TEMPO.CO, Jakarta - Tim uji klinis booster vaccine Covid-19 menjadwalkan risetnya akan dimulai awal Desember 2021. Ketua tim, Eddy Fadlyana, mengatakan, telah mendapat izin dari Komite Etik. “Sekarang masih menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan,” katanya, Selasa 9 November 2021.
Pendataan relawan uji klinis vaksin yang diharapkan menguatkan antibodi yang sudah ada dalam tubuh pascavaksinasi sebelumnya ini sudah mulai berjalan di dua kota. Pada riset ini, kata Eddy, target relawan total sebanyak 1500 orang.
Baca Juga:
“Di Jakarta 900 orang, Bandung 600 orang,” ujar dokter anak di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung itu. Adapun anggota tim risetnya berjumlah 100 orang.
Pendataan relawan dilakukan fasilitas kesehatan. Di Bandung misalnya, melibatkan Puskesmas Garuda dan Ciumbuleuit, serta Balai Kesehatan Universitas Padjadjaran. Tujuan uji klinis itu, kata Eddy, untuk melihat perlu tidaknya suntikan booster bagi mereka yang sudah dua kali disuntik vaksin Covid-19.
Tim riset akan melihat bagaimana kadar antibodi para relawan yang telah disuntik vaksin dua kali. Eddy mencontohkan, dari hasil uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, kadar antibodinya selama 3 sampai 6 bulan sudah menurun.
“Setelah suntikan (vaksin) kedua seiring waktu akan menurun,” kata manajer tim riset uji klinis vaksin Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran itu.
Rencananya dalam riset uji klinis vaksin untuk booster itu, tim akan menjajal tiga jenis vaksin yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer. Kelompok penerima vaksin, nantinya terbagi lagi yaitu yang mendapat vaksin ukuran dosis penuh 0,5 mililiter dan 0,25 mililiter. “Kalau ternyata setengah dosis sudah sama baiknya, kan nanti pemerintah bisa ngirit vaksin,” ujar Eddy.
Sebelumnya dia mengatakan, tim riset mendapat kepercayaan dari WHO dan Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian booster vaccine ini. Pemerintah ingin mengetahui hasil vaksinasi setelah sebulan suntikan booster diberikan. Sementara WHO lebih panjang lagi waktunya, hingga setengah tahun.
“Kalau yang sudah divaksin diperiksa antibodinya setelah sebulan, nanti yang WHO dipantau sampai 6 bulan,” katanya pada Oktober lalu.
Baca juga:
Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.