Saat ini, kapasitas kabel bawah laut bergantung pada jumlah tenaga listrik yang bisa disalurkan dari tepi pantai ke rangkaian repeater yang dipasang di setiap 50 mil di sepanjang kabel tersebut. Sebagai contoh, kabel transatlantik yang dipasang membentang dari Eropa ke AS dengan panjang lebih dari 7.000 kilometer, dan semua repeater tersebut mendapatkan suplai listrik melalui kabel dari pantai. “Hal ini membuat kabel menjadi saluran tenaga yang sangat Panjang,” tulis Facebook.
Untuk mengatasi tantangan itu, para teknisi Facebook menggunakan buoy yang bisa menghantarkan listrik ke repeater dari tengah samudra. Mereka sedang menelusuri berbagai cara yang lebih berkelanjutan untuk melakukannya, diantaranya, dengan memanfaatkan kombinasi converter energi gelombang dan panel surya.
Dengan solusi itu, Facebook mengklaim mampu memajukan inovasi teknologi karena meningkatkan ½ petabyte per detik menjadi 5 petabyte per detik, “yang berarti kapasitasnya 10 kali lipat lebih banyak.”
Dalam hal kabel bawah laut pula, Facebook menyatakan terus berinovasi dan mengevaluasi lokasi dan cara kami memasang kabel. Mereka mencontohkan membuat alat pemodelan prediktif, model Atlantis. Tujuannya, membantu memperkirakan tempat yang diperlukan untuk merutekan kabel bawah laut demi memastikan ketersediaan jaringan ketika terjadi peristiwa tak terduga.
Menurut Facebook, dampak positif dari upaya itu telah dapat dirasakan berkat kemitraan yang dibangun. “Sebagai contoh, kabel Echo dan Bifrost kami mengandalkan mitra konsorsium lokal, seperti Keppel, Telin, dan XL Axiata,” kata raksasa media sosial ini sambil menambahkan, “Bersama-sama, kami berupaya meningkatkan kapasitas keseluruhan transpasifik hingga 70 persen.”
Dalam keterangan yang sama, Cynthia Perrett, Fiber Program Manager Facebook, menyatakan bahwa koneksi internet yang bisa diakses secara luas oleh individu dan pelaku bisnis terbukti membuat ekonomi berkembang. Ini seperti yang diamatinya di Nigeria dan Republik Demokrasi Kongo. Dia mencatat, setiap satu juta penduduk yang tinggal di area yang terhubung ke fiber, terdapat penambahan sebesar 78 ribu orang yang memperoleh pekerjaan.
Itu sebabnya pengembangan teknologi koneksi internet dilakukan Facebook bukan hanya di laut. Seperti dituturkan Dan Rabinovitsj, VP Facebook Connectivity, perusahaan ini mengembangkan teknologi robot bernama Bombyx untuk di darat. Bombyx tepatnya bergerak secara otonom di sepanjang saluran listrik dan membungkus fiber dengan kabel. Dengan begitu Facebook berharap mampu mengurangi secara signifikan biaya pemasangan kabel fiber optik bagi masyarakat.
Robot Bombyx yang dikembangkan Facebook untuk membungkus fiber menyelubungi saluran telepon yang ada, mengatasi rintangan, dan berada di posisi terbalik jika perlu untuk melintasi rutenya. Foto/Facebook
Di udara, Facebook mengembangkan Terragraph. Ini adalah teknologi tanpa kabel yang memancarkan internet berkecepatan gigabit untuk menghubungkan pengguna individu dan pelaku bisnis. "Melalui upaya membangun konektivitas ini, kami telah membantu lebih dari 300 juta orang mendapatkan akses ke internet yang lebih cepat, dan kami terus berupaya untuk memberikan konektivitas berkualitas tinggi dan terjangkau untuk miliaran orang di masa mendatang," kata Dan.