Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahli Sebut Antibodi Vaksin Sinovac Tak Cukup Melawan Omicron

image-gnews
Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti University of Hong Kong menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Sinovac Biotech tidak memberikan antibodi yang cukup untuk menetralkan varian Omicron. Hal itu berdasarkan temuan laboratorium awal yang mungkin memiliki konsekuensi luas bagi jutaan orang yang mengandalkannya untuk melindungi dari Covid-19.

Para peneliti telah memeriksa 25 orang yang divaksinasi penuh dengan suntikan salah satu vaksin yang paling banyak digunakan di dunia, yang disebut Coronavac. “Tidak ada yang menunjukkan antibodi yang cukup dalam serum darah mereka untuk menetralkan varian Omicron,” ujar tim peneliti, pada Selasa, 14 Desember 2021.

Dalam kelompok terpisah yang terdiri dari 25 orang yang divaksinasi lengkap dengan suntikan RNA messenger yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech, lima memiliki kemampuan menetralkan varian baru. Itu sejalan dengan temuan yang dirilis minggu lalu oleh perusahaan, yang mengatakan suntikan ketiga akan cukup untuk melindungi dari Omicron. 

Dipimpin oleh Kwok-Yung Yuen, profesor penyakit menular yang sangat dihormati di University of Hong Kong, penelitian terhadap 50 orang telah diterima untuk diterbitkan dalam jurnal medis Clinical Infectious Diseases dan tersedia online sebagai pra-cetak. 

Sementara masih banyak yang belum diketahui tentang bagaimana suntikan Sinovac bereaksi terhadap Omicron—termasuk bagaimana sel T, senjata sistem kekebalan melawan sel yang terinfeksi virus, akan merespons. Temuan ini merupakan pukulan bagi mereka yang telah menerima 2,3 miliar dosis Coronavac yang dikirimkan sebagian besar di Cina dan negara berkembang.

Omicron terlihat setidaknya empat kali lebih menular daripada varian Delta dalam sebuah penelitian di Jepang. Sementara, prospek harus memvaksinasi ulang strain baru akan menghambat upaya dunia untuk keluar dari pandemi. 

Jika Sinovac ditemukan dalam studi yang lebih konklusif tidak efektif terhadap Omicron, Cina, yang berhasil melindungi rakyatnya dari Covid-19, bisa menghadapi ancaman terbesar dari varian baru. Pemerintah memberikan 2,6 miliar suntikan kepada 1,4 miliar orang penduduknya, tapi sekarang menghadapi prospek harus mengembangkan vaksin baru dan meluncurkannya lagi.

Di antara negara-negara lain yang menggunakan Coronavac, gelombang infeksi sebelumnya akan memberikan kekebalan alami dan membantu memastikan ‘tidak ada dampak besar’ dari Omicron, kata Benjamin Cowling, seorang profesor epidemiologi di University of Hong Kong. 

Tetapi populasi di Cina daratan dan Hong Kong tidak pernah mengalami infeksi skala besar sebelumnya, yang membuat mereka rentan. Seorang profesor di University of Hong Kong, Nicholas Thomas, menjelaskan, pihak berwenang Cina telah bekerja keras untuk memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi di seluruh negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Tapi virus yang berubah-ubah berarti bahwa dampak dari upaya tersebut telah berkurang secara signifikan," tutur Thomas, yang juga telah mengedit beberapa buku tentang kebijakan luar negeri dan kesehatan masyarakat.

Menurutnya, tantangan dua kali lipat yang sekarang dihadapi Cina adalah bagaimana memastikan populasi mereka kembali terlindungi dari omicron dan mutasi di masa depan. “Ditambah mengelola arus barang dan orang melintasi perbatasan ketika seluruh dunia bergerak untuk hidup dengan virus," ujar dia.

Negara ini telah mendeteksi dua kasus Omicron sejauh ini pada pelancong yang kembali, dengan salah satunya ditemukan lebih dari dua minggu setelah ia memasuki Cina. Pemerintah Cina telah berjuang sepanjang tahun untuk membasmi infeksi Delta, dan untuk sementara kasus harian tergolong kecil.

Tim peneliti Hong Kong telah mengekspor virus Omicron yang diisolasi ke pemerintah Cina dan produsen vaksin untuk pengembangan vaksin yang menargetkan varian baru. Sinovac mengatakan pekan lalu bahwa mereka sedang mempelajari bagaimana vaksinnya bertahan terhadap Omicron, tapi tidak memberikan batas waktu untuk merilis hasil.

NDTV | REUTERS | CLINICAL INFECTIOUS DISEASES

Baca:
Maria Van Kerkhove WHO: Mengatakan Infeksi Omicron Ringan Saja Sangat Berbahaya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

15 jam lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

20 jam lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

8 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

16 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

22 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Begini Bunyi Sumpah yang Diucapkan Para Saksi dan Ahli dalam Sengketa Pilpres di MK

23 hari lalu

Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri), Arief Hidayat (tengah) menyaksikan saksi ahli dari pihak termohon diambil sumpahnya saat sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) presiden dan wakil presiden di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis, 20 Juni 2019. Sidang tersebut beragendakan mendengarkan keterangan saksi dan ahli dari termohon atau dari pihak KPU. ANTARA/Galih Pradipta
Begini Bunyi Sumpah yang Diucapkan Para Saksi dan Ahli dalam Sengketa Pilpres di MK

Berikut bunyi sumpah yang diucapkan oleh ahli dan saksi dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di MK.


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

30 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

30 hari lalu

Petugas membawa anjing pelacak mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

Faktor utama pemicu longsor adalah curah hujan yang lebat.


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

31 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.