol dalam uji klinis), dan sisanya yang penerima vaksin," katanya.
Di antara peserta uji klinis Vaksin Sinovac di Brasil, menurut Dimas Covas, adalah mereka yang sudah lansia. Dia mengklaim, kasus infeksi Covid-19 parah berhasil dihindari termasuk di antara para lansia itu. "Tidak ada di antara para lansia yang menerima suntikan vaksin yang sakit hingga harus dirawat di rumah sakit."
Cristina Bonorino dari Masyarakat Imunologi Brasil berharap Anvisa benar mendapatkan data yang lebih detail daripada hasil konferensi pers Dimas Covas. "Dan kalau benar apa yang mereka sampaikan, itu adalah hasil yang sangat baik," katanya.
Selain Brasil, Indonesia adalah negara yang sudah bersiap menggunakan Vaksin Sinovac. Keduanya menjadi negara terdampak terburuk pandemi Covid-19, masing-masing, di Amerika Latin dan Asia Tenggara.
Petugas menunjukan contoh vaksin Covid-19 Sinovac dan Bio Farma di pusat produksi, pengemasan, dan distribusi vaksin Covid-19 Bio Farma Bandung, Jawa Barat, 7 Januari 2021. TEMPO/Prima Mulia
Di Indonesia, tim riset uji klinis Vaksin Sinovac dari Universitas Padjadjaran Bandung dijadwalkan menyampaikan laporan hasil vaksinasi selama tiga bulan kepada Bio Farma pada hari ini, 8 Januari 2020. “Itu laporan yang untuk Emergency Use Authorization (EUA),” kata manajer tim riset Unpad Eddy Fadlyana, Selasa, 5 Januari 2021.
Setelah laporan tiga bulanan itu, tim riset Unpad akan menyampaikan laporan akhir pada Maret 2021. Isinya berupa hasil uji vaksin selama kurun enam bulan di Bandung yang melibatkan 1.620 orang relawan.
Baca juga:
Tim Riset Unpad Serahkan Laporan Uji Klinis Vaksin Sinovac 8 Januari
Selain Brasil dan Indonesia, negara-negara seperti Turki, Cile, Singapura, Ukraina dand Thailand juga telah menyetok CoronaVac dan menantikan hasil uji klinis yang sudah dilakukan tersebut. Sekalipun efikasinya nanti kalah dari Moderna maupun Pfizer, vaksin Sinovac memiliki kelebihan untuk distribusinya karena hanya perlu penyimpanan suhu kulkas.