Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Data NASA Tunjukkan Perubahan Iklim Mengacak-acak Pola Hujan dan Kekeringan

Reporter

image-gnews
Warga mendorong sepeda motor saat melintasi genangan banjir di kawasan Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Selasa 14 September 2021. Banjir terjadi akibat buruknya saluran drainase di kawasan itu dan tingginya intensitas hujan yang terjadi sejak Senin (13/9) malam. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Warga mendorong sepeda motor saat melintasi genangan banjir di kawasan Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Selasa 14 September 2021. Banjir terjadi akibat buruknya saluran drainase di kawasan itu dan tingginya intensitas hujan yang terjadi sejak Senin (13/9) malam. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPerubahan iklim global adalah fakta yang tidak bisa disangkal lagi. Lembaga antariksa Amerika NASA mencatat sejumlah perubahan yang terjadi di berbagai muka bumi. Perubahan yang akan membawa pada bencana.

Bencana, tercatat semakin sering terjadi di banyak wilayah di dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim memprediksi naiknya suhu global dalam beberapa dekade ke depan disebabkan oleh efek gas rumah kaca. 

Dari keterangan yang didapat dari nasa.gov, suhu rata-rata global meningkat sekitar 1-3 derajat celcius. Kondisi ini akan menguntungkan beberapa wilayah namun juga  merugikan di wilayah lainnya. 

IPCC menuliskan bahwa perubahan suhu global dapat mempengaruhi iklim akan terus berlanjut. Ditegaskan oleh NASA besarnya perubahan iklim mendatang tergantung pada jumlah gas yang memerangkap panas yang dipancarkan secara global, dan seberapa sensitif iklim bumi terhadap emisi tersebut.  

Hal ini didukung oleh suhu bumi akan terus meningkat karena aktivitas manusia. Aktivitas manusia berkontribusi besar dalam menyumbang panas bumi meskipun kenaikannya tidak dirasakan semua negara di dunia.  

Selain kenaikan suhu, perubahan iklim juga akan mengubah pola curah hujan. Bahkan di beberapa tempat kekeringan, gelombang panas, dan badai akan semakin intens. Dalam situs NASA, nasa.gov juga disebutkan air muka laut akan meningkat  dan tanah akan turun. Yang paling parah adalah es di Samudra Arktik akan habis.   

Menanggapi hal ini Margaret Ackerley, wakil presiden senior dan penasihat umum WWF menegaskan bahwa krisis dan kebijakan mengenai iklim menjadi masalah yang sulit untuk dipecahkan.   

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sekarang, apa yang telah lama diprediksi oleh para ilmuwan iklim di mana-mana kekeringan, kebakaran hutan, panas, badai, pencairan, erosi, dan perubahan lainnya ada di sini, di depan kita, dan tidak dapat disangkal,” tulisnya dalam situs milik WWF, worldwildlife.org.   

Meski begitu, menurut Ackerley hal ini bukan tanpa solusi. Riset kenaikan suhu bumi akibat gas rumah kaca dari aktivitas manusia dapat menjadi kunci untuk mengatasi krisi iklim ini. “Itu juga melukiskan gambaran tentang apa yang mungkin terjadi jika emisi dikurangi secara drastis. Ada harapan,” begitu ujar Ackerley.   

Dari pernyataan tersebut ia menegaskan jika manusia di seluruh dunia memperhitungkan dan memperhatikan aktivitas yang dilakukan akan mengubah arah mengenai perubahan iklim. 

TATA FERLIANA

Baca juga: Sri Mulyani: Butuh Rp 3.461 T Untuk Tangani Perubahan Iklim hingga 2030

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

1 hari lalu

Penduduk lokal dan wisatawan saling menembakan pistol air saat merayakan hari raya Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.


Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

2 hari lalu

Penjelajahan Empat Dekade Voyager
Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.


Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

2 hari lalu

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

Tindakan ini guna memastikan kemanan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Mei mendatang.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

4 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

8 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

8 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

8 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

13 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

16 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.


Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

17 hari lalu

Gerhana matahari total terlihat di Dallas, Texas, AS, 8 April 2024. NASA/Keegan Barber
Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.