Sedang di usus besar, bisa menyebabkan gangguan mortalitas usus hingga diare kronis. “Bahkan seiring dengan peningkatan asupan alkohol, bisa menyebabkan kanker di saluran cerna,” katanya menambahkan.
Pada liver—organ yang berperan dalam metabolisme, pencernaan, sistem imun, detoksifikasi, sistesis protein dan koagulasi—efek konsumsi alkohol bisa merusak semua fungsi itu. Kemudian, menyebabkan fatty liver, hepatitis, sirosis, sampai kanker hati.
Fatty liver, Murdani menjelaskan, bisa terjadi pada 90-100 persen peminum alkohol, dan parahnya, ini tidak bergejala sekalipun sifatnya reversibel. “Fatty liver ini tandanya ada bercak kuning di hati,” ujar dokter yang sekarang praktik di Rumah Sakit Pondok Indah dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana itu.
Efek selanjutnya dari kecanduan alkohol pada liver adalah hepatitis. Mayoritas tidak memiliki gejala, tapi jika ada, gejalanya adalah demam, jaundice, hati membesar dan nyeri. Sel hati membengkak, degenerasi, dan sifatnya reversibel.
Adapun sirosis pada liver terjadi pada 20-30 persen peminum alkohol. Dari antaranya, lebih dari 80 persen memiliki sel liver mati dan fibrosis atau gangguan pernapasan akibat pembentukan jaringan parut di paru-paru.
Baca juga:
Dampak Alkohol pada Anak, Guru Besar FKUI: Mulai dari Kandungan
Khusus untuk dampak dari alkohol yang satu ini, Murdani menyebut tidak reversibel. "Untuk pengobatannya dengan terapi ganti hati atau biasa disebut transplantasi hati,” katanya.