1. Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca merupakan salah satu bentuk baru vaksin karena berisi DNA Adenovirus yang dimodifikasi dengan menghilangkan gen E1 dan E3, kemudian disisipkan materi genetik protein paku SARS-CoV-2.
2. DNA Adenovirus yang sudah mengandung gen paku SARS-CoV-2 ditransformasi ke bakteri E coli lalu dimurnikan sebelum dimasukkan ke sel mamalia, HEK293.
3.Oxford-AstraZeneca membeli HEK293 dari Thermo Fisher, sebuah bank sel.
4. Sel mamalia HEK293 dilepaskan dari pelat dengan menggunakan enzim tripsin atau protein TrypLET Select untuk mempercepat reaksi biokimia. Oxford-AstraZeneca memperbanyak sel mamalia HEK293 sesuai kebutuhan dengan melepaskan sel pada pelat.
5. Sel kemudian dicuci dengan medium cair di sentrifuga untuk menghilangkan kandungan tripsin dan larutan lainnya. Tujuannya, agar sel tidak rusak dan ditambahkan kembali medium cair sehingga sel berada dalam larutan suspensi untuk selanjutnya dapat digunakan untuk proses lebih lanjut. "Umumnya 1 x 10 sel dalam 1 ml," kata Anita.
6. Proses pencucian, sentrifugal dan penambahan medium DMEM yang merupakan medium basal terdiri atas unsur vitamin, asam amino, garam, glukosa, dan pH indikator. Lalu berlanjut pada proses inkubasi.
7. Semua proses dilakukan berulang sampai memperoleh jumlah sel yang diinginkan.
Baca juga:
Heboh Vaksin AstraZeneca dan Penggumpalan Darah, Ini Kronologisnya
8. Sel diperbanyak lalu ditambah genom Adenovirus (transfeksi) hingga menjadi bibit vaksin Covid-19 ala AstraZeneca dan Oxford.