Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penggabungan Bintang Langka Diduga Ciptakan Bintang Aneh

image-gnews
Ilustrasi dua bintang kerdil putih yang bergabung. (Nicole Reindl (CC BY 4.0))
Ilustrasi dua bintang kerdil putih yang bergabung. (Nicole Reindl (CC BY 4.0))
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para astronom dari Universitas Tübingen, Jerman, menemukan jenis bintang baru yang aneh. Berawal dari PG1654+322 dan PG1528+025, dua buah bintang yang berada di dalam galaksi kita, tetapi mereka berada di suatu tempat antara 10.000 dan 25.000 tahun cahaya dari Bumi.

Jika permukaan bintang normal terdiri dari hidrogen dan helium, maka bintang-bintang yang baru ditemukan ini ditutupi karbon dan oksigen dalam jumlah besar, yang merupakan produk sampingan dari fusi nuklir helium.

Para ahli melaporkan 'kelimpahan yang sangat tinggi' dari karbon dan oksigen - masing-masing menyumbang sekitar 20 persen komposisi permukaan untuk kedua bintang. Bintang yang tertutup karbon dan oksigen sebanyak ini biasanya telah menyelesaikan reaksi fusi nuklir yang berlangsung di intinya.

Namun, suhu dan diameter dari dua bintang yang baru ditemukan menunjukkan bahwa inti helium terus menyatu di dalamnya – sebuah temuan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Diperkirakan bahwa jenis bintang baru ini dibentuk oleh penggabungan dua bintang kerdil putih – sisa-sisa bintang yang sudah lama mati dan panas.

Penelitian yang dilakukan oleh tim astronom, yang dipimpin oleh Profesor Klaus Werner dari Universitas Tübingen, dan diterbitkan dalam makalah baru di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. Penelitian menggunakan teleskop binokular besar di Arizona

"Kami biasanya mengharapkan bintang dengan komposisi kimia permukaan bintang yang ditemukan telah menyelesaikan fusi helium di pusatnya dan berada pada tahap akhir menjadi kerdil putih," kata Profesor Werner. "Bintang-bintang baru ini merupakan tantangan berat bagi pemahaman kami tentang evolusi bintang."

Menurut tim, karbon dan oksigen normal di bintang tua yang menggabungkan helium, tetapi hanya di intinya. Jadi sangat tidak biasa melihat mereka dalam jumlah besar di permukaannya.

Untuk memahami arti penting dari penemuan ini, kita harus memahami proses 'pembakaran helium' yang terjadi di bintang-bintang. 'Pembakaran helium' mengacu pada fusi nuklir helium menjadi karbon dan oksigen. Itu terjadi setelah bintang tua dan telah mengkonsumsi semua hidrogen di intinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk diketahui, siklus hidup khas bintang seperti Matahari kita dimulai dengan fusi nuklir hidrogen menjadi helium. Kemudian, jauh di dalam bintang, reaksi nuklir dimulai yang mengubah helium menjadi karbon dan oksigen.

Bintang 'mati' dalam perjalanan jutaan tahun dan menyusut menjadi 'kerdil putih' – bintang kecil yang sangat padat yang biasanya seukuran planet.

Bintang-bintang yang ditutupi dengan karbon dan oksigen, bukan hidrogen, dianggap karena dimulainya kembali fusi helium secara eksplosif, yang kemudian membawa abu yang terbakar - karbon dan oksigen - ke permukaan.

"Namun, peristiwa ini tidak dapat menjelaskan bintang-bintang yang baru ditemukan ini," kata Profesor Werner. "Mereka memiliki jari-jari yang lebih besar dan melakukan fusi helium secara damai di pusatnya."

Baca:
Banyak Bintang Kecil di Langit, Mana yang Terkecil?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

6 hari lalu

Ilustrasi Selamatkan Dunia dari Sampah Plastik. shutterstock.com
8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.


Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

21 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.


Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

21 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

24 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

30 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.


Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

31 hari lalu

Monyet liar di hutan Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu, 28 Agustus 2019. Di kawasan yang akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia itu masih banyak ditemui monyet-monyet liar. ANTARA
Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

Kalimantan Timur menjadi penerima dana karbon pertama Forest Carbon Partnership Facility di Asia Pasifik.


BBKSDA Jawa Timur Mulai Menghitung Stok Karbon di Kawasan Konservasinya

34 hari lalu

Air terjun Gunung Baung dalam kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Baung terlihat dari Kedai Baung pada Minggu, 1 Oktober 2023. TEMPO/Abdi Purmono
BBKSDA Jawa Timur Mulai Menghitung Stok Karbon di Kawasan Konservasinya

BBKSDA Jawa Timur menargetkan tahun ini bisa mengeluarkan stok karbon dari kawasan konservasinya.


Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

38 hari lalu

Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.
Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

Umat Islam yang tinggal di negara-negara belahan bumi bagian utara harus berpuasa relatif lebih lama daripada bumi bagian selatan.


SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

42 hari lalu

Pesawat ruang angkasa SpaceVIP yang akan membawa enam penumpang makan di atmosfer Bumi (Instagram/@restaurantalchemist)
SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

Bukan hanya perjalanan ke ruang angkasa yang spesial, makanan yang disajikan pun istimewa hasil kolaborasi dengan chef restoran Bintang Michelin.


Atasi Perubahan Iklim, KLHK: Wajib Urus SRN

58 hari lalu

Atasi Perubahan Iklim, KLHK: Wajib Urus SRN

Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berupaya mengatasi perubahan iklim. beberapa cara dilakukan seperti adanya Sistem Registri Nasional (SRN) Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) yang mencatatkan pelaksanaan aksi mitigasi