Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kurikulum Gendut, Nadiem: Dampak Kurikulum Dijadikan Penitipan

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Nadiem Makarim bersama guru honorer yang ditumpanginya menginap. Foto: Instagram Nadiem Makarim.
Nadiem Makarim bersama guru honorer yang ditumpanginya menginap. Foto: Instagram Nadiem Makarim.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang dinaungi oleh Nadiem Makarim memaparkan hasil evaluasi terhadap Kurikulum 2013. Kepala Badan Standar Kurikulum, Asesmen, dan Perbukuan , Kementerian Pendidikan Anindito Aditomo mengatakan kurikulum 2013 dinilai menyulitkan guru dalam mencapai tujuan pengembangan karakter anak. “Kompetensi dan materi Kurikulum 2013 menyulitkan guru karena terlalu luas dan banyak,” ujar Anindito dalam rapat kerja Kementerian Pendidikan dengan Komisi bidang Pendidikan, Olahraga, dan Kepariwisataan Dewan Perwakilan Rakyat pada Rabu, 19 Januari 2022.

Selain kompetensi yang terlalu luas sehingga sulit dipahami guru, kurikulum 2013 yang dirumuskan secara nasional ini juga dinilai sulit disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan satuan pendidik yang berbeda-beda di setiap daerah. Satuan jam belajar yang menggunakan satuan per minggu juga tidak memberikan keleluasaan kepada satuan pendidik untuk mengatur pelaksanaan mata pelajaran dan menyusun kalender pendidikan.

Evaluasi lain yakni mata pelajaran informatika yang bersifat pilihan. Padahal, Kementerian Pendidikan menilai kompetensi teknologi merupakan kompetensi yang penting yang perlu dimiliki oleh peserta didik pada abad 21. Selain itu, pengkotakan jurusan di sekolah IPA, IPS, dan Bahasa dinilai kurang memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih selain peminatan tersebut.

Nino sapaan Anindito mengatakan untuk mencapai tujuan pengembangan karakter anak, salah satu poin penting adalah dengan menyederhanakan materi. Dari hasil evaluasi Kementerian Pendidikan selama satu tahun pandemi, hasil belajar literasi dan numerasi anak lebih bagus ketika menggunakan kurikulum darurat.

Kurikulum darurat merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada 2020 saat pandemi Covid-19. “Kurikulum darurat yang disederhanakan dibanding kurikulum 2013 membuat lebih fokus pada materi dan tidak kejar tayang sehingga dapat menutup learning loss ketika pandemi,” kata dia.

Mulai tahun ini hingga 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran, yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan bagian pertama kurikulum prototipe telah diimplementasikan pada kurikulum darurat. Kurikulum prototipe terdiri dari beberapa komponen penyederhanaan dan fleksibilitas, sama seperti kurikulum darurat. “Sudah dilakukan di 36 persen sekolah dan hasilnya recovery atau pemulihan learning loss,” kata Nadiem di DPR pada Rabu, 19 Januari 2022.

Nadiem mengatakan data Kementeriannya menunjukan bahwa materi yang banyak itu bukan hal yang baik. “Ini dampak kalau kurikulum menjadi pusat penitipan dari berbagai macam aspek. Jadi tambah gendut. Tapi, jika semakin kecil materi, semakin dalam dan berkualitas pembelajaran anak,” kata dia.

Baca juga: Pesan Nadiem Ketika Pantau PTM

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Cek Penerima Program Indonesia Pintar secara Online, Hanya Butuh NIK dan NISN

6 jam lalu

Mumaya Kogoya (kiri) dan anaknya Melfin Melelen menunjukkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Gudang Garam, Skanto, Keerom, Papua, Kamis 27 Agustus 2020. Program Indonesia Pintar (PIP) melalui KIP dalam adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak sekolah usia usia 6-21 tahun diresmikan sejak tahun 2014 silam. ANTARA FOTO/Indrayadi TH
Cara Cek Penerima Program Indonesia Pintar secara Online, Hanya Butuh NIK dan NISN

Program Indonesia Pintar dari kemendikbudristek untuk pendidikan keluarga miski. Cara cek penerima PIP melalui online dengan NIK dan NISN.


Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

1 hari lalu

Ilustrasi plagiat
Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

Dalam email permintaan maaf kepada Ilias Alami, dosen ITPLN terkesan seperti menyalahkan mahasiswa.


Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

5 hari lalu

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim pada acara peringatan Hari Guru Nasional 2023 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (25 November 2023). Acara ini dihadiri sekitar 7,500 guru. (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)
Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.


Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

6 hari lalu

Suasana peringatan Hari Kartini oleh Siswa SDN Paseban 03 Paseban, Jakarta, 21 April 2016. Hari Kartini diperingati dengan mengenakan pakaian adat dan berpawai di sekitar sekolah. TEMPO/Subekti.
Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

Viral pakaian adat yang menjadi seragam sekolah untuk pelajar SD, SMP, dan SMA di media sosial X mendapat respons Kemendikbud. Begini penjelasannya.


Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

6 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

Unas membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang diduga melibatkan Kumba Digdowiseiso.


Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

6 hari lalu

Satria Unggul Wicaksana Dosen UM Surabaya. um-surabaya.ac.id
Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

Koordinator KIKA, Satria Unggul, mengatakan bahwa keputusan yang jadi pilihan Kumba Digdowiseiso harus dihormati.


4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

7 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

Soal kasus Kumba Digdowiseiso, begini poin seruan KIKA atas kasus pelanggaran akademik.


KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

7 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

Nadiem diharapkan bisa mengambil tindakan tegas.


Kumba Digdowiseiso Publikasi 160 Jurnal di 2024, KIKA Duga Ada Praktik yang Salah

8 hari lalu

Satria Unggul Wicaksana Dosen UM Surabaya. um-surabaya.ac.id
Kumba Digdowiseiso Publikasi 160 Jurnal di 2024, KIKA Duga Ada Praktik yang Salah

KIKA meragukan gelar guru besar yang disematkan kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (Unas) Kumba Digdowiseiso


Kumba Digdowiseiso, Diduga Catut Nama Dosen hingga Bantahannya

8 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Kumba Digdowiseiso, Diduga Catut Nama Dosen hingga Bantahannya

Sosok Kumba Digdowiseiso menjadi sorotan dunia akademisi tak hanya di Tanah Air, bahkan luar negeri