Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mungkin Tenggelamkan KRI Nanggala-402, Ini Fakta-fakta Gelombang Bawah Laut

Reporter

image-gnews
Keluarga awak KRI Nanggala 402 melakukan Tabur Bunga dari geladag Helly KRI Dr Soeharso-990 di perairan utara pulau Bali, Bali, Jumat, 30 April 2021.
Keluarga awak KRI Nanggala 402 melakukan Tabur Bunga dari geladag Helly KRI Dr Soeharso-990 di perairan utara pulau Bali, Bali, Jumat, 30 April 2021.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muda Muhammad Ali mengungkap faktor alam penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402. Dia menyebut arus bawah laut atau internal waves yang bisa cukup kuat menarik kapal selam itu ke dasar laut dalam.
"Jadi jatuhnya kapal lebih cepat dari umumnya, dan ini yang harus diwaspadai,” kata Ali dalam keterangannya, Selasa 27 April 2021.

Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut, Laksamana Muda Iwan Isnurwanto, menunjuk perairan utara Bali memiliki pergerakan arus yang dimaksud pada hari KRI Nanggala hilang kontak, 21 April lalu. Dia merujuk kepada data satelit Himawari-8 milik Jepang dan Satelit Sentinel milik Eropa.

“Kalau kita terkena internal waves, maka itu adalah kehendak alam," kata dia sambil menambahkan, "Tentunya para prajurit tidak bisa melakukan peran kedaruratan walaupun mereka sudah siap berada di pos tempurnya masing-masing."

Internal waves atau gelombang bawah laut bukanlah fenomena asing bagi para ahli oseanografi seperti Adi Purwandana dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Selat Lombok disebutnya sebagai lokasi di Indonesia yang paling kerap tertangkap citra satelit memiliki gelombang itu.

Selain di Selat Lombok, Adi menuturkan bahwa gelombang bawah laut juga bisa ditemukan di perairan lain di Indonesia. Dia menyebut Laut Sulawesi, Laut Maluku, Selat Ombai di Kepulauan Alor (NTT), dan yang terbaru ditemukannya lewat ekspedisi laut dalam Indonesia Timur 2021, yakni di Selat Lifamatola dan Laut Halmahera.

Adi, peraih gelar doktor lewat disertasinya mengenai internal waves di Laut Sulawesi, menerangkan setiap gelombang bawah laut dibangkitkan oleh adanya sill atau tonjolan di dasar laut, yang memisahkan perairan dalam di kedua sisinya. Di Selat Lombok, dia menjelaskan, Sill Nusa Penida yang membangkitkan gelombang itu dari arus pasang surut yang datang dari Samudera Hindia.

"Kalau gelombang bawah laut di perairan utara Indonesia dibangkitkan dari arus pasang surut yang datang dari Samudera Pasifik," katanya.

Di Selat Lombok, kedalaman laut di lokasi Nusa Penida Sill disebutnya 'hanya' 250-300 meter. Sedang di sisi selatan (Samudera Hindia) dan utaranya jauh lebih dalam. "Layaknya orang berjalan, arus pasang surut dari Samudera Hindia menjadi 'tersandung'.... internal waves lalu merambat ke arah utara," katanya.

Penampakan gelombang bawah laut (internal waves) yang menjalar dari Selat Lombok. Gelombang ini yang disebut TNI AL kemungkinan menyebabkan Kapal Selam NRI Nanggala-402 tenggelam di perairan utara Bali setelah dinyatakan hilang kontak Rabu 21 April 2021. (Sumber: nasa.gov)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut penelitian yang pernah dilakukannya, Adi mengungkap amplitudo ekstrem dari gelombang bawah laut di Selat Lombok bisa setinggi 150-200 meter. Periodenya, atau jarak antar puncaknya, 10-30 menit. Sedang pembangkitannya setiap 12 jam. "Panjang gelombang bawah laut itu hitungan kilometer, beda dengan ombak di permukaan yang hanya meter," katanya menambahkan.

Menurut Adi, ada dua aspek penting perihal ombak-ombak bawah laut itu. Pertama menyangkut aspek ekologi. Dia menyebutkan kalau gelombang ini, ketika pecah di pesisir pulau, akan berdampak bagus untuk pengayaan nutrisi di perairan itu. "Arus dari lapisan bawah laut yang kaya nutrisi itu akan pecah dan melimpah di permukaan sehingga baik bagi ikan-ikan kecil," katanya.

Aspek kedua adalah pengaruhnya untuk navigasi transportasi bawah air seperti kapal selam. Arus vertikal, naik-turun gelombang, seperti yang disebut dua petinggi TNI AL di atas, menurut Adi, bisa mengganggu sonar dan berujung pengukuran antar objek menjadi kurang akurat. "Akurasi pengukuran sonar bisa terganggu dengan deviasi 5-20 meter per detik, bergantung stratifikasi atau pelapisan kepadatan kolom air, karena ada gelombang itu."

Tayangan video badan kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam dalam jumpa pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Kuta, Bali, Ahad, 25 April 2021. Badan kapal selam ditemukan di kedalaman 839 meter dalam keadaan patah terbagi tiga. Johannes P. Christo

Adi mencatat kecepatan arus vertikal pada gelombang bawah laut yang berasal Nusa Penida Sill di Selat Lombok 1,0-1,5 meter per detik. Itu artinya, ketika ada objek dengan kecepatan rendah bergerak di kolom air, kecepatan turun yang drastis akan menciptakan efek turbulensi.

"Menurut saya, selama kapten bisa menguasai kapal selam, yang dirasakan hanya turbulensi itu. Beda lagi, misalnya, kapal sudah lebih dulu black out, bisa terbawa ke dasar laut lebih cepat," katanya tentang KRI Nanggala-402.

Baca juga:
LIPI Temukan Spesies Baru Hewan Laut Dijuluki Marine Scavenger

CATATAN:
Artikel ini telah diubah pada Jumat, 30 April 2021, pukul 21.32 WIB, untuk melengkapi kutipan tentang akurasi pengukuran sonar yang terdampak gelombang bawah laut. Terima kasih.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

12 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.


Amerika Akan Pensiunkan 19 Kapal Perang, Ada yang Baru Dipakai 7 Tahun

19 hari lalu

Kapal perang Amerika, USS Devastator (MCM-6). Wikipedia
Amerika Akan Pensiunkan 19 Kapal Perang, Ada yang Baru Dipakai 7 Tahun

Terungkap dari anggara belanja pertahanan, berikut daftar 19 kapal perang Amerika yang akan dipensiunkan tahun depan beserta alasannya.


Pemahaman ENSO, IOD, dan Hujan Ekstrem di Indonesia Dinilai Masih Sangat Terbatas

21 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos hujan dan banjir di Jalan Majapahit, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Pantura, Jawa Tengah bagian tengah dan selatan masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai kilat sekaligus petir akan terjadi hingga Rabu mendatang dan memperingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Pemahaman ENSO, IOD, dan Hujan Ekstrem di Indonesia Dinilai Masih Sangat Terbatas

Kemungkinan besar hujan ekstrem semakin ekstrem di masa depan termasuk di Indonesia.


Menteri Transportasi Malaysia Ingin Pencarian MH370 Dilanjutkan

53 hari lalu

Anggota keluarga korban berfoto bersama dengan puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang selama acara peringatan tahunan keenam di Putrajaya, Malaysia, 7 Maret 2020. REUTERS/Lim Huey Teng
Menteri Transportasi Malaysia Ingin Pencarian MH370 Dilanjutkan

Sudah 10 tahun pesawat MH370 hilang. Menteri Transportasi Malaysia meyakinkan Pemerintah memiliki itikad melanjutkan pencarian


Potensi Hujan Lebat Hari Ini Lebih Luas, BMKG Sebut Pengaruh dari Australia dan Samudera Hindia

56 hari lalu

Ilustrasi - Logo Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). ANTARA/Darwin Fatir.
Potensi Hujan Lebat Hari Ini Lebih Luas, BMKG Sebut Pengaruh dari Australia dan Samudera Hindia

Dalam peringatan dini cuaca hari ini, BMKG memantau ramai konvergensi di Pulau Jawa.


Pengembangan Sistem Deteksi Tsunami Kian Mendesak, Kepala BMKG Minta Semua Negara Tidak Pelit Ilmu

58 hari lalu

Pelampung (buoy)  air dangkal dapat mendeteksi gerakan kecil dan perubahan dasar laut yang sering merupakan pertanda bahaya alam seperti gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami. Kredit: University of South Florida
Pengembangan Sistem Deteksi Tsunami Kian Mendesak, Kepala BMKG Minta Semua Negara Tidak Pelit Ilmu

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya sharing ilmu dalam pengembangan sistem peringatan dini tsunami, terutama yang non seismik.


Filipina Modernisasi Militer Tahap Ketiga

2 Februari 2024

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Filipina Modernisasi Militer Tahap Ketiga

Fase ketiga modernisasi militer ini meliputi pembelian kapal selam pertama agar bisa mempertahankan kedaulatan maritim Filipina


Peringatan Dini Gelombang Tinggi hingga 4 Meter Hari Ini

10 Januari 2024

Gelombang laut melewati batu pemecah ombak sehingga menghantam daratan pesisir pantai wisata Ujong Blang, Lhokseumawe, Aceh, Kamis 27 Mei 2021. Menurut BMKG, gelombang tinggi akibat pengaruh Gerhana Bulan Total, fenomena Super Blood Moon itu memicu kecepatan 20 knot atau setara 37 kilometer per jam yang mempengaruhi peningkatan ketinggian muka air laut 2,5 hingga 3 meter di wilayah  pesisir Pantai Bagian Timur Aceh, sehinga merusak puluhan pondok wisata dan rumah warga terendam rob. ANTARA FOTO/Rahmad
Peringatan Dini Gelombang Tinggi hingga 4 Meter Hari Ini

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi pada pada hari ini, Rabu 10 Januari 2024.


BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter Hari Ini dan Besok

9 Januari 2024

Sejumlah wisatawan memandang gelombang tinggi di Pantai Salor, Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis 29 Desember 2022. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di Pesisir Utara Pulau Jawa untuk mewaspadai gelombang tinggi laut berkisar 1,25 hingga 2,5 meter pada Kamis 29 hingga 30 Desember. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter Hari Ini dan Besok

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi pada 9 hingga 10 Januari 2024.


Debat Capres 2024: Ganjar dan Anies Baswedan Tanya Soal Alutsista yang Pernah Dibeli Prabowo

8 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Debat Capres 2024: Ganjar dan Anies Baswedan Tanya Soal Alutsista yang Pernah Dibeli Prabowo

Saat debat capres Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan persoalkan pembelian alutsista bekas oleh Prabowo. Berikut daftar alutsista yang dibeli Kemenhan.