TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Reini Wirahadikusumah mengatakan atmosfer akademik tidak bisa tercapai dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
“Atmosfer akademik di suatu kampus tidak bisa tergantikan dengan pembelajaran jarak jauh. Kita menyadari ada sesuatu yang hilang ini harus diperjuangkan,” ujar Reini dalam webinar di Jakarta, Kamis, 7 Oktober 2021.
Mahasiswa maupun dosen merasakan kesulitan dalam berdiskusi maupun berdebat selama pembelajaran jarak jauh. Untuk itu pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas perlu diperjuangkan dengan kehati-hatian atau protokol kesehatan yang ketat.
“Pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas harus dilakukan secara ketat sesuai dengan peraturan yang berlaku,” ujar dia.
Jika selama pembelajaran tatap muka terbatas ditemukan kasus Covid-19, kata dia, maka perlu upaya untuk mengerem laju kasus dengan menghentikan sementara pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas.
Sekretaris Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek, Paristiyanti Nurwardani, menyebutkan sebanyak 82,69 persen perguruan tinggi siap melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, sedangkan 17,31 persen sisanya belum siap melakukan pembelajaran tatap muka terbatas.
Sebelum memulai perkuliahan, perguruan tinggi wajib memenuhi daftar periksa. Baru kemudian memulai layanan pembelajaran tatap muka dengan memenuhi protokol kesehatan.
“Pembelajaran tatap muka terbatas dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh untuk memenuhi protokol kesehatan,” ucap Paristiyanti.
Dia menambahkan rektor harus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 daerah dan LLDIkti wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan. Perguruan tinggi wajib melakukan penanganan kasus dan dapat memberhentikan sementara jika ada kasus positif Covid-19.
ANTARA